H
A
P
P
Y
.
.
.
R
E
A
D
I
N
G*****
Tiga hari berlalu, dan Chanyeol masih berada di rumah sakit. Sebenarnya pria itu berniat untuk pulang lebih cepat ke rumah, akan tetapi Sehun tidak mengizinkannya, atau lebih tepatnya pemuda itu terlalu mengkhawatirkan kondisinya. Jadilah seharian ini Chanyeol hanya membaringkan diri di dalam ruangannya, jujur saja ia lumayan bosan.
Ibunya sudah mau menemuinya, serta berbicara dengannya. Hanya saja, ayahnya masih belum mau bertemu dengannya, ia sedih tentu saja. Tapi, memang itu hal yang pantas ia dapatkan.
Kemarin, Kai juga memberitahunya tentang Rose. Ya, bila tahu bahwa wanita itu akan melakukan hal segila ini, lebih baik Chanyeol tidak pernah menerimanya lagi dari awal. Bisa kalian tebak? Dulu, ia salah mengira bahwa kakak Roselah yang memang berencana untuk meracuni Sehun.
Tapi, pelakunya adalah Rose. Ia sengaja menggunakan kakaknya untuk menutupi perbuatannya itu. Kakaknya adalah seorang pecandu, wanita itu mengambil keuntungan dari hal itu, dan memanipulasi keadaan yang ada, membuat dirinya seperti tampak tak terlibat sama sekali.
Sayangnya, aksinya kali ini ketahuan. Niat awalnya untuk mencelakakan Sehun pun gagal, karena Chanyeol yang sempat menyelamatkan pemuda itu. Meskipun kini harus berbaring di dalam ruangan serba putih yang membosankan ini, pria itu cukup bersyukur karena tidak ada kejadian buruk apapun yang menimpa Sehun, dan juga anaknya.
Sungguh, Chanyeol tak bisa membayangkan. Bagaimana jadinya, jika harus kehilangan Sehun, dan juga bayi mereka. Keduanya sudah menjadi bagian yang begitu berharga dalam kehidupannya, sangat berarti bagi dirinya.
"Hahh, aku bosan," menghela napas panjang. Pria itu menoleh untuk menyusuri area sekitar ruangannya, sepi. Hanya ada ia sendirian di sini, Sehun sedang pergi ke luar.
Tiba-tiba Chanyeol teringat dengan sesuatu, sebelum ia ditimpa oleh segala masalah yang rumit ini. Cincin, sebelum kecelakaan. Pria itu berniat untuk memberikan cincin pada Sehun, dan seingatnya. Kotak kecil biru itu masihlah tersimpan di dalam laci meja kantornya.
"Bagaimana cara aku mengambilnya... orang akan mengiraku sebagai pasien yang kabur dari rumah sakit nanti," gumam Chanyeol dengan pelan, ia tak bisa pergi ke kantornya sekarang. Lagi pula, meskipun mengatakan baik-baik saja di depan Sehun. Sebenarnya, kepalanya masihlah terasa sakit.
Bertepatan dengan dirinya yang sedang berpikir, tiba-tiba ada suara dorongan pintu yang terbuka. Pria itu langsung menoleh, dan mendapati Kai yang tengah berjalan masuk ke dalam ruangannya.
"Bagaimana keadaanmu?" Kai menghampirinya, dan terkekeh kecil. "Kukira kau akan mengalami gegar otak... tapi, baguslah itu tak terjadi."
Mendengar itu, Chanyeol segera memutar bola matanya dengan malas. "Bercandamu tidak lucu, memangnya kau tak senang kalau aku baik-baik saja sekarang?"
Kai tak mempedulikan tatapan kesalnya. "Kau datang dengan wajah berlumuran darah ke rumah sakit tempatku bekerja, memangnya aku tidak kaget apa?" mendengus panjang, ia menatap Chanyeol dengan serius. "Meskipun aku dulu menyukai Sehun, bukan berarti aku senang jika kau mati, bodoh. Kau masih sahabatku."
"Tunggu... dulu?"
"Hm," Kai mengangguk pelan, mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku sadar kalau Sehun itu hanya menyukaimu... seandainya saja jika kau menghilang pun, mungkin, ia tetap tidak akan berpaling ke arahku. "
Tak ada balasan apapun dari Chanyeol, pria itu terdiam dengan wajah yang tertunduk. Ia tak tahu harus mengatakan apa pada Kai, harusnya ia senang karena temannya merelakan Sehun untuknya. Tapi, untuk sesaat. Ia merasa jahat, karena terkesan seperti berbahagia di atas penderitaan Kai.
![](https://img.wattpad.com/cover/293160341-288-k176070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract | ChanHun Fanfiction
Fanfic[COMPLETED] "Semuanya hanya sebuah kesepakatan, tidak akan ada perasaan yang muncul dalam perjanjian kontrak ini." "... tapi bukannya tidak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Apakah menaruh perasaan pada orang yang kau cintai, adalah sebuah kes...