Terungkap

71 10 3
                                        

Hallo udah lama gak up maaf ya baru bisa up, lagi banyak-banyak nya urusan soalnya 😭 but happy reading guys..😘

-AUTHOR POV-

"Adekkk Abang pulang..".

"A-astaga.. Jiminn oppa..". Teriak salah seorang yg membuat aku menoleh ke arahnya.

"Eh k-kau".

"Astagaa Jimin oppaaa...". Aera beranjak dari duduknya dan berlari hampiri jimin.

"Eoh oppa sedang apa disini? Astaga tampan sekali".

"Emm i-itu ini sepertinya ku salah rumah". Jawaban Jimin sangat gugup hingga membuat Ha Roo menyunggingkan bibirnya itu, bagi nya adik dan abang sama saja. Pembohong.

"Eoh kau tersesat oppa? Rumahmu dimana? Kenapa bisa sampai sini? Aigoo ottoke oppa..." Aera menangkup wajah Jimin seraya memborong semua pertanyaan nya yg berlebihan itu.

"Emm ani,ani tolong lepas".

"Aera.. kau kenapa? Omo a-abang". Ara berlari menuruni tangga karena mendengar teriakan Aera di bawah. Dan betapa terkejutnya dia melihat jimin sudah bersama Aera.

"Araa kasihan Jimin oppa tersesat, tapi tunggu. Kau bilang abang?". Aera langsung melepaskan tangkupan nya dari wajah Jimin.

"Hmm kembaliin buku gue". Ha Roo langsung bangkit mengambil buku kesayangan nya dri tangan Ara.

"Astaga, buku gue. Kenapa bisa kaya gini ga bahkan ada halaman yg hilang". Terkejut bukan main Ha Roo tatkala melihat bukunya sudah tidak layak lagi untuk dibaca.

"Ah i-itu sudah bgtu memang nya".

"BEGITU BAGAIMANA HA BUKU GUE BAGUS DAN BAIK2 AJA SEKARANG KAYA GINI". Ha Roo membentak dan berteriak pada Ara karena buku kesayangan nya rusak.

"Hey,hey anak kecil. Jaga bicaramu, jangan beraninya berteriak pada adiku". Jimin menghampiri Ha Roo dan menarik kerah bajunya.

"A-adik? Ara Jimin oppa itu, oppamu?". Aera terkejut mendengar itu.

"Haish abang udh jangan kaya gini, iya Jimin abang aku ay. Dan aku anak keluarga Park Do Yun".

"Astaga".

"Hmm lu kaget ay? Gue si engga, udh tau dri awal semuanya kebohongan ni sahabat baru lo. Tukang tipu". Ha Roo melirik Ara sinis.

"Heh bocah gua masih sabar ya ku masih gua pegangin nih mau gua cabein ha mulut lu, jangan ngomong macem2 tentang adek gua". Jimin semakin menarik kerah bajunya Ha Roo.

"Abang sudah, lepasin dia". Ara menahan lengan abangnya itu agar Jimin melepaskan Ha Roo.

"Kalau bukan karena adek gua, ga bisa lolos lu". Jimin melepaskan kerah baju nya.

"Soal buku lu itu, gua bisa ganti. Lu mau setruk? Gua beliin buat lu". Ucap Jimin.

"Ga usah, gua pergi". Ucap Ha Roo dingin nya, dan langsung meninggalkan mereka semuanya. Termasuk Aera yg masih bengong melihat semuanya.

"A-aera, kamu marah ya sama aku?". Ara menghampiri Aera yg masih terpaku melihat semuanya.

"Ternyata kamu..."

"Iya aku tau aku salah tapi aku ngelakuin ini semuanya karena aku tau kalau semua anak tau aku bakal di perlakukan kaya apa, aku ga mau dan itu membuat aku risih dan ga nyaman ay pliss jangan marah".

"Siapa yg marah, aku ga nyangka aja ternyata kamu sahabat aku adek dari seorang Park Jimin. Cowok populer, alumni paling populer di sekolah". Aera langsung berubah 180 derajat jadi senang dan girang, bahkan mungkin melompat kesana kemari sambil memegang tangan Ara.

"Sudah ay, aduh aku pusing".

"Eh mian". Aera pun berhenti.

"Emm gwenchana, yg penting kamu ga marah kan". Senyum Ara.

