Sesampainya mereka di bandara, Lyra menunggu kekasihnya, sedangkan Galaksi dan Astra memilih untuk menunggu di mobil.“Mau lanjut ikut Lyra?” tanya Galaksi membuat Astra mengerutkan keningnya.
“Iya, kan tujuan gue nemenin Lyra.”
“Lo lupa?”
Astra terdiam sejenak, “iya gue ingat, ada janji buat kerumah lo.”
“Udah dua hari, gue paham karna waktu itu lo lagi galau.”
Astra membulatkan matanya menatap Galaksi dengan kesal “galau matamu!”
“Yang teriak-teriak di danau sambil nangis itu bukan galau?” ejek Galaksi sengaja membuat Astra kesal.
“Gue gak nangis ya! Gak galau juga!”
“Terus?”
“Cuma melampiaskan!”
Galaksi terkekeh mendengarnya “kenapa bisa lo suka sama Bima?”
“Karna bisa.” jawab Astra.
“Bukan gitu jawabnya, As.”
“Gal udah deh, gak usah bahas itu!”
“Astra, Galaksi! Kenalin cowok gue.” ucap Lyra menggandeng tangan pacarnya.
Pacar Lyra mengulurkan tangannya kepada Astra yang malah di terima oleh Galaksi.
Astra tersenyum “Astra lovania, welcome ya.” ucap Astra lalu melepaskan tangan Galaksi dari tangan pacar Lyra.
“Dafa, makasih.”
Beralih lagi Pacar Lyra mengulurkan tangannya kepada Galaksi yang langsung dijabat oleh Galaksi.
“Galaksi.”
Dafa Pratama Agustian. Cowok keturunan Bandung dan Bali, Dafa menetap di Bali, maka dari itu sangat susah untuk berjumpa dengan Lyra.
“Ayo, kita ke cafe biasa ya, Ra.”
“Em, Ly, kayaknya gue gak ikut nemenin lo lebih lama, gue ada urusan, lo ngerti kan?” ucap Astra berbisik.
Lyra mengangguk “iya iya, makasih yah Astra ku sayang.” ucap Lyra dibalas dengan senyuman oleh Astra.
“Sudah?” tanya Galaksi diangguki Astra.
••••
Butuh satu jam perjalanan akhirnya Galaksi dan Astra sampai di rumah Galaksi.
Astra terdiam melihat rumah Galaksi, ia terlihat ragu melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah Galaksi.
“Kenapa berhenti?” tanya Galaksi menatap Astra.
Astra menggeleng “gakpapa”
Tanpa persetujuan Astra, Galaksi menggenggam tangan Astra membawanya memasuki rumahnya.