-AUTHOR POV-
Beberapa Minggu kemudian Ara dan Jimin keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumah, setelah kejadian itu eomma dan appa mereka menjadi kembali seperti semula. Menjadi orang tua yang perhatian dan hangat..
"Jiminn, bangun nak makan dlu yuk eomma sudah masak".
"emmm, eohh eomma disini".
"Heumm eomma sudah datang nak, kau minum2an bersoda nak? Sampai lima botol bgtu, kau ini belum sembuh nak jangan minum yg macam2 dlu".
"Eoh bukan aku eomma tapi adek".
"Adek? Ah pantas dia tidak keluar2 kamar".
"Astaga di benar-benar, jimin mau mandi dlu nee eomma tunggulah di meja makan". Jiminn pun bergegas mandi, dan rapih2 untuk sarapan pagi.
"Makan dlu nak".
"Kau sudah siap Jimin untuk acara nanti malam". Ucap appanya yg sedang menyeruput kopi.
"Hmm". Jwb Jimin dengan anggukan.
"makan dlu nak mau eomma suapin heumm".
"eohh ngak usah, ahh iya dimana adek eomma?".
"Dia masih dikamar, gak mau keluar eomma ketuk2 dari tadi".
"Ahh benerkah". Jimin pun beranjak dari kursinya untuk menemui adiknya itu.
"Dek bangun dulu ayo makan emm". Jimin mengelus pipi nya lembut.
"....". Tidak ada jwbn dri Ara.
"Kenapa emm?".
"Tidak papa".
"Tidak apa-apa tapi membelakangi ku emm". Jimin yg gemas menarik adiknya itu ke pelukan.
"Makan yuk kau harus makan eoh".
"Aku tidak lapar". Jwb Ara malas dan melepaskan pelukan Jimin.
"Tidak lapar apa hah kau belum makan dari pagi dan kau meminum banyak soda eoh ayo makan aku sudh membawanya".
"Heum peduli apa kau padaku?".
"Yaak kau kenapa hah setelah aku bicara soal kepergian ke Jakarta kau marah mendiamkan ku". Ya memang akhir-akhir ini Jimin sering sekali membicarakan kepergian nya ke Jepang pada Ara.
"Untuk apa aku marah kau akan pergi juga kan, bukan hanya kau, eomma dan Appa juga. Tidak apa-apa, mangkanya dri mulai sekarang aku akan mulai biasa hidup sendiri".
"Bukan begitu juga eoh sama saja kau mengabaikan ku makan lah dan minum obat mu". Jimin yg menahan kesal pun keluar kamar Ara bgtu saja.
"Hufhhh aihhh kenapa jdi begini si".
"Loh sayang makanan Abang kamu, kenapa ga dimakan?
"Ani eomma tanya saja pada dia".
"Hufh bang kenapa makanannya ga dimakan? Tidak enak ya masakan eomma?".
"Ahh ani aku tdk lapar".
"Kalian bilang tidak lapar semua, yasudah tidak apa2 kalau memang tidak mau makan masakan eomma".
"Tdk begitu maksud ku". Jimin pun langsung mengambil makanan yg ia sudah sendok tdi dan memakannya.
"Appa mari kita berangkat sekarang".
"Ah okey". Eomma dan appa nya pun bersiap-siap untuk pergi kembali.
"Eoh kenapa buru-buru eomma".
"Eomma dan Appa harus mengurus acara nanti malam nak".
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kesayangan
Teen FictionIkut eomma dan appa ke Jepang ku fikir sangat menyenangkan, ternyata kenyataan nya sangat berbeda. Sebuah pelangi yg ku impikan disana ternyata malah awan hitam yg ku dapatkan. Bahkan disaat ku kira bersatu kembali dengan abang awan itu hilang, tpi...