"Iya engga lah". Jawab Aera yg langsung memeluk sahabatnya itu.

"Emm ekhem..".

"Eh oppa". Aera melepaskan pelukan nya.

"Emm aku masih disini loh kalian mendiami ku". Jimin mempoutkan bibir nya.

"Eoh kiyowo". Ara terkekeh melihat tingkah abangnya itu, dan langsung mengunyel-unyel pipi abangnya itu.

"Hufh sekarang aku yg dicuekin, yasudahlah aku pulang ya ra. Nanti bisa main lagi kan udh tau rumah mu". Senyum Aera.

"Eh, hihi siap Bu boss. Hati2 ya".

"Bye Ara, bye oppa😘". Aera pergi dengan senang nya.

"Eoh ihh geli sekali dia itu".

"Emm siapa yg mau sushi". Jimin berlari ke arah ruang makan dan meninggalkan adiknya itu.

"Yakkk abang ish bagiiiii". Ara lari mengejar abangnya. Semua nya sudah terungkap, Aera dan Ha Roo sudah tau semuanya. Tunggu bahkan Ha Roo sudah lebih dlu tau, Ara langsung berfikir bagaimana dia bisa tau semuanya bahkan selama ini Jimin tidak pernah terlihat saat mengantar atau menjemput di sekolah. Ingin rasanya Ara menanyakan nya tapi dia rasa sudah tidak perlu lagi, yg penting semuanya tidak tau.

***

Sudah 3 bulan dari kejadian itu, Ha Roo benar2 tidak memberi tau kan pada siapapun. Termasuk Aera pun bgtu, dan Ara masih sekolah dengan nyaman walaupun sikap Ha Roo yg masih mencap nya sebagai pembohong dan penipu ia tidak perduli.

"Araaaa ayo ah aku udh laper banget ini". Aera merengek sambil terus menarik tangan Ara agar mau menemani nya ke kantin, sedang kan Ara masih bergelut dengan pensil dan bukunya.

"Ihhhh iya ay sebentar, satu paragraf lagi ya". Senyum Ara.

"Eoh jinjja? Ish itu lama ayo buruan udh laper ini, kamu tega sahabat kamu sakit maag nanti". Aera memasang wajah melas nya.

"Ish ya engga lah, ck yaudah ayok". Ara merapihkan semua nya, dan beranjak dari duduknya.

"Asikkk yey ayok". Aera menarik tangan Ara dan berlari ke arah kantin.

/Skip sampai kantin

"Ahjumma, Aera ramen satu ya".

"Nee".

"Ara mau ramyeon nya aja dan minuman nya jus jeruk saja 2".

"Nee, tunggu dlu ya".

"Ayok kita duduk sana Ra". Aera menarik tangan Ara dan menuju ke tempat duduk yg kosong. Tapi tiba-tiba..

"Ini tempat gue".

"Mwo... Aish bangun Ha Roo ini tempat ku dan Ara". Ha Roo langsung mengambil tempat yg sudah mau Aera dan Ara duduki. Dengan kesal nya Aera menarik-narik lengan nya Ha Roo agar dia bangun dari duduknya itu.

"Ish bangun".

"Gak".

"Bangun".

"Gak".

"Aish jinjja, udah ay kita pindah aja".

"Ga mau ra ini tempat kita dluan".

"Udh dengerin aja kata si penipu".

"Heh jaga omongan ih temen gue".

"Emang bener, bukan cuma dia. Abang nya juga, oh mungkin bahkan eomma, Appa serta haelmoni dan haraboji nya pun mungkin sama". Ha Roo tertawa terbahak.

"HEH, DIEM LO. GUE TERIMA YA LO BILANG GUE PENIPU TAPI GA DENGAN LO BAWA KELUARGA GUE". Ara berteriak pada Ha Roo membuat semua yg ada disana menoleh ke arah mereka.

"Wow nona Park, kau berani sekarang". Ha Roo memegang rahang Ara kuat.

"Argh sakit".

"Lepasin Ara Ha Roo". Aera berusaha menolong sahabat nya itu tpi tidak bisa, tenaga Ha Roo sangat kuat.

"Emm kau cantik juga non-".

"LEPASIN ADEK GUE". Suara teriakan itu membuat semua nya menoleh dan ternyata dia...


















Thanks for reading hehe😋 jangan lupa vote🤩

Adik KesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang