Ikut eomma dan appa ke Jepang ku fikir sangat menyenangkan, ternyata kenyataan nya sangat berbeda. Sebuah pelangi yg ku impikan disana ternyata malah awan hitam yg ku dapatkan. Bahkan disaat ku kira bersatu kembali dengan abang awan itu hilang, tpi...
Jimin turun ke bawah dan menunggu Ara di meja makan untuk makan bersama, dia menyiapkan semuanya sendiri. Karena memang dia belum dapat ahjumma pengganti untuk mengurus rumah..
"Huumm wanginya, enak nih kayanya". Ara turun dan menghampiri abngnya itu.
"Iya dong masakan abng slalu enak, ayo makan".
"Hihi maaf ya gara2 adek pulang telat jdi abng yg masak".
"Its oky bayi, ayo makan". Senyum Jimin.
"Umm selamat makan". Ara pun mulai makan dan disusul Jimin, setelah makan malam selesai Jimin pun langsung bergegas ke atas siap2 karena malam ini dia janji mau menemani Jennie belanja.
"Aih udh rapih aja, mau kemana?".
"Mau ketemu temen abng sebentar dia nanyain kerjaan".
"Nah baru tau kan kau, untung saya baik ya cepat panggil". Jennie langsung nyelonong masuk tanpa permisi, padahal tuan rumah yg membukakan pintu untuk nya tdi.
"Gini ya bng, pembohong". Ara tersenyum simpul dan langsung masuk ke dalam.
"Kenapa sepi sekali sih".
"Tuan sedang keluar, kalau bisa nyonya silahkan hubungi". Senyum Ara.
"Yaya bikin saya minum jus strawberry jngn terlalu manis soalnya saya sudah manis cepat!".
"Umm baik". Senyum Ara dan langsung beranjak ke dapur.
"Huwekk manis dri mana nya, abng mau aja ya pacaran sama cewek kaya gtu". Gumam Ara kesal.