Malam yang cukup panjang itu telah berganti menjadi pagi yang indah. Matahari bersinar hangat berdampingan dengan butiran putih yang masih mengguyur belahan bumi selatan negara gingseng yang tak kunjung mereda.
Cahaya matahari yang menerobos melalui celah gorden yang tak tertutup sempurna itu mulai mengusik tidur lelap Jiah yang masih berkelana dialam mimpinya. Dirinya masih enggan beranjak dari peraduannya yang begitu hangat. Namun sinar matahari benar-benar mengganggu. Mau tak mau dirinya berguling, menggerakkan tubuhnya untuk berganti posisi –kebiasaan buruknya sesaat sebelum meninggalkan kasur empuknya.
Dirinya mulai mengganti beberapa posisi dan berguling kearah kirinya. Ji a begitu terkejut saat dahinya menabrak sesuatu yang lumayan keras disertai erangan serak dari pemilik dada yang ditabraknya. Dengan gugup Jiah mendongakkan kepalanya keatas menatap Kijoon yang kembali tidur.
Jiah menghembuskan nafasnya lega, namun kembali tertahan saat matanya jatuh pada bibir tebal Kijoon yang sedikit terbuka memperlihatkan gigi putihnya. Tiba-tiba jantungnya berdegup sangat kencang mengingat kilasan mimpi yang entah mengapa terasa sangat nyata.
Tanpa sadar tangannya memegang bibirnya sendiri saat mengingat bibir Kijoon yang melumat bibirnnya dengan candu. Jiah masih mengingat jelas saat Kijoon menatap matanya dengan penuh cinta, serta sentuhan-sentuhan lembut yang memabukkan membuat dirinya melayang terbang ke langit ketujuh.
Remasan tangan Kijoon pada payudaranya serta pilinan jemari pada puting merah mudanya merangsang sesuatu dibawah sana. Sial. Pusatnya berkedut hebat, membuat Jiah merapatkan kedua pahanya kuat.
Astagfirullah
Eh?
Astaga.
Hei sadarlah Lee Jiah.
Pikiran mesum sudah memenuhi otakmu sepagi ini?
Gila!
Sejak kapan dirinya jadi semesum ini? Kemana perginya Lee Jiah si perawan suci? Ugh, bagaimana bisa ia bermimpi mesum dengan sedetail itu. Membayangkannya saja tidak pernah. Mengapa tiba-tiba ia bisa memimpikannya?
Jiah merutuki pikiran kotornya. Tangannya memukul kepala sendiri berkali-kali, berusaha membersihkan pikiran-pikiran kotor yang mengontaminasi otaknya.
Benar-benar Sudah tidak waras.
Setan apa yang merasuki tubuhnya?
Apakah cheonyeo gwishin (hantu perawan) yang di perkosa oleh preman?
Andwaeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!
"Sudah selesai meraba dadaku?"
Mata Jiah melotot sempurna mendengar suara serak khas orang baru bangun tidur, Kijoon sukses menghentikan pergerakan tangan Jiah yang entah sejak kapan mendarat di dada bidang Kijoon.
BLUSHH
"Apa kau memang suka meraba dada orang lain, Jiah-ssi?" tanya Kijoon dengan nada mengejek dan menekan suara pada bagian nama Jiah.
"A—ani" sanggah Jiah dengan wajah yang merah padam menahan malu.
Kijoon terdiam sejenak menatap Jiah, kemudian senyum tipis tersungging diwajahnya.
"Ahhhh sepertinya memang begitu" ucapnya sambil melenggang pergi meninggalkan Jiah yang masih terbengong menatap kepergiannya.
"ANI. AKU BUKAN ORANG YANG SEPERTI ITU!!!!!!!!!!!!"
Begitu tersadar dari lamunannya, Jiah memekik tertahan.
Ugh, menyebalkan.
Kenapa jadi seperti ini? Umpat Jiah kesal seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
AcakCinta, masa lalu dan balas dendam menjadi pupuk dalam pertumbuhan cinta kasih dua anak manusia yang buta akan cinta..