Sorry for typo
Happy reading
💚💚💚
Lima bulan berlalu setelah kasus penculikan bukan berarti semuanya kembali normal. Jaemin harus beberapa kali pergi ke pengadilan untuk menjadi saksi kasus penculikan yang menimpanya.
Kesaksian itu tentunya tidak mudah untuk Jaemin. Di persidangan itu dengan berat hati Jaemin harus terus menerus bertemu dengan Eric. Bayangannya akan Eric saat menculiknya selalu membuat tubuh Jaemin bergetar ketakutan.
Namun ia bersyukur ada Jeno yang selalu berada disisinya. Jeno selalu mendampinginya saat memberi kesaksian.
Perjuangannya melawan rasa takut akan terbayar besok saat sidang putusan. Di sidang itu Eric akan di adili dan mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Jaemin menghembuskan nafas beratnya dan memandang perut besarnya. Ia bersyukur karena kandungannya tetap berkembang dengan baik meski kadang dirinya merasa stress. Ia bisa keluar dari situasi itu karena ada orang orang yang selalu peduli dengannya terutama Jeno yang selalu menyempatkan waktu di sela sela waktu sibuknya.
"Apa kau yakin akan datang ke persidangan besok?" Tanya Jeno yang tiba tiba datang memeluk Jaemin yang tengah berdiri di dekat kasur menghadap kearah luar dengan pemandangan gemerlap lampu dari gedung gedung di sekitar apartemen mereka.
Keduanya sekarang sudah kembali ke apartemen. Tepatnya mereka baru kembali ke apartemen kemarin siang. Hal itu karena Taeyong tidak memperbolehkan keduannya untuk kembali. Taeyong menganggap itu masih bahaya apalagi kalau Jeno bekerja Jaemin akan di rumah sendiri.
Namun tiga hari lalu Jeno kembali meyakinkan Taeyong untuk memperbolehkan mereka kembali ke apartemen. Bahkan ia juga menambah pengamanan untuk membuat Taeyong menjadi lebih tenang jika keduanya kembali ke apartemen.
"Iya dad. Nana ingin mendengar apa keputusan hakim." Jawab Jaemin seraya mengelus tangan Jeno yang tengah mengusap perutnya yang kian hari kian membesar.
"Hmm baiklah." Jeno menenggelamkan wajahnya di bahu Jaemin. Bisa ia cium bau khas sabun yang biasa Jaemin pakaikan. Entah kenapa semejak saat Jaemin mengandung harum itu menjadi lebih harum dari biasanya.
"Eungh dad..." Satu desahan lolos dari mulut Jaemin saat tangan Jeno mulai merambai naik menyentuh puting Jaemin dari luar piyamanya.
Jeno tidak menghiraukan desahan itu ia terus saja memainkan puting Jaemin. Ia sudah sangat merindukan saat ia bisa bersama Jaemin seperti saat ini. Ditambah lagi melihat kaki jenjang Jaemin yang tidak tertutup sehelai benang pun membuat Jeno semakin ingin menarik Jaemin ke ranjang.
Saat ini si manis hanya memakai piyama milik Jeno yang terlihat sangat besar di badannya dan di bagian bawah seperti biasa Jaemin hanya mengenakan celana dalam. Sedangkan Jeno sudah tidak mengenakan baju sehingga sixpack di perutnya terlihat jelas, dan di bagian bawah Jeno menggunakan celana piyama setelan yang dipakai Jaemin.
Jeno mundur beberapa langkah membuatnya terduduk di kasur dengan Jaemin yang berada di pangkuannya. "Sayang." Panggil Jeno tepat di kuping Jaemin lalu ia menjilat dan menggigit daun kuping Jaemin.
"Daddy jangan lakukan ini, apa daddy tidak malu dengan baby jie yang ada di sini?" Ucap Jaemin dengan mulutnya yang mengerucut seraya menutupi perutnya.
Jeno yang melihat tingkah Jaemin dan mendengar apa yang Jaemin katakan tertawa terbahak bahak. Sungguh gemas pamil satu ini. Ia menarik Jaemin untuk terbaring di kasur. Ia membuat tubuh Jaemin yang berisi itu terlentang di bawahnya. Ia mengungkung Jaemin dan langsung menyatukan kedua bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen || NOMIN
Hayran KurguKarena kepergian sang kekasih ia harus mengurus sang putra sendiri, tapi semakin anak itu tumbuh ada rasa ketertarikan yang lebih. . "Nana sangat mencintai daddy" "Daddy lebih mencintaimu baby" . . ⚠️ M-PREG, BXB, GAP AGE, 21+ start: 13 Jan 22 end:...