Chapter 31 |Kumohon Jangan Nara

10.5K 418 8
                                    

Sesaat setelah Bram mengirimkan lokasi Nara sekarang, Rain langsung melajukan mobilnya, mengambil jalan pintas untuk sampai di tempat itu dengan cepat juga untuk menghindari macet seperti tadi.

Ketika memasuki tempat yang mirip sebuah lahan tak terpakai. Tempat itu jauh dari rumah warga dan lebih banyak pabrik terbengkalai. Lalu dari kejauhan terlihat mobil forsche pink milik Nara. Rain mendengus halus, entah darimana Nara mengetahui tempat seperti ini.

Setelah memarkirkan mobilnya, Rain segera melarikan kakinya memasuki klinik itu hingga dia mendobrak pintunya karena takut terlambat dan Nara sudah melakukan hal itu.

Rain semakin khawatir saat ternyata Nara memang benar ada di dalam klinik itu bersama seorang wanita yang Rain pastikan wanita itu yang mempunyai klinik ini.

Napas Rain tercekat, dengan segera dia menghampiri mereka dan sontak menarik tangan Nara ke sisinya.

"Apa yang kamu lakukan di tempat ini?! Apa kamu gila?! Kamu ingin membunuh anakku?!" Ucap Rain dengan menggebu-gebu.

Nara melepas kasar tangannya. "Iya, bukankah kamu tidak menginginkannya?!" Tantang Nara menatap tajam.

"Sriously, gak usah bercanda, Ra" Napas Rain masih memburu, juga ketakutan yang kini begitu menerpa dirinya. Takut jika Nara benar-benar membunuh anaknya.

"Kenapa aku harus bercanda, aku baru saja selesai aborsi, dan sekarang kamu lega kan karena bayi itu telah MATI!"

"NARA!" Bentak Rain tak bisa menahan saat Nara bicara seperti itu dengan lantangnya.

"Gak usah sok peduli, di saat kamu menikmati sesi percintaan dengan wanita lain apa kamu peduli?!" Pekik Nara marah dan kesal.

"Aku tidak melakukan itu Nara! Yang kamu lihat tidak seperti itu!" Terang Rain.

"NAJIS! Bangs*t" Desis Nara.

Kemudian Nara beralih pada wanita itu lagi, meronggoh dompet di tasnya.

"Ini, imbalannya untukmu, terimakasih kamu sudah membantuku melenyapkan anak bajingan itu" Nara mendelik pada Rain.

Nara beranjak meninggalkan klinik itu. Rain sempat menoleh pada sang wanita itu lalu bergegas menyusul Nara.

"Nara, tunggu" Rain berhasil mencekal tangan Nara dan menghentikan langkah gadis itu.

"Apa?!" Nara mendonggak.

"Aku tahu kamu bohong, aku tahu kamu tidak mungkin tega membunuh anak kita, iya kan?" Ucap Rain dengan tatapan pilu.

"Gak usah sok tahu! Asal kamu tahu, aku tidak sudi mengandung anak kamu, aku tidak sudi bagian dari diri kamu bersamaku, jadi tidak ada alasan untukku mempertahankan bayi itu" Nara menjeda kalimatnya. "Lagian anak ini akan lebih menderita jika lahir tanpa ayah, jadi jika bayi ini mati itu lebih baik" Nara menyorot tajam.

Rain diam sejenak, mereka sama-sama diam hingga membuat suasana berubah hening, hanya mata mereka yang saling menyorot mata masing-masing.

Kemudian Rain terkekeh tak percaya "Awalnya aku sangat tidak percaya kamu tega melakukan itu Ra, tapi saat mendengar perkataan kamu yang begitu lantang, mungkin kamu telah benar-benar membunuhnya" Satu tetes air mata mengalir di sudut mata Rain.

Rain menyeka air mata di sudut matanya "Kenapa Ra? Kenapa kamu bisa setega itu? Bukankah dia anakmu juga?....dan kamu salah Ra,.....aku sangat menginginkannya" Lirih Rain dengan air mata yang kini mulai turun dari pelupuk matanya.

Ada rasa terenyuh mendengar perkataan tulus Rain juga melihat laki-laki itu menangis. Apa memang benar Rain menginginkan bayi yang tengah dia kandung sekarang. Jika pun itu benar, itu tidak akan mengubah apa pun. Nara tetap pada pendiriannya, tidak akan memberitahu Rain tentang bayinya, biarlah yang Rain ketahui anaknya telah meninggal, itu lebih baik untuk Nara dan bayinya.

Nara melipat tangannya di dada "Gak usah nangis Rain, bukankah kamu bisa membuat ratusan anak lagi dengan wanita itu?" Sarkas Nara tersenyum miring, lalu pergi ke mobil, melajukan ⁸mobilnya meninggalkan Rain.

Sementara Rain kini berteriak kesal, menendang udara dan meremas rambutnya. Bahkan Rain tidak ingat kapan terakhir kali dia menangis dan sekarang dia menangisi kepergian anaknya yang bahkan baru saja dia ketahui kalau dia tumbuh di rahim istrinya. Entahlah, meski ragu, tapi perkataan Nara seolah meyakinkan bahwa dia benar-benar telah menggugurkan kandungannya.

AFFAIR kini tersedia di dreame dan innovel dengan judul dan sama, jika kalian ingin membacanya ketik saja nama penaku Cusinta

AFFAIR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang