Hari ini suasana hati Jaemin sedang tidak baik. Pagi tadi saat ia bangun dan mencari Jeno, pria itu ternyata sudah tidak ada di rumah entah pergi kemana. Karena waktu itu masih terlalu pagi untuk pergi ke kantor.
Dan sekarang Hyunjin tengah menggangunya. Membuat Jaemin merasa marah dengan melontarkan banyak gombalan dan juga drama yang Hyunjin lakukan.
"Jaem ayo lah satu kali saja kita jalan berdua ya" Hyunjin sedari tadi memohon pada Jaemin untuk pergi bersama diakhir pekan ini.
"Tidak bisa Hyunjin" tolak Jaemin, ia sudah menolak Hyunjin berkali kali, tapi Hyunjin tetap saja memaksanya.
"Kalau kau menolak ku itu akan sangat menyakiti hatiku Jaem" Hyunjin memegang dada sebelah kirinya seakan akan ia sangat tersakiti. Ya inilah Hwang Hyunjin the king of drama.
Jaemin memutar bola matanya malas. Melihat Hyunjin seperti ini hanya membuat suasana hatinya tambah buruk.
"Jin sekali lagi kau mengatakan itu aku akan memukulmu!" Renjun yang sedari tadi mencoba fokus dengan gambarannya mulai merasa tergangu.
"Galak sekali njun, pantas saja tidak ada yang mau denganmu" Setelah mengatakan seperti itu Hyunjin lari keluar kelas. Takut beneran dipukul Renjun.
"Ya! Hwang Hyunjin!" Renjun yang sudah kepalang emosi melemparkan tempat pensil miliknya.
Kejadian itu ternyata mengundang gelak tawa si manis. Renjun menatap sinis pada Jaemin dan si manis hanya tersenyum seraya mengangkat bahunya acuh.
Ya nampaknya susana hati Jaemin sedikit membaik.
📝
Jeno menatap berkas berkas di hadapanya dengan serius. Sekarang ia tengah berada di salah satu ruang di gedung yang menjadi kantor pusat Jung property.
Tidak, dia belum mulai memimpin perusahaan itu. Hari ini ia memang sengaja berangkat lebih awal karena ia terbiasa melakukan sedikit pengecekan pada tempat kerja barunya.
Rapat dengan pemagang saham dan beberapa rekan bisnis akan diadakan besok ia harus mempersiapkan semuanya dengan matang agar mereka setuju perusahaan itu Jeno ambil alih.
Disela kesibukannya itu Jeno teringat pada sang putra. Tadi pagi ia menghampiri Jaemin ke kamarnya tapi si manis masih terlelap berbalut selimut tebalnya. Jeno tidak tega membangunkannya jadi ia hanya meninggalkan kecupan di kening yang lebih muda sebelum berangkat ke kantor.
Merasa rindu dengan pemuda bersurai coklat, Jeno meraih ponsel yang ia taruh di atas meja kerjanya. Alih alih menelpon si manis ia menekan nomer lain disana.
"Ada apa?!" Tanya seseorang di sebrang sana tanpa basa basi.
"Wets galak sekali" Jeno menanggapi dengan nada jahil.
Seseorang di sebrang sana menarik nafas lalu menghembuskannya mengurangi rasa kesalnya. "Iya ada apa tuan?" tanya seseorang itu lagi diberengi dengan senyum yang dibuat buat, yang tentu saja tidak terlihat oleh Jeno.
"Santai saja hyung, aku hanya ingin menanyakan keadaan Jaemin" Ucap Jeno yang akhirnya menyebutkan maksudnya menelpon.
Orang itu kembali menghembuskan nafas beratnya "Aku masih tak habis pikir kau memindahkan tugasku hanya untuk mengawasi bocah?"
"Yang penting aku membayarmu lebih kan, dan untuk Lucas Hyung tenang saja aku juga akan memindahkannya ke sini, aku tau kalian ada hubungan bukan?"
"Iya iya iya terserah katammu saja, Jaemin mu itu sejak tadi pagi murung, seperti memikirkan sesuatu aku belum tau dia kenapa, lalu daritadi aku melihat ada seorang temannya yang terus mengekor memberinya gombalan gombalan menjijikkan, membujuknya untuk pergi berdua" orang itu berhenti berbicara.
![](https://img.wattpad.com/cover/298083061-288-k793521.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen || NOMIN
FanfikceKarena kepergian sang kekasih ia harus mengurus sang putra sendiri, tapi semakin anak itu tumbuh ada rasa ketertarikan yang lebih. . "Nana sangat mencintai daddy" "Daddy lebih mencintaimu baby" . . ⚠️ M-PREG, BXB, GAP AGE, 21+ start: 13 Jan 22 end:...