17

1.6K 190 11
                                    

Trililililit
Trililililit

Trek

"Moshi-moshi, kediaman Uchiha disini" ucap wanita paruh baya mengangkat telepon rumah.
'Dimana Hinata?' tanya seorang pria dari sebrang telepon.
"Ah Sasuke-sama, saya akan segera memanggilnya, Hinata-sama ada di kamar- ah... Hinata-sama, Sasuke-sama menelepon" ucap Yuzu saat melihat Hinata menuruni tangga.
"Ha'i, Yuzu-san" Hinata langsung buru-buru menghampiri Yuzu.
"Moshi-moshi Sasuke-kun" ucap Hinata lembut.
'Kau baik-baik saja?' tanya Sasuke.
"Ha'i, bagaimana dengan Sasuke-kun?" Tanya Hinata memainkan kabel telepon.
'Hn' gumam Sasuke.

Tuuttt
Tuuttt

Hinata melihat teleponnya saat mendengar bunyi 'tut' dengan kesal.
"Kalau hanya bertanya itu saja, tidak perlu menghubungiku" gerutunya kesal.
"Hinata-san, apa kita jadi ke mall?" Tanya Naruto menghampiri Hinata.
"Ha'i, tunggu sebentar Naruto-san" ucap Hinata pergi ke kamar.

Beberapa saat kemudian, Hinata kembali dengan memakai rok sebatas tulang kering, kaos ungu muda, dan tas selempang.
"Ayo, Naruto-san" ucap Hinata.
"Hinata-san, sebentar" ucap Naruto mengambil sesuatu saat Hinata sudah hampir sampai pintu keluar.
"Tolong dipakai, ini dari Sasuke" lanjut Naruto memberikan sebuah gelang.
"Baiklah" Hinata langsung memakai gelang berwarna perak polos itu ke tangan kirinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pusing mendera dirinya, pandangannya mengaburkan.
"Ugh" lenguhnya.

Saat ia ingin berdiri, ia tidak bisa, tubuhnya duduk di lantai, bersender pada dinding. Apa yang terjadi? Seingatnya ia tadi di mall bersama Naruto dan meminta izin ke toilet sebentar. Tiba-tiba ia berada di tempat yang tidak ia ketahui dan... terikat?

Cklek

Suara pintu terbuka memasuki Indra pendengarannya.
'Siapa?' batin Hinata.
"Hai... Hyuga" ucap seorang gadis berdiri bersedekap di depan dirinya.
'Suara ini... Sakura' batin Hinata lagi mendengar suara gadisnitu samar-samar, pandangannya mulai jelas dan benar saja, itu Haruno Sakura.
"Mmhhh mmhh" gumam Hinata dengan mulutmya ditutup oleh kain.
"Ha? Apa? Aku tidak dengar" ucap Sakura mengorek telinganya.
"Mmhh mmhh" gumam Hinata menggesekkan tangannya yang terikat di belakang tubuhnya.

Grep

Sakura menarik surai Hinata hingga ia mendongak menatap Sakura.
"Bisakah kau berbicara yang jelas?" Tanya Sakura memandang Hinata yang memejamkan matanya menahan sakit yang mendera kulit kepalanya.
"Ah, aku lupa, mulutmu tertutup" lanjut Sakura melepas kasar tarikan tangannya pada surai Hinata hingga surai gadis itu berantakan.
"Ah... aku merindukanmu, Hyuga" lirih Sakura.
"Aku rindu menyakitimu" Sakura menatap tajam Hinata.

PLAK

Satu tamparan dilayangkan Sakura sekuat tenaga ke pipi Hinata hingga gadis itu tersungkur ke lantai menahan sakit.
"Ummhh mmhhh" Hinata menggeleng takut melihat Sakura dengan sebagian rambutnya menutupi wajahnya.
"Kenapa?" Tanya Sakura.

DUAGH

Sakura menendang perut Hinata kuat.
"MMHH UHMP UHMP" Hinata berteriak batuk tertahan merasakan sakit pada perutnya.

DUAGH

Satu tendangan kembali mengenai perut Hinata.
"MMHH UHMP UHMP" darah terlihat mengalir dari sela kain yang menutup mulut Hinata, air matanya bahkan ikut menetes.
"Ah... Aku menyukai ini" ucap Sakura menarik surai Hinata hingga gadis itu duduk mendongak pada Sakura dengan mata terpejam.
"Wajahmu ini terlalu polos, aku akan membantu merias wajahmu ne, Hyuga" Sakura menyeringai jahat.

PLAK
PLAK
PLAK

Entah berapa tamparan yang Sakura layangkan pada wajah Hinata hingga wajah mulus gadis itu mulai memar mengeluarkan darah.
"MMHH HIKS... MMHH HIKS..." Hinata berteriak menggeleng meminta Sakura berhenti. Ia tak tahan lagi dengan rasa sakit yang menyerang tubuhnya bertubi-tubi.

When Yakuza Fallin'Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang