Tiga hari telah berlalu, kini Hinata sedang duduk bersandar di atas tempat tidurnya, di kamar sambil membaca novel.
Keadaannya sudah pulih, hanya saja lebam di wajahnya belum menghilang sempurna.
Sasuke, pria itu selalu memantau keadaan Hinata. Ia tidak diperbolehkan mengerjakan sesuatu yang ia anggap berat, misalnya seperti menyapu, merawat taman, memasak, mengangkat pakaian kotor, menuruni tangga, makan sendiri, dan hal... berat lainnya.
Hinata menutup novelnya, ia meletakkan begitu saja di atas tempat tidur, menuruni tempat tidur, keluar dari kamar. Ia ingin mengambil air minum ke dapur.
Baru saja dua anak tangga ia turuni, Sasuke yang keluar dari ruang kerjanya langsung berlari menaiki anak tangga, menggendong gadis itu.
"Sasuke-kun, turunkan aku" kesal Hinata.
"Hn, aku sudah menyuruhmu untuk tidak melakukan apa pun" ucap Sasuke menatap gadisnya dalam gendongannya.
"Aku hanya berjalan, ini bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Lagi pula aku hanya ingin ke dapur untuk mengambil minum. Sasuke-kun berlebihan" Hinata berucap cepat menautkan alisnya.
"Aku tidak suka mendengar bantahan, Hime" Sasuke menatap dingin mata Hinata.
"Kau menyebalkan" Hinata menggembungkan pipinya kesal dengan tangan bersedekap, membiarkan pria itu membawanya menuruni tangga dan meletakkannya ke atas sofa dengan kaki menjulur di atas sofa.
"Tunggu disini, jangan sampai kakimu menyentuh lantai. Aku mengawasimu" jari telunjuk dan jari tengah Sasuke dibenturkan ke dahi Hinata yang tertutup poni.
"I-Ittai, ha'i, ha'i" ringis Hinata mengusap dahinya.Sasuke segera beranjak ke dapur mengambil segelas air dan setoples coockies, membawa ke ruang tamu.
"Jika kau membutuhkan sesuatu, katakan saja padaku" ucap Sasuke duduk di sofa single memainkan handphonenya, lebih tepatnya melihat file-file yang dikirim sekretarisnya.Hinata menatap kesal ke arah Sasuke sambil mengunyah cookies nya.
'Membosankan, dasar Ji-san jelek' batin Hinata mengejek Sasuke. Namun, beberapa detik kemudian, ia tersenyum.
"Sasuke-kun" panggilnya.
"Hn" gumam Sasuke tetap fokus pada handphonenya.
"Aku ingin makan ramen" ucap Hinata menatap Sasuke.
"Hn. Yuzu, buatkan satu ramen" ucao Sasuke sedikit keras.
"Aku maunya masakan Sasuke-kun" cemberut Hinata.
"Aku sibuk, Hinata" ucao Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya.
"Tadi Sasuke-kun yang mengatakan kalau aku membutuhkan sesuatu, aku harus mengatakannya pada Sasuke-kun" Hinata mempoutkan bibirnya.
"Aku sibuk, biar Yuzu saja" gumam Sasuke.
"Ya sudah, biar aku saja" Hinata berdiri dari duduknya.
"Tunggu, tunggu, akan ku buatkan" Sasuke menahan tangan Hinata, menariknya untuk duduk kembali.
"Hah..." Desah Sasuke berjalan ke dapur.
"Ekstra pedas ya, Sasuke-kun" Ucap Hinata sedikit keras dengan kekehan pelan.Di dapur, Sasuke membuka lemari yang menggantung di dinding. Ia mengambil sebungkus ramen.
"Eh, S-Sasuke-sama, apa yang anda lakukan? Biar saya yang memasak" ucap Yuzu yang baru datang ke dapur.
"Tidak perlu, kerjakan saja yang lain" perintah Sasuke yang hanya bisa menuruti perintah majikannya itu.Ia membuka kulkas, mengambil beberapa potong sayuran, tomat, bawang, cabai, dan telur.
Sraasahh
Ia mencuci semua bahan untuk ramen selain telur, mengambil talenan juga pisau, kemudian mengiris semua bahan itu.
Ctek
Kompor itu ia cetekkan setelah meletakkan teflon berikan besar ia letakkan di atas kompor, lalu menuangkan sedikit minyak kedalamnya.
Sressshh
Ia memasukkan bawang yang telah ia iris, disusul sayuran dan tomat.
Sraaaaahh
Ia menuangkan air ke dalamnya.
Dari samping dinding dapur, Hinata melihat kegiatan pria itu sambil cekikikan.
'Aku tidak menyangka jika Sasuke-kun bisa memasak' batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Yakuza Fallin'Love
General FictionMengisahkan seorang Uchiha Sasuke, pria berdarah biru dengan darah Yakuza mengalir dalam dirinya dan keluarganya. Pria dingin, kejam, dan tak tersentuh. Namun, apakah hal itu masih berlaku saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Hyuga Hinata? Y...