H
A
P
P
Y
.
.
.
R
E
A
D
I
N
G*****
Tinggal bersama Chanyeol adalah hal yang tak bisa dideksripsikan oleh Sehun, kadang ucapan pria itu bisa terdengar sedikit jahat, dan jujur saja membuatnya merasa sedih saat mendengarnya. Tetapi, di sisi lain, ada juga sifat dari Chanyeol yang membuat dirinya merasa aneh, seperti saat beberapa hari yang lalu.
Awalnya Sehun kira pria itu akan membentaknya ataupun marah padanya, karena secara tak sengaja telah memecahkan barang rumahnya. Namun, di luar dugaan rupanya Chanyeol malah membantu untuk mengobati lukanya, setidaknya dari hal ini membuat pikiran Sehun menjadi sedikit berubah, rupanya pria itu masih mempunyai hati.
Sekarang, meski masih merasa sungkan untuk berada di dekat Chanyeol, kadang Sehun akan mencoba untuk menanyakan makanan apa yang disukai oleh pria itu. Atau di lain waktu, saat Chanyeol akan berangkat bekerja di pagi hari ia akan menawarkan untuk membantu merapikan dasi pria itu.
Awalnya, tawaran Sehun ditolak mentah-mentah. Tapi, mungkin karena melihat wajah sedih pemuda itu, Chanyeol terpaksa mengiyakannya saja. Lagi pula Sehun hanya ingin membantu memasangkan dasinya, hal itu tidak akan membunuhnya.
Mereka memang jarang berbicara dimulai dari awal keduanya melakukan kesepakatan, jadi Chanyeol menganggap bahwa mungkin Sehun hanya merasa kesepian, dan ingin mencari teman bicara. Buktinya saja kadang pemuda itu akan menanyakan tentang beberapa hal, yang jujur saja menurutnya tak terlalu penting. Kadang Chanyeol hanya akan mengabaikan beberapa pembicaraan Sehun, meski kadang ia juga akan meresponnya.
"Hyung, aku boleh keluar rumah tidak?"
Sore itu, setelah Chanyeol pulang ke rumah dari kantor, Sehun meminta izin padanya untuk keluar. Sebenarnya ia tak terlalu peduli dengan hal itu namun, tiba-tiba dirinya penasaran memangnya mau kemana pemuda itu pergi?
"Memangnya kau mau kemana?"
"Aku... belum tau."
Chanyeol mengerutkan keningnya. "Jadi untuk apa kau mengatakannya padaku?"
"I-itu... semenjak tinggal di sini, aku sangat jarang keluar dari rumah. Jadi aku hanya ingin berjalan-jalan ke suatu tempat."
"Oh, maksudmu kau bosan, ya?" Chanyeol melepaskan beberapa kancing teratas kemejanya, ia kembali melirik Sehun yang tampak terdiam. "Kenapa hanya diam, katakan saja kalau memang iya. Memangnya aku akan marah apa?"
Apa di mata Sehun itu ia terlihat seperti malaikat pencabut nyawa, ya? Pria itu menggeleng-geleng kecil dengan pemikirannya sendiri, tapi memang ia sering marah pada Sehun sih.
"Iya, aku bosan. Tapi, aku tak berani untuk mengatakannya pada, Hyung," ujar pemuda itu dengan jujur.
Chanyeol mendengus, merasa tak habis pikir. Rupanya memang Sehun takut membuatnya marah. "Kalau memang mau keluar bilang saja, lagi pula aku juga sedang ingin berjalan-jalan ke luar. Pekerjaanku sedang sangat banyak akhir-akhir ini, jadi aku juga perlu mencari hiburan."
Sehun tersenyum mendengarnya. "Benarkah?"
"Aku tak akan mengulang ucapanku," Chanyeol berjalan ke arah kamar mandi, berniat untuk membersihkan dirinya. "Bersiap-siaplah, kalau tidak aku akan meninggalkanmu sendirian di rumah."
"Aku akan bersiap-siap," seru Sehun dengan ceria, mungkin karena sudah lumayan lama semenjak terakhir kali ia bisa pergi berjalan keluar dengan bebas. Biasanya sebelum bertemu dengan Chanyeol, Sehun harus bekerja di sepanjang waktunya, dan tak pernah sempat mempunyai waktu luang untuk menghibur dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract | ChanHun Fanfiction
Fanfiction[COMPLETED] "Semuanya hanya sebuah kesepakatan, tidak akan ada perasaan yang muncul dalam perjanjian kontrak ini." "... tapi bukannya tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Apakah menaruh perasaan pada orang yang kau cintai, adalah sebuah kes...