Usia kandungan Hinata memasuki bulan ketiga. Selama itu juga Hinata mengidamkan sesuatu yang tak masuk akal, selama itu juga kesabaran Uchiha Sasuke diuji, selama itu juga seluruh penghuni mansion dibuat gaduh oleh sepasang suami istri yang tiba-tiba keluar dari sifat asli mereka.
Salah satu hal yang membuat Sasuke pagi ini memijat pelipisnya karena mood sang istri dan terpaksa menunda sejam waktu ke kantornya.
"Hinata, sudah ku bilang di rumah saja" ucap Sasuke menunduk menatap Hinata yang duduk di lantai memeluk erat kakinya dengan tujuan agar dirinya tidak ke kantor, kecuali membawa sang istri.
"Tidak mau. Aku ikut, Sasu-kun huaaaa" menangis adalah satu-satunya cara terakhir agar diizinkan pria itu untuk ikut.
"Hah... Baiklah, baiklah. Cepat persiapkan dirimu, ku tunggu di mobil" setelah Sasuke mengatakan itu, Hinata langsung berdiri dan berlari ke kamar dengan semangat.
"Jangan lari, Hinata" tegur Sasuke.
.
.
.
Lima belas menit lamanya Sasuke menunggu Hinata, hingga akhirnya istrinya yang imut, mungil, lucu, dan tentu saja menyebalkan akhir-akhir ini datang, membuka pintu dan duduk di samping Sasuke.
"Sudah?" Tanya Sasuke malas.
"Sudah, ayo berangkat" semangat Hinata.Tanpa banyak bicara, Sasuke langsung melajukan mobilnya meninggalkan mansion.
.
.
.
Sasuke dan Hinata berjalan memasuki Uchiha Corp dengan bergandengan tangan, sebenarnya hanya Sasuke yang menggenggam erat tangan Hinata, takut istrinya itu akan berkeliaran kesana-kemari mengingat istrinya tengah hamil dan membuat dirinya harus ekstra waspada.Semua karyawan membungkuk hormat pada sepasang Uchiha itu. Tentu saja Sasuke tidak peduli, lain hal dengan Hinata yang melambai semangat, membuat para karyawan terkekeh, menatap gemas padanya.
Sesampainya di ruangan Sasuke, pria itu langsung menyuruh Hinata untuk duduk di sofa.
"Dengar, aku harus meeting sekarang. Kau duduk yang manis di sini, jangan berkeliaran kemanapun. Aku hanya meeting sebentar. Kau paham, Hinata?" Tanya Sasuke tegas.
"Aye kapten" ucap Hinata dengan tangan menghormat.
"Bagus, aku pergi" mengecup sekilas dahi Hinata yang tertutup poni, lalu melenggang pergi dari ruangannya menuju ruang meeting.Baru tiga menit Hinata ditinggal, ia mulai beranjak dari tempat duduknya. Berjalan ke meja kerja Sasuke, melihat berkas-berkas yang terletak di atas meja. Beralih menduduki tempat duduk Sasuke.
Merasa bosan, ia keluar dari ruangan Sasuke. Terus berjalan hingga hampir sampai di ruang meeting suaminya. Namun, ia langsung bersembunyi saat