Sorry for typo
Happy Reading
💚💚💚
Sudah satu minggu lamanya Jaemin masih mempati salah satu kamar inap rumah sakit Jung. Hari ini adalah jadwalnya ia bisa pulang ke rumah.
Sekarang Ia tengah melihat keluar jendela di samping ranjangnya sembari menunggu Jisung yang setiap pagi akan diantar suster menemuinya.
Tak lama pintu terbuka menampilkan Suster yang mendorong inkubator berisi Jisung di ikuti Jeno di belakangnya. Setiap pagi adalah jadwalnya Jisung untuk menyusu dan melakukan bonding dengan kedua orang tuanya.
Jaemin mengalihkan pandangannya saat pintu terbuka. Ia tersenyum lebar melihat bayi yang telah ia lahirkan terlihat sehat walau tubuhnya kecil.
"Tuan, sekarang waktunya baby untuk menyusu," ucap suster memberikan Jisung pada Jaemin. "Pelan pelan tuan." Ucap suster itu melihat galagat Jaemin yang masih terlalu kaku.
Jeno tersenyum dan tertawa kecil melihat Jaemin yang masih kaku menggendong Jisung. Ia juga perlahan lahan karena jahitan caesar nya belum kering maksimal.
Jaemin yang di tertawakan mengerucutkan bibirnya. "Lihat saja nanti saat giliran Daddy menggendong Jisung." Ucapnya menggebu gebu.
Suster yang ada di sana hanya menggeleng seraya tersenyum melihat pasangan baru ini. Ia membantu Jaemin menggendong Jisung agar keduanya nyaman. Setelah memastikan Jisung di posisi yang benar suster itu keluar ruangan.
Karena bonding ini mengharuskan kontak kulit jadi Jaemin membuka seluruh kancing pajamas rumah sakit yang ia kenakan. Sedangkan Baby Jisung tidak mengenakan apapun agar kulitnya bisa menempel pada perut Jaemin.
Jisung menyusu dengan lahap. Ia terus menyusu membuat mukanya terlihat sangat menggemaskan. Selagi ia menyusu Jeno mengganggunya dengan terus menyentuh pipi gembulnya. Ya sekarang pipi itu sudah mulai menggembul karena berat badannya berangsur naik.
"Ya Jisung kapan kau selesai menyusu pada kekasihku huh?" Ucap Jeno mulai berbicara pada anaknya.
Seakan mengerti apa yang di ucapkan Jeno Jisung mulai kesal, selain itu ia pun sedari tadi merasa terganggu dengan jari Jeno yang terus menyentuh pipinya. Jisung melepas mulutnya dari puting Jaemin dan langsung merengek memegang Jari Jeno lalu memasukannya kemulut.
Mulut Jisung yang belum tumbuh gigi malah membuat Jeno kegelian dan tertawa terbahak bahak.
"Eeh sayang tidak boleh seperti itu, tidak usah pedulikan daddy mu ayo lanjutkan waktu menyusumu. Itu belum cukup untuk nutrisimu." Jaemin menjadi penengah antara keduanya. Ia menaik perlahan jari Jeno dari mulut si mungil dan mengembalikan mulut itu untuk menyusu padanya.
Waktu menyusu sudah selesai. Sekarang giliran Jeno melakukan bonding dengan Jisung. Bayi mungil itu anteng di gendongan Jeno karena telah kenyang. Tidak jauh beda Jeno pun bertelanjang dada untuk melakukan bonding dengan Jisung.
Jeno duduk di kursi lalu suster membantunya untuk menaruh Jisung tidur tengkurap di dadanya. Jeno tidak merasa kesulitan sama sekali bahkan ia bisa membantu Jisung untuk bersendawa. Itu karena ia telah terlatih dulu saat Jaemin masih kecil siapa yang menggendongnya kalau bukan Jeno. Jadi ia dengan percaya diri mentertawakan Jaemin yang masih kaku mengurus Jisung.
Suasana ruang itu sangat damai. Jeno menikmati bonding dengan Jisung sedangkan Jaemin menikmati buah yang suster berikan padanya. Ia kembali manatap luar jendela.
"Sayang apa yang kau pikirkan?" Jeno beralih berdiri dan mendekat pada Jaemin.
"Hm? Tidak ada." Mulutnya berucap demikian tapi wajahnya mengatakan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen || NOMIN
FanficKarena kepergian sang kekasih ia harus mengurus sang putra sendiri, tapi semakin anak itu tumbuh ada rasa ketertarikan yang lebih. . "Nana sangat mencintai daddy" "Daddy lebih mencintaimu baby" . . ⚠️ M-PREG, BXB, GAP AGE, 21+ start: 13 Jan 22 end:...