H
A
P
P
Y
.
.
.
R
E
A
D
I
N
G*****
Kadang jika ada hal baik yang menimpamu, atau mungkin ada sesuatu yang membuatmu senang. Tak menutup kemungkinan bahwa setelah itu, mungkin ada hal buruk juga yang akan ikut mampir ke hari-harimu. Dan sepertinya, itu berlaku untuk Chanyeol saat ini juga.
Sewaktu jam makan siang di kantornya tadi, tak diduga ia ditelepon oleh pihak kantor polisi. Mereka mengabarkan bahwa pelaku yang ingin mencelakai Sehun, telah berhasil ditangkap dan ditahan di sana. Tanpa pikir panjang, pria itu langsung memutuskan untuk pergi ke sana.
Ia ingin segera mengetahui siapa orang brengsek yang telah melakukan semua ini, mungkin Chanyeol akan mengenali wajah pelaku itu. Bisa saja kan kalau pelaku itu rupanya adalah orang kenalannya, atau seseorang yang dekat dengannya.
Akan tetapi, pria itu sama sekali tak menduga siapa yang akan ditemuinya di sana. Ya, begitu sampai di kantor polisi. Chanyeol harus meyakinkan dirinya untuk mengenali salah satu wajah seseorang yang berada di sana. Yang dimana, menurut keterangan polisi sendiri. Ada dua orang yang terlibat di dalam kasus ini, si pelaku asli dan si pesuruh yang dibayarnya untuk melakukan aksinya itu.
Hanya saja ia bingung kenapa ada pria itu di sini? Orang yang sempat ditemuinya saat berada dalam perjalanan pulang dari club waktu itu. Kakak laki-laki Rose, lelucon macam apa ini?
"Kenapa kau melakukannya?"
"Sialan! Sudah kubilang aku tak tahu apa-apa tentang hal ini," pria itu menatap tajam Chanyeol, tak peduli akan tatapan dingin yang ditujukan untunya itu.
"Ia tak mau mengaku, padahal orang suruhannya mengatakan bahwa ialah pelakunya. Kami sudah mengintrogasinya sedari tadi. Tapi, kelihatannya ia terlalu keras kepala untuk mengakuinya," jelas salah satu petugas polisi yang berada di dekatnya.
"Kupikir kau itu hanya menyiksa adikmu, apa motifmu melakukan hal ini?" geram Chanyeol pada pria di depannya itu. "Kenapa kau berniat untuk mencelakai pasanganku? Kita bahkan hanya pernah bertemu sekali waktu itu. Bila kau tak ingin membusuk di penjara untuk selamanya, lebih baik kau menggunakan mulutmu itu dengan baik sekarang."
"Kau terlalu terperdaya oleh wanita sialan itu," bukannya mengaku, pria itu malah terkekeh seolah sedang bercanda pada Chanyeol. "Kuakui aku memang bukan kakak yang baik untuknya, tapi... apa yang membuatmu mengira bahwa ia itu lebih baik dariku, huh?"
Chanyeol hampir saja melayangkan tinjunya, bila tak ingat bahwa ini adalah kantor polisi. Dan membuat kekacauan di sini bukanlah hal yang bagus. "Bajingan sialan... lebih baik kau mengakui apa maksud perbuatanmu itu. Adikmu tak lebih baik darimu, huh? Setidaknya kau masih bisa memerasnya untuk mendapatkan uang... kau benar-benar manusia sampah yang tak berguna."
Gila, itulah yang berada di dalam pikiran Chanyeol saat ini. Bagaimana bisa pria di depannya ini menjelek-jelekkan nama adiknya sendiri. Hal itu sudah cukup membuktikan bagaimana watak asli dari kakak Rose itu.
Memang benar kata Rose, kakak laki-lakinya adalah seseorang yang buruk.
"Permisi," sapa seseorang. Chanyeol langsung menoleh. "Chanyeol oppa?"
"Rose... kau datang ke sini untuk menemui kakakmu?"
Wanita itu memandang Chanyeol dengan gugup, sembari memperhatikan kakak laki-lakinya itu. "Aku sudah mendengar penjelasan dari polisi tadi lewat telpon. Maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf atas tindakannya itu," Rose membungkukkan sedikit badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract | ChanHun Fanfiction
Fanfic[COMPLETED] "Semuanya hanya sebuah kesepakatan, tidak akan ada perasaan yang muncul dalam perjanjian kontrak ini." "... tapi bukannya tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Apakah menaruh perasaan pada orang yang kau cintai, adalah sebuah kes...