Sorry for typo
Happy reading 💕
💚💚💚
Hari sudah semakin gelap. Jaemin masih tertidur lelap setelah tadi menangis. Tubuh mungilnya Ia bungkus dengan selimut agar tidak seorangpun bisa menyentuh tubuhnya. Kejadian tadi siang membuatnya merasa tak tenang membiarkan tubuhnya terlihat orang lain.
"Nana, sayang." Sayup sayup ia mendengar seseorang memanggilnya. Ia juga merasa tangan seseorang membelai rambutnya.
Ia berusaha membuka mata sembabnya perlahan. Memerjapkan matanya beberapa kali agar penglihatannya menjadi lebih jelas. Namun yang ia lihat hanya siluet seseorang yang berada di depannya.
Keadaan kamar yang gelap ditambah cahaya bulan dari jendela yang menyorot orang itu membuatnya kesulitan untuk dapat melihat wajah orang yang berlutut di depannya.
"Nana ini daddy sayang." Mendengar kata kata orang itu membuat Jaemin tersadar seratus persen.
Jaemin berusaha untuk bangun dari tidurnya. Ia mengucek matanya tapi orang itu menahan tangannya. Tidak diragukan lagi itu pasti Jeno. Itu kebiasaan Jeno saat melihat Jaemin mengucek matanya.
"Daddy hiks..." Jaemin menangis lagi. Akhirnya ia merasa aman. Ia lega Jeno akhirnya ada di sini bersamanya.
"Sayang cup cup cup, sudah hm?" Jeno menghapus air mata Jaemin lalu memberikan pelukan agar Jaemin menjadi lebih tenang. Jeno tau ia telat tapi setidaknya kedua malaikatnya sudah kembali ke pelukannya kembali.
Saat Jeno berusaha menenangkan Jaemin tiba tiba saja pintu kamar terbuka menampilkan seorang maid yang tengah membawa nampan. Tanpa babibu maid yang melihat ada Jeno di sana menjatuhkan nampan yang ia bawa dan menjerit dengan keras.
"AAAAAA-mph." Teriakan maid itu berhenti saat mulutnya dibungkam dari belakang. Dan tubuhnya mulai lemas sebelum pingsan tergeletak begitu saja di lantai.
Orang yang membungkam maid itu adalah Felix. Ia membungkam wanita itu dengan sapu tangan yang diberi obat bius membuat Maid itu pingsan.
"Maaf aku sedikit telat, kita harus pergi dari sini sekarang." Ucap Felix dengan panik karena di luar ada keributan.
"Sebentar." Jeno bangkit dari berlututnya dan melepas coat miliknya untuk dipakaikan pada Jaemin. Pakaian Jaemin yang terbuka bisa menyebabkan Jaemin sakit apalagi bagian perut yang terbuka membuat Jeno juga mengkhawatirkan bayinya.
"Ayo." Ucap Jeno setelah memakaikan coat miliknya pada Jaemin. Ia menggendong Jaemin di punggungnya. Ia melangkah menuju jendela karena dari sanalah ia masuk ke kamar ini, dibawah ia sudah ditunggu oleh beberapa polisi yang datang bersamanya. Namun saat ia akan kembali turun ternyata di bawah telah terjadi keributan. Sepertinya para penjaga menyadari ada penyusup.
Jeno mengurungkan niatnya untuk keluar melalui jendela. Ia pun memutuskan untuk keluar melalui pintu dengan berharap semua penjaga telah teralihkan dengan adanya polisi di luar.
Ia berjalan dengan perlahan keluar dari kamar diikuti Felix yang berjalan di belakangnya. Benar saja ternyata didalam rumah itu sudah tidak ada penjaga lagi. Walaupun demikian ia tetap menjaga langkahnya agar tetap tenang.
Keadaan rumah itu tidak terlalu terang, dan terlampau sunyi hanya terdengar sayup suara kegaduhan dari luar mansion. Sejauh ini sampai di ruang tamu tidak ada sesuatu yang membuatnya sulit sampai terdengar suara khas pistol yang bersiap untuk menembak sesuatu di belakangnya.
Jeno yang mendengar itu langsung membalikkan badannya. Betapa terkejutnya dia melihat Felix dengan seseorang di belakangnya. Orang itu mengacungkan pistolnya tepat di kepala Felix.

KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen || NOMIN
FanfictionKarena kepergian sang kekasih ia harus mengurus sang putra sendiri, tapi semakin anak itu tumbuh ada rasa ketertarikan yang lebih. . "Nana sangat mencintai daddy" "Daddy lebih mencintaimu baby" . . ⚠️ M-PREG, BXB, GAP AGE, 21+ start: 13 Jan 22 end:...