Fifteen

6.8K 405 5
                                    

Happy reading!

Sorry for typos

💚💚💚

Jeno dan Jaemin sedang ada di ruang rawat Jaemin, mereka hanya berdua di ruang rawat itu. Keduanya duduk di sofa saling menghadap dengan Jaemin yang memangku nampan berisi alat untuk mengobati luka yang Jeno dapat dari Sungchan.

Tidak ada percakapan diantara keduanya. Mereka tenggelam dalam fokus masing masing. Jeno yang fokus dengan wajah yang terpahat dengan sempurna walau kedua pipinya terlihat sedikit tembam. Sedangkan Jaemin tengah fokus dengan luka di wajah Jeno.

"Aw pelan pelan sayang." Ucap Jeno yang merasa perih saat Jaemin membersihkan lukanya.

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Jaemin mulai memelankan gerakannya agar Jeno tidak merasa sakit. Jujur saja ia merasa sangat sedih dan juga ikut merasa sakit melihat Jeno babak belur seperti ini.

Bahkan sekarang ia mengobati Jeno dengan sesekali menyeka air mata yang dari tadi mengalir di pipinya. Ia menangis tanpa isakan. Cairan bening itu terus saja membasahi pipi gembil nya.

Jeno yang melihat Jaemin terus meneteskan air mata tersenyum kecut. "Maafkan Daddy sayang, ayo lah sayang Daddy tidak apa apa." Ucap Jeno meyakinkan agar mata indah itu tidak terus mengeluarkan tangisnya.

Lagi lagi Jaemin tidak menanggapi. Ia terus saja fokus mengobati Jeno.

"Nana? Sayang?" Panggil Jeno berusaha membuyarkan konsentrasi Jaemin yang sedang memfokuskan diri membersihkan lukanya.

Sakit di wajahnya tidak seberapa kalau dibandingkan harus melihat orang yang ia sayangi terus menitikkan air mata. Jeno menghentikan pergerakan tangan Jaemin dan memegang dagunya agar si manis tak memalingkan wajahnya.

Meskipun wajahnya menghadap lurus ke arah Jeno namun mata indah itu tertunduk tak berani menatap mata elang yang sudah dijinakan.

"Kenapa daddy tak melawan?" Tanya Jaemin setelah sekian lama terdiam. Ia menahan isak tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya.

Jeno menarik bibir bawah itu agar tidak digigit oleh sang empu lalu ia menggantikannya dengan bibirnya. Pagutan itu berlangsung lama hanya terdiam sampai Jeno memainkan lidah.

Masih bisa Jaemin rasakan rasa anyir darah dari sudut bibir Jeno yang terluka. Rasa itu mengingatkannya pada suara suara mengerikan dari ingatan masa lalunya yang seakan memenuhi kepalanya.

Ingatan yang buruk membuatnya merasa takut. Lalu refleks ia memeluk Jeno untuk mengurangi rasa takutnya dan lebih menikmati apa yang ada sekarang tanpa mengingat masa lalu. Pelukan itu sangat erat sampai membuat Jeno tersenyum di sela sela pagutan mereka.

Senyum itu belum hilang saat Jeno mulai melumat bibir bawah Jaemin yang sebelumnya digigit oleh sang empu. Jaemin yang tak mau kalah mencoba mengimbangi gerakan Jeno. Pagutan itu diakhiri dengan jilatan sensual yang dilakukan Jeno pada bibir merona favoritnya.

"Kenapa hm?" Tanya Jeno saat kedua wajah mereka masih dalam jarak yang dekat.

"Nana... takut." Jawabnya lalu membenamkan wajahnya di bahu Jeno.

"Tidak usah takut Daddy ada di sini, okay?" Tidak ada jawaban di sana hanya anggukan yang Jeno rasakan di bahunya.

Pelukan hangat itu berakhir saat pintu ruang rawat terbuka. Menampilkan Sungchan yang diikuti Jaehyun, Taeyong dan Shotaro yang membawa obat obatan lagi untuk Jeno.

" Ya! Kau mesum!" Teriak Sungchan saat memasuki ruang itu. Sungchan berjalan mendekat dan lagi lagi ingin menghajar Jeno. Tidak ada kata puas dalam dirinya untuk saat ini. Walau di sudut bibirnya sudah ada plester luka tapi ia tetap ingin kembali menghajar Jeno.

Daddy Jen || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang