Tenth

10.2K 547 42
                                    

Sorry for typos

Happy reading💕

💚💚💚

Jaemin duduk di sofa depan tv. Ia tengah menonton acara yang menampilkan banyak anak kecil tengah berlarian kesana kemari dan tertawa dengan riangnya. Mulut kecilnya tidak pernah berhenti mengunyah anggur yang tadi pagi pagi buta Jeno belikan di supermarket.

Tadi pagi sekitar pukul 3 pagi Jaemin terbangun dari tidurnya. Ia merengek meminta Jeno untuk membelikannya anggur yang segar. Jeno sudah memberi pengertian bahwa jam segini tidak ada yang menjual anggur segar. Namun saat Jeno bilang seperti itu Jaemin malah menangis dan merajuk. Akhirnya mau tak mau Jeno harus pergi menelusuri setiap jalan yang ada di kota mencarikan keinginan Jaemin. Untung saja ada supermarket yang buka walaupun jaraknya agak jauh dari apartemen mereka dan untungnya lagi mereka menjual anggur yang baru saja restock pagi itu.

Sekarang Jeno tengah merebahkan tubuhnya dengan menjadikan paha si manis bantalnya. Jeno tersenyum cerah saat melihat Jaemin yang terlihat sangat lucu ketika memakan anggur. Bibirnya mengerucut seakan mengundang sang dominan untuk meraupnya.

Jeno mengambil satu anggur dan menaruhnya di antara bibir miliknya. Ia menarik tengkuk Jaemin agar si manis memakan anggur dari bibirnya. Walaupun terkejut Jaemin tetap memakan anggur itu. Setelah Jaemin menghabiskan anggur itu giliran bibir Jeno yang bergerak melumat dan juga menghisap bibir si manis.

Mereka berada diposisi yang sama beberapa saat sebelum dering ponsel salah satu dari mereka membuat Jeno dengan berat hati melepas pagutan antara keduanya.

"Aish." Desis Jeno kesal lalu langsung bangkit dari tidurnya. dan Jaemin yang melihat itu hanya terkekeh lalu melanjutkan aktivitasnya memakan anggur.

Jeno berjalan menuju ponselnya yang berdering. Ia langsung menggeser tombol hijau tanpa melihat nama siapa yang tertera di layar ponselnya.

"Jeno tolong bubu Jen!" Sebelum Jeno menyapa seseorang disebrang sana sudah berbicara dengan nada yang sangat panik.

"Bubu? ada apa? tenang dulu bub, Jeno mendengarkan di sini." Ucap Jeno berusaha menenangkan. Jaemin yang mendengar itu berjalan mendekat.

"Ada apa dad?" tanya Jaemin penasaran. Jeno yang memang belum tau hanya membalasnya dengan gelengan disertai wajah paniknya, tidak bisa di pungkiri setelah mendengar suara Taeyong, Jeno menjadi ikut cemas.

"Haechan pendarahan hiks tolong bubu." karena terlalu panik Taeyong menangis.

"Sekarang bubu dimana?" Tanya Jeno yang mulai bergerak mengambil kunci mobilnya dan menyuruh Jaemin bersiap.

"Rumah sakit Jung hiks." Taeyong terus mengikuti ranjang rumah sakit yang baru turun dari ambulance dan langsung bergerak menuju ruang gawat darurat.

"Aku kesana sekarang." Jeno langsung bergerak menuntun Jaemin agar tidak tertinggal langkahnya.

Taeyong mengunggu di luar ruang operasi dengan cemas. Setelah dokter yang tak lain tak bukan adalah Shotaro melakukan pemeriksaan ia memutuskan bahwa Haechan harus di operasi caesar segera karena kalau tidak akan berakibat fatal bagi bayinya.

Dan Taeyong pun menyetujuinya, ia tidak bisa menunggu Mark untuk meminta persetujuannya di karenakan Mark dan Jaehyun sedang mengurus pekerjaan di luar kota.

Tidak terlalu lama untuk Jeno dan Jaemin tiba di rumah sakit. Mereka pun masuk dan menemukan Taeyong yang sedang tertunduk di bangku penunggu.

"Nenek!" Jaemin berlari kearah Taeyong dan langsung memeluk tubuh sang nenek.

Daddy Jen || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang