2

3.8K 395 33
                                    

Di dalam mansion bak istana, Sasuke tengah duduk bersandar dengan dagunya bertumpu pada tangannya.
"Bereskan Hatake itu" ucap Sasuke mengambil pistolnya dan mengusapnya penuh sayang.
"Ha'i, Sasuke-sama" ucap Suigetsu.
.
.
.
Bruk

"Ahk" rintih Hinata merasakan sakit pada lututnya saat ia didorong oleh seorang gadis.
"Jatuh ya?" Tanya gadis itu berlalu pergi.

Hinata berdiri dan merasa nyeri pada lututnya yang lecet.
"Hah..." Ia mendesah lelah dan melanjutkan jalannya menuju kelas 12 A.
.
.
.
Prak

Sapu itu dilempar ke lantai membuat Hinata melihat gadis bersurai buble gum yang berdiri di depannya.
"Cupu, kerjakan piketku" ucap gadis itu keluar dari kelas.
"Tapi, Sakura-san..." Ucapannya terhenti saat Sakura mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk tidak melanjutkan perkataannya.

Akhirnya ia hanya bisa membersihkan kelas itu sendirian mengingat semua siswa sudah pulang.
.

Hinata berjalan terburu-buru masuk ke dalam sebuah cafe dan ia terlihat membungkuk beberapa kali di depan seorang wanita tua, lalu ia masuk ke ruang ganti dan keluar menggunakan seragam maid. Ia dengan cekatan langsung membantu teman-temannya mengantar dan mencatat pesanan ke sana kemari.
"Hinata, tolong antarkan makanan ini ke meja nomor 20" ucap Kiba.
"Ha'i" Hinata langsung mengambil nampan berisi makanan dan mengantarnya ke meja nomor 20.

Beberapa jam telah berlalu, kini cafe telah kosong dan sudah waktunya tutup.
"Hinata, di dapur ada mie udon yang sisa. Kau bawa saja" ucap seorang wanita tua.
"Ha'i. Arigatou Chiyo Baa-san" ucap Hinata.
.
Di perjalanan pulang, Hinata mampir ke supermarket untuk membeli bahan dapurnya yang sudah menipis.

Ia keluar dari supermarket dengan sekantung plastik berukuran sedang di tangannya.

Ia bersedekap kala angin malam semakin berhembus dingin menusuk kulit.
"Huufftt... Dingin sekali" gumamnya dan terlihat gumpalan uap keluar dari mulutnya.

Brruummm

Mobil Limousine hitam lewat sedikit kencang, menerbangkan surai indigo Hinata.
"Kenapa mereka tidak hati-hati saja saat berkendara? Malam memang sepi, tapi tidak bisa menjamin akan terjadi kecelakaan" gerutunya pelan menggeleng kepala.
.
Srek

Ia meletakkan dua plastik berisi bahan dapur dan mie udon ke atas meja. Ia pergi ke kamar mengambil handuk dan segera membersihkan diri ke kamar mandi.

Selesai mandi, ia langsung ke dapur, menuangkan mie udon yang sudah mulai dingin ke dalam mangkuk, ia memakan mie itu dalam keadaan hening.

Tling

Sumpit itu ia letakkan ke atas mangkuk.
"Kaa-san, Tou-san, aku kesepian" cicitnya menunduk.
.
.
.
Traangg
Buagh
Buagh

Terdengar suara gemerincing dan pukulan yang menghantam sansak dari dalam ruangan besar
"Sasuke-sama, transaksi berhasil dilakukan" ucap Suigetsu.
"Hn" Sasuke berhenti meninju sansak itu, berbalik menatap Suigetsu.
"Bereskan" ucap Sasuke pergi dari ruangan itu.

Suigetsu langsung menurunkan sansak itu dengan susah payah dan membuka resleting sansak itu. Tampak seorang pria berlumuran darah dan tak berdaya.
"Haiiss..." Desis Suigetsu.
.
Hari ini bertepatan dengan hari Minggu. Hinata tengah memasukan beberapa bekal dan minuman ke dalam tas keranjang.
"Selesai. Sebaiknya aku cepat" monolognya membawa keranjang itu keluar rumahnya.

Sesampainya di taman, ia menggelar tikar berukuran kecil, lalu ia duduk dan mengeluarkan makanan dan minuman dari dalam keranjangnya.

Senyum manis tak pernah hilang dari bibir tipisnya.
"Aku sudah lama tidak bersantai seperti ini" gumamnya bersender pada pohon badar sambil memakan sandwich.
.
Sasuke masuk ke mobilnya dan duduk di bangku tengah.
"Kita kemana, Sasuke-sama?" Tanya Suigetsu.
"Terserah" ucap Sasuke menyilangkan kakinya, ia menghidupkan rokok dan menghisapnya.
"Ha'i" angguk Suigetsu melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

When Yakuza Fallin'Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang