Bab 23

296 30 13
                                    

Kali ini tak seperti biasanya. Jiah terbangun pada dini hari dan ia mendapati Kijoon tengah menatapnya dengan tenang.

"Mimpi buruk?" Sebuah sapaan yang cukup lazim untuk kategori terbangun dini hari. Jiah tidak menjawab. Alis matanya berkerut. Matanya menatap bingung.

Apa pria ini tidak tidur?

"Aku hanya tidak bisa tidur." Seolah mampu membaca kerutan dikening Jiah, Kijoon mulai menjawab pertanyaan yang bersarang dibenak wanita itu.

Jiah tak menanggapi. Ia masih merasa tidak puas dengan jawaban singkat Kijoon. Tidak hanya sekali ini menemukan Kijoon menatapnya. Tapi hampir setiap hari.

"Aku tidak akan bisa tidur dengan kau yang seperti ini Jiah-ya. Terkadang kau akan meringkuk kedinginan dan selimut tidak akan cukup untukmu." Kijoon kembali menambahkan.

"Kau tidak pernah tidur." Satu kalimat yang berhasil Jiah simpulkan untuk pria dihadapannya. Kijoon tersenyum dan mengelus pipi Jiah lembut.

"Jika aku tidur, kau akan meninggalkanku." Oh damn! Kalian percaya itu? Dia rela meninggalkan waktu tidurnya hanya demi menahan seorang wanita untuk tetap bersamanya.

Jiah memandangnya kesal. Pria ini selalu membuatnya jijik akan pikirannya sendiri.

"Aku tahu kau pasti akan terus memikirkan seribu satu cara untuk keluar dari sini Jiah-ya. Tapi ketahuilah, ini adalah tempat paling aman untukmu." KiJoon memaksa tubuh kurus itu untuk masuk kepelukannya dan mencium puncak kepalanya.

"Tidurlah, ini masih terlalu pagi untuk kau bangun." Memaksa wanita itu untuk kembali menutup matanya.

***

Sarapan pagi ini tak seperti biasanya. Dengan selimut yang masih membungkus tubuh mereka, kedua insan itu menyantap sarapan dengan keadaan hati yang berbeda-beda.

Kijoon menyelesaikan sarapannya dengan cepat. Menaruh nampannya di nakas, mengambil jubah miliknya. Ia bangkit berdiri menuju lemari. Mengambil kimono handuk dan segera memasangkannya ditubuh Jiah dengan cepat dan rapi.

Jiah, wanita itu tercengang. Kijoon tidak seperti biasanya. Ia lebih banyak diam sejak mereka bangun untuk yang kedua kalinya di pagi hari. Kijoon berjalan keluar tanpa kata. Membuahkan tanda tanya di benak Jiah.

Sekertaris Yoon datang. Dengan pakaian formal ia masuk dan terlihat membawa seorang wanita ikut bersamanya.

"Selamat pagi Agashi. Ini adalah Park Nara. Beliau merupakan dokter pribadi dari Tuan besar." Lapor Sekertaris Yoon. Jiah memandang bingung. Apa hubungannya dengan semua ini? Siapa Park Nara dan apa pedulinya dengan Jiah?

"Selamat pagi Jiah-ssi. Aku ditugaskan untuk memeriksa kondisimu, sesuai dengan perintah Kijoon." Sapa Dokter itu ramah. Jiah mengangguk dengan aneh dan dokter Park mendekat.

"Kita akan memulai pemeriksaannya segera." Ucap dokter Park dan Sekertaris Yoon segera menutup pintu.

Pemeriksaan kesehatan tidak begitu spesial dan terasa aneh. Ini hanya pemeriksaan kesehatan biasa. Kijoon terlalu berlebihan jika harus mendatangkan seorang dokter untuk memeriksa keadaan Jiah. Wanita itu baik-baik saja untuk masalah fisik dan ia terlihat tetap sehat.

"Aku rasa Jooni terlalu berlebihan,-"

Jooni?

Dahi Jiah mengernyit. Dokter ini mengenal pria itu?

"Kau mengenal Kijoon-ssi?" Tanya Jiah hati-hati. Dokter Park mengangguk.

"Dua belas tahun." Lanjut Dokter Park.

Jiah cukup terkejut. Ia tidak menyangka bahwa ternyata Kijoon juga bisa berteman dengan seseorang dalam jangka waktu yang lama.

"Aku cukup terkejut saat mengetahui bahwa Kijoon menyembunyikan seorang wanita di rumahnya. Ini tidak seperti biasanya." Sepertinya Dokter Park bisa membantu rasa penasaran Jiah.

"Seberapa jauh kau mengenalnya?" Oh, Jiah mulai mengorek informasi.

Dokter Park tersenyum. Merapikan semua peralatannya, ia mulai merilekskan tubuhnya.

"Sangat jauh, hingga tak ada satupun yang bisa ia tutupi dariku." It's great! Ini yang Jiah butuhkan.

Dokter Park mentap Jiah penuh senyum. "Apa kau merasa menderita untuk tinggal bersamanya?" Tanya Dokter itu. Jiah menunduk. Ia rasa wanita dihadapannya tidak perlu tahu banyak tentang dirinya.

"Kuharap kau bersabar. Kijoon tidak pernah berprilaku aneh seperti ini sebelumnya." Ujar Dokter Park. Jiah mencibir di dalam hati. Ia rasa Dokter ini berbohong akan kedekatannya dengan Kijoon.

"Kijoon tidak akan pernah berhenti sebelum ia mendapatkan yang ia mau." Nah, kalau ini Jiah yakin jika ucapan wanita itu benar.

"Ia terlalu muda untuk mengalami lika-liku hidup. Aku tidak menyangka jika kau berhasil menyentuhnya sejauh ini." Dokter Park tersenyum lagi dan kini menatap Jiah dengan pandangan kagum.

"Ketahuilah, kau begitu istimewa untuknya. Kijoon tidak pernah membawa seorang wanita untuk masuk ke kehidupannya begitu dalam. Aku harap kau bisa mencerna dengan bijak maksudku Jiah-ssi." Lanjut Dokter Park.

Dokter Park berdiri dan merapikan pakaiannya. Ia tersenyum sekali lagi dan kini menjabat tangan Jiah. "Jangan terlalu banyak melawan, dia bisa saja membuatmu menggunakan pakaian hitam dalam semalam." Ucapnya dan segera berpamitan.

Tbc~

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang