Fifth

15.9K 878 95
                                    

Seperti yang Jeno bilang kemarin penataan furniture dan juga barang barang lainnya dilakukan dengan cepat.

Sore hari ini Jeno dan Jaemin berencana langsung pindah ke hunian baru mereka.

Sekarang Jaemin tengah mengemas barang barangnya di bantu Taeyong. Kedua pria cantik itu menata rapi baju dan beberapa barang Jaemin di koper yang lumayan besar.

Saat sedang asik menata, Jeno masuk ke kamar Jaemin.

"Na bawa seperlunya saja" Ucap jeno

"Baik dad, ini Nana sudah selesai berkemas" Jaemin bangkit dari duduknya.

"Jeno, kalau sudah pindah usahakan jangan banyak lembur ya, kasian nana di apartement sendiri, kalau emang mau lembur bawa aja berkasnya ke apartement" nasihat Taeyong yang berdiri di samping Jaemin.

"Tentu saja bu, Jeno akan banyak meluangkan waktu dengan Nana" Jeno menanggapi ucapan Taeyong. Ya walaupun ia tak tau meluangkan waktu yang seperti apa tapi Taeyong tetap mengangguk.

Setelah percakapan singkat itu mereka turun, menghampiri Jaehyun yang sedang berbicara dengan supir yang akan menghantar Jeno dan juga Jaemin.

"Sudah siap?" Jaehyun melipat kedua tangannya bertanya pada jeno.

"Sudah yah"

"Benar sudah tidak ada yang tertinggal?" Tanya Jaehyun lagi.

"Tidak yah" jawab Jeno, lagi pula kalau ada yang tetinggalan ia bisa kembali atau membeli yang baru.

"Baguslah" ucap Jaehyun tersenyum singkat pada Jeno dan menepuk bahu anak keduanya itu.

"Kalau begitu kami pamit ayah, bubu" pamit Jeno, tangannya sigap mengandeng tangan Jaemin.

"Hati hati di jalan nak" Ucap Taeyong yang sudah berdiri di rangkulan sang suami, ia melambai kearah Jeno dan Jaemin yang sudah memasuki mobil.

"Bye nenek, bye kakek" Jaemin mengeluarkan kepalanya melambaikan tangan pada kedua orang tua Jeno.

Suasana dalam mobil terasa sangat hangat. Jeno dan Jaemin terlihat sangat emm... romantis untuk sepasang ayah dan anak.

Jaemin bergelendot manja dilengan kekar Jeno. Ia juga meletakkan kepalanya di bahu kokoh sang daddy.

Mereka mengabaikan supir yang beberapa kali memperhatikan keduanya dari kaca spion tengah.

Supir itu juga tidak terlalu peduli dengan masalah pribadi keluarga inti.

Jeno sesekali mengusap tangan yang memeluk lengannya dengan erat itu, mereka tersenyum satu sama lain. Tak terlalu ambil pusing dengan takdir yang menghantui mereka.

"Sudah sampai tuan" Suara supir mengintruksi mereka.

"Oh terimakasih Pak Shin"

Pak shin mengangguk, ia keluar lebih dulu membukakan pintu untuk Jeno dan Jaemin. Setelahnya menurunkan bawaan sang majikan.

"Sekali lagi terimakasih" ucap Jeno setelah Pak Shin selesai menurunkan bawaannya.

"Baik tuan, saya harus segera kembali, permisi tuan" Pamit Pak Shin dengan sopan.

Dengan masih memeluk lengan Jeno keduanya mulai memasuki lobby gedung apartment. Kedua tas mereka dibawa oleh pelayan yang di sediakan apartement untuk membantu penghuni apartment.

Sekarang keduanya sedang berada di lift, saat memasuki gedung yang pertama terlintas itu otak mereka adalah ternyata apartment ini sangat sepi. Mungkin penghuninya masih sedikit atau mereka sedang berlibur mengingat ini hari sabtu yang biasa dimanfaatkan orang orang untuk berlibur.

Daddy Jen || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang