24. A Wounded Heart

869 92 14
                                    

H
A
P
P
Y
.
.
.
R
E
A
D
I
N
G

*****

Sehun membanting pintu mobil, dan tanpa berkata apapun. Ia langsung beranjak duluan untuk masuk ke dalam rumah. Sementara di dalam mobil, Chanyeol hanya bisa memandangi kepergiannya dengan menghela napas panjang.

Pemuda itu tak mau berbicara dengannya sama sekali dari tadi, bahkan di sepanjang perjalanan tadi ketika ia mencoba untuk meminta maaf pun, semua kata-katanya terus dihiraukan bagai angin lalu.

Mengusap sudut bibirnya sendiri, Chanyeol meringis sesaat. Pipinya pasti memar, ia yakin itu. Tamparan ayahnya memang tak bisa dianggap remeh, tapi dibanding merasakan rasa sakit ia lebih merasa malu. Orang tuanya jelas kecewa besar padanya, saat mengetahui jika putra mereka telah berbohong selama ini namun, ia memang pantas mendapatkan tamparan itu.

Dari awal, memang semua ini adalah kesalahan Chanyeol, itu kenyataan.

Pikirannya terasa buntu, Chanyeol bingung harus melakukan apa sekarang. Pada akhirnya pria itu juga ikut beranjak turun dari mobil untuk masuk ke dalam. Meskipun ia yakin, Sehun pasti tak akan mau melihat wajahnya saat ini.

.

.

Marriage contract

.

.

Tengah malam, Chanyeol tertidur sendirian di dalam kamarnya tanpa Sehun, pemuda itu lebih memilih untuk mengungsi di kamar lamanya yang dulu. Sebenarnya, dari tadi pria itu tak benar-benar tidur, ia hanya sekedar memejamkan mata. Tak mungkin Chanyeol bisa tidur dalam keadaan seperti ini, dengan dipenuhi oleh keresahan serta perasaan gelisah di daam hatinya.

Beberapa waktu berlalu, dan pria itu juga tak tahu sudah berapa lama ia memejamkan matanya sejak tadi. Tak lama kemudian, samar-samar, Chanyeol bisa mendengar suara langkah pelan kaki seseorang yang terdengar seperti sedang berjalan ke arahnya.

Ia tetap menutup matanya, berpura-pura untuk tertidur. Saat tak ada suara lagi, ia mencoba untuk mengintip sedikit melalui matanya. Dan sedikit kaget saat melihat Sehun yang tengah berdiri di dekatnya, dengan mengambil sesuatu.

Chanyeol langsung memejamkan kembali matanya begitu Sehun berpaling ke arahnya, menunggu untuk beberapa saat. Tak lama kemudian, pria itu bisa merasakan bibirnya disentuh oleh sesuatu yang terasa dingin, alkohol.

Rupanya pemuda itu sedang mengobati lukanya secara diam-diam, Chanyeol ingin berpura-pura tertidur saja namun, ia tak bisa menahan desakan dari dalam dirinya untuk sekedar berbicara pada Sehun. Pada akhirnya, ia membuka perlahan matanya, menatap Sehun yang terlihat sedikit terkejut karenanya.

Keduanya terdiam dengan saling menatap selama beberapa detik, sebelum Sehun kembali melanjutkan kegiatannya itu. Mengobati luka memar Chanyeol, tanpa menatap kembali pada pria itu.

"... kau masih marah padaku?"

"Jangan bicara dulu," sembari menekan pelan luka sobekan yang berada di sudut bibir Chanyeol, Sehun melihat pria yang kini tampak sedikit meringis itu. "... aku tak ingin lukamu semakin sakit, kalau tak diobati."

Marriage Contract | ChanHun FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang