H
A
P
P
Y
.
.
.
R
E
A
D
I
N
G*****
Seminggu berlalu, tak ada yang benar-benar berubah dari Chanyeol. Pria itu masih melakukan kegiatan rutinnya, yaitu berangkat dan pulang dari kerja, kadang ia juga akan berbicara pada Sehun tentang pekerjaannya, ataupun beberapa hal lain yang mungkin sekiranya akan terasa cocok untuk dijadikan bahan pembicaraan.
Tak ada yang benar-benar berubah, kecuali bahwa kelihatannya Chanyeol mulai membuka diri pada pemuda yang tinggal bersamanya itu, mungkin hal itu tak terlihat terlalu mencolok, tetapi hanya diri pria itu sendiri yang tahu bahwa lama-kelamaan ia mulai bisa menerima keberadaan Sehun, itu bukan sesuatu yang terasa asing lagi.
Justru tanpa kehadiran Sehun, malah membuatnya merasa aneh. Seolah ada sesuatu yang menganjal di hatinya, bila tak melihat keberadaan pemuda berparas manis itu.
Chanyeol tak mau terlalu cepat menyimpulkan bahwa hal yang dirasakannya adalah cinta, ia benci untuk mengakuinya karena dari awal dirinya lah yang melarang Sehun untuk menaruh rasa apapun padanya. Rasanya tak etis, jika sekarang ia malah melanggar ucapannya sendiri.
Apa yang harus dilakukannya? Sial, kenapa kesannya pria itu seperti melakukan tarik ulur pada hubungannya dengan Sehun? Chanyeol adalah seorang pria dewasa, bukan remaja yang baru akan melakukan pendekatan pada seseorang yang disukainya. Sengaja mengulur waktu untuk menunggu kedua belah pihak menyatakan isi perasaan masing-masing.
Untuk pria seusianya, ia memerlukan komitmen. Sebuah hubungan yang pasti dan memiliki tujuan yang cukup jelas, hanya saja masalahnya tidak semudah itu. Perjanjian sialan yang dibuatnya lah yang menghalangi Chanyeol untuk bergerak lebih leluasa, egonya terlalu tinggi untuk mengatakan bahwa ia ingin memulai sebuah hubungan bersama Sehun.
Bagaimana cara mengungkapkan hal itu tanpa membuat malu dirinya sendiri? Apa Chanyeol benar-benar harus mendekati Sehun secara perlahan dulu, menurutnya itu terlalu membuang waktu. Tetapi, di satu sisi ia juga tak bisa untuk mengungkapkannya secara langsung.
Ia cukup yakin kalau Sehun juga menyukainya, semuanya terlihat dari perilakunya itu. Tapi, kembali lagi ke alasan awal tadi. Ia tak bisa mengatakannya karena perjanjian kontrak mereka, harusnya kalau tahu jadi begini pria itu tidak membuat larangan apapun di dalam kontrak mereka.
Apa lebih baik Chanyeol menjalaninya sesuai dengan arus yang mengalir saja?
Hahh, siapa yang menyangka bahwa memikirkan sebuah hubungan akan terasa rumit seperti ini?
.
.
Marriage contract
.
.
Liburan akhir Minggu, seharian ini Chanyeol hanya berada di rumah. Ajaib jika mengingat harusnya ia bisa pergi atau sekedar menghabiskan waktunya di luar, entah untuk melakukan hal apapun. Hanya saja ia sedang mempunyai rencana lain, pria itu ingin menghabiskan waktunya bersama Sehun, meskipun terlalu malu untuk mengatakannya secara langsung.
Jadi, tanpa mempedulikan atau berpura-pura tak tahu. Dari pagi sampai sekarang, Chanyeol terus mengikuti kemanapun Sehun pergi. Misalnya saat pemuda itu tengah berada di ruangan dapur, ia akan pura-pura menyuruh Sehun untuk menyeduhkan teh untuk dirinya. Tanpa bertanya apapun, Sehun pun melakukan apa yang diperintahkan oleh pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/293160341-288-k176070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract | ChanHun Fanfiction
Fanfic[COMPLETED] "Semuanya hanya sebuah kesepakatan, tidak akan ada perasaan yang muncul dalam perjanjian kontrak ini." "... tapi bukannya tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Apakah menaruh perasaan pada orang yang kau cintai, adalah sebuah kes...