Chapter 8 | Dia Milikku

4.2K 171 6
                                    

Hallo Readers tersayang hehe
Sebelumnya izinkan aku mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada kalian yg sudah memasukkan cerita ini ke dalam 'list daftar bacaan kalian' woah, itu sebuah kehormatan bagiku🙏😌

Oke gitu aja
Lopyu oll
&
Love you all haha
Happy fun guys 💜

Baru beberapa menit Nara masuk ke kamar sekarang dia sudah turun lagi ke bawah dengan penampilan sudah rapi, dia memakai celana jins abu dan blouse, juga di lengkapi dengan tas selempang kecil, rambutnya di ikat kuda, benar-benar cantik dan natural.

Nara mencari-cari keberadaan Rain, walau bagaimana pun juga sebagai istri yang baik dia harus izin dulu kan pada suaminya.

Setelah mencari ke berbagai sudut rumah, akhirnya Nara menemukan Rain di belakang rumah tepatnya dia tengah berenang di kolam yang airnya dari mata air langsung membuat air di kolam itu tampak jernih sekali. Rain keluar dari kolam saat melihat Nara berdiri di ambang pintu kaca itu tengah menatap dirinya.

Mata Nara melongo dengan mulut sedikit terbuka melihat pria di depannya saat ini begitu tampan, rahang tegas, alis tebalnya, rambut kecoklatan, kulit yang tidak terlalu putih, badannya yang tinggi, dan bulu mata yang sedikit lentik, benar-benar pahatan yang indah. Jangan lupakan butir-butir air yang menetes dari rambutnya yang basah, sungguh menambah kesan indahnya. Astaga Nara benar-benar tak bisa berkedip.

"Nara" Panggilnya dengan suara berat dan seksi itu. Hah apa dia barusan memanggilnya Nara.

Nara segera tersadar dan mengerjapkan matanya. Astaga dia baru saja hampir menumpahkan air liurnya dan membuat imagenya jatuh ke ke tanah. Nara menggelengkan kepalanya beberapa kali "Sadar Nara sadar, ingat, Revan juga sangat tampan, jangan sampai kamu terpesona pada Rain si wajah datar" Batinnya bermonolog sembari menggelengkan kepalanya semakin cepat.

"Hey, hey" Rain menangkup kedua pipi Nara agar dia berhenti menggeleng hingga kini membuat mata mereka saling bertemu dan tatapan keduanya saling terkunci. Astaga jantung Nara sudah sangat siap melompat dari tempatnya saat ini. Sekarang Nara dapat melihat wajah Rain dari dekat, ironisnya dia semakin terlihat tampan jika dilihat dari dekat seperti ini. "Kenapa kau menggelengkan kepalamu dengan cepat, kamu bisa pusing Nara"

Nara segera melepas kedua tangan Rain dari pipinya dan membalik badannya beranjak dari sana "Aku pasti sudah gila" Gumamnya.

Rain hanya mengernyitkan dahi heran dengan sikap Nara tapi dia kembali acuh, berjalan ke bangku di samping kolam untuk mengambil handuk kecilnya. Tapi beberapa saat kemudian gadis itu kembali lagi, Rain menolehkan lagi pandangannya pada Nara.

"Ekhem, aku lupa mau bilang, aku mau pergi bersama teman-temanku" Ucapnya dengan sedikit gugup. Rain menganggukkan kepala.

"Aku mungkin akan lama, kau tidak usah menungguku" Ucapnya lagi, "Oh iya, adikmu Sarah juga ikut bersama kami, jika kau khawatir" Setelah itu dia melenggang pergi.

"Jangan pulang terlalu malam" Sahut Rain seraya kembali mengelap wajahnya. Nara menghentikan langkahnya sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya lagi.

Rain hanya memperhatikan punggung Nara hingga gadis itu menghilang di telan pintu, hingga sesaat kemudian pandangan Rain teralihkan pada dering ponselnya.

"Iya yah"

"Bisakah kau hari ini datang ke kantor, sepertinya Ardan akan menandatangani kontrak kerjasamanya hari ini"

AFFAIR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang