Twelfth

7.3K 514 12
                                    

Sorry for typos

Happy reading

💚💚💚

Jungwoo terus mencoba untuk menghubungi Jeno. Ia ingin memberitahu keadaan Jaemin yang tiba tiba pingsan. Ia heran kenapa boss nya ini sangat susah di hubungi, Jeno tidak biasanya seperti ini. Dari tadi pagi Jeno benar bener tidak bisa di hubungi.

"Kemana ni bocah." Jungwoo berada di area rumah sakit. Ia berjalan mondar mandir sudah seperti setrika.

Jungwoo juga sedari tadi mencari tau apa yang terjadi pada Jaemin. Tapi ternyata mencari informasi tentang keluarga Jung tidaklah mudah. Pengamanan keluarga mereka sangatlah ketat dan kalau ia mencari tau terlalu dalam ia takut kalau dirinya akan dicurigai oleh keluarga Jung.

"Ah sial." Umpat Jungwoo saat lagi lagi operator menghubungkannya ke pesan suara. Ia mematikan panggilan itu, dan sama sekali tidak berniat meninggalkan pesan suara. Ia sudah terlalu lelah terus menerus menelpon Jeno. Pada akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit setidaknya pengamanan keluarga Jung sangatlah terjamin.

Jungwoo berjalan menuju mobilnya yang terparkir di basement rumah sakit. Ia terkejut karena ia mendapati lucas yang bersandar di mobilnya.

"Loh? Bukannya kau ikut bersama Jeno?" Tanya Jungwoo pada Lucas yang langsung menghamburkan pelukan pada kekasihnya itu.

"Rencananya seperti itu tapi entah mengapa ia membatalkan penerbanganku."

"Sejak tadi pagi Jeno tidak bisa di hubungi, setelah keberangkatannya ponsel miliknya mati." Jungwoo berhenti berbicara ia menegakan wajah yang tadi ia sembunyikan di leher sang kekasih. "Aku khawatir terjadi sesuatu padanya apalagi kau tak bersamanya." Lanjutnya.

Lucas tidak langsung menanggapi ia malah mengecup bibir sang kekasih. "Tidak akan terjadi apapun padanya tenang lah sayang, sebaiknya kita pulang sekarang. Aku sudah menunggumu dari tadi."

"Kenapa tidak menelpon saja? Kalau kau menelponku aku akan langsung kemari." Jungwoo mendorong pelan Lucas melepas pelukan antara keduanya.

"Ponselku mati hehe." Jawab Lucas dengan tawa tak berdosanya.

Jungwoo memutar bola matanya malas dengan kelakuan kekasihnya ini yang ceroboh. Bahkan hal yang bisa dibilang kebutuhan seperti mengisi daya baterai ponsel saja harus diingatkan.

Jungwoo merogoh kantongnya mengambil kunci mobil miliknya. Ia menarik tangan Lucas dan meletakkan kunci itu di telapak tangan kekasihnya itu.

"Kau yang menyetir aku lelah." Ucap Jungwoo menuju pintu penumpang.

"Baiklah." Tidak ada jawaban lain selain menyetujui perkataan sang kekasih.

Selama perjalanan Jungwoo memejamkan matanya. Ia tidak benar benar tidur hanya melepas lelahnya setelah seharian mengikuti remaja yang bisa dibilang sangat lah aktif.

"Sayang, ini Jeno menelpon." Ucap Lucas saat layar di dashboard mobil menampilkan nama Jeno.

Jungwoo membuka matanya perlahan lalu mengusap wajahnya. Ia mengangkat telepon itu dengan menggeser tombol hijau.

"Halo." Sapa Jeno dengan suara yang parau.

"Halo Jen, kau kemana saja? Sedari tadi aku menghubungimu tapi ponselmu mati."

"Aku juga tidak tau aku di mana."

"Apa yang kau maksud?" Ucap Jungwoo seakan ia lupa dengan hal penting yang seharusnya ia sampaikan. Jeno menjelaskan semua yang dia ingat sebelum ia tak sadarkan diri.

Daddy Jen || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang