9

2.3K 262 45
                                    

Keesokan paginya, Sasuke bangun dengan tubuh yang segar. Beberapa menit yang lalu, ia sempat mencari keberadaan Hinata, tapi Naruto langsung mengabari kalau gadis itu sudah pulang semalam saat ia tertidur.

Sedikit rasa kecewa tidak bisa bisa ia tutupi di raut tampannya itu. Tapi, ia jauh lebih senang saat semalam gadisnya itu datang berkunjung ke mansionnya hanya untuk merawatnya.

Seandainya saja ia tahu kalau Hinata tidak datang berkunjung melainkan dibawa dengan membuat gadis itu pingsan, mungkin Naruto dan Suigetsu akan dibunuh pria itu dengan cara terkeji.

Ia menatap pantulan dirinya yang sedang mengancing kancing kemeja hitamnya.
"Hime" gumamnya dan tanpa sadar tangannya menangkup pipinya sendiri dengan senyum malu-malu dan rona tipis sambil menggoyang tubuhnya ke kanan kiri kala ia mengingat Hinata yang mengganti pakaiannya yang basah karena keringat semalam.

Ah... Andai Naruto dan Suigetsu melihat tingkah abnormal Tuannya itu, mungkin mereka akan akan membawa pria itu ke rumah sakit jiwa atau lebih parahnya lagi, mereka akan menembak mati diri mereka sendiri.

"Ehem" ia berdehem dan ekspresi kembali menjadi datar.
.
Hinata baru saja tiba di sekolahnya, tiba-tiba saja menghantam tubuhnya, bau dan berlendir.
"Ah" rintihnya kala tubuhnya kembali menerima hantaman telur busuk itu.
"DASAR PEREMPUAN MURAHAN" teriak beberapa siswi.
"Cih, berani sekali dia menampakkan diri di sekolah ini" ucap siswi lain.
"Dasar tidak tau malu" caci siswa lainnya.

Puk puk puk

Hinata berjongkok melindungi kepalanya saat telur busuk dan tomat busuk kembali menghantam tubuhnya.
'A-apa salahku?' batin Hinata berkaca-kaca.
"HENTIKAN" teriak Tsunade berlari diikuti beberapa guru.
"Kalian ini, kenapa main hakim sendiri, ha?" Bentak Tsunade pada mereka yang melempari Hinata dengan telur busuk dan tomat busuk.
"DIA PANTAS MENDAPATKANNYA TSUNADE-SAMA" Teriak seorang siswi.
"IYA. USIR DIA DARI SEKOLAH INI" teriak siswi lainnya.

Hinata bangkit berdiri, tanpa sengaja ia melirik ke arah Mading dan melihat beberapa foto dirinya sedang berciuman dengan seorang pria berambut raven dan masuk ke dalam mobil seorang pria berambut silver.

Tunggu, foto itu siapa yang mengambilnya? Foto yang seperti berciuman itu diambil dari sudut kiri, seolah ia sedang berciuman dan foto lainnya diambil saat ia masuk ke dalam sebuah mobil. Siapa? Siapa orang yang tega memfitnah dirinya.

Tanpa sadar, air mata gadis itu menetes begitu saja. Sungguh sial nasibnya di dunia ini. Baru semalam ia dipecat dari cafe, sekarang ia pasti akan dikeluarkan juga dari sekolah.
"Hinata-san, langsung saja aku berbicara disini. Aku minta maaf, tapi kau tidak bisa lagi bersekolah di KHS. Kau sudah merusak nama baik sekolah, berita ini juga sudah menyebar kemana-mana" ucap Tsunade sedikit menyesal dan menyayangkan perilaku Hinata yang tidak ia ketahui itu.

Hinata hanya bisa menunduk diam mendengar ucapan kepala sekolah dan cacian dari semua siswa. Ia membungkuk hormat pada Tsunade hingga akhirnya pergi dari sekolah itu sambil menangis.

Ia tidak peduli semua orang memandang dirinya dengan pandangan jijik karena bau dari tubuhnya.

Sesampainya di rumah, ia langsung menanggalkan pakaiannya di kamar mandi. Menyiram tubuhnya dengan air, sabun dan shampoo sudah banyak ia keluarkan, bahkan hingga habis agar bau itu tidak menguar lagi, tapi tetap saja bau dari telur dan tomat busuk itu tidak hilang.

Matanya memerah karena sedari tadi menangis. Gayung yang ia pegang ia jatuhkan ke lantai, ia merosot duduk di lantai kamar mandi itu.
"HUAAAA HIKS... KAA-SAN HIKS... TOU-SAN HIKS... KENAPA SEMUA INI TEEJADI PADAKU HIKS..." teriaknya menangis kuat.

Runtuh sudah pertahanan yang ia buat selama ini. Kenapa kehidupannya begitu rumit? Ditinggalkan orangtua, ditinggalkan bibinya, dipecat dari pekerjaan, dan sekarang ia harus dikeluarkan dari sekolah dengan alibi ia menggoda pria layaknya jalang. Apa hidupnya begitu hina sampai Kami-sama pun tidak membiarkan dirinya bahagia?

When Yakuza Fallin'Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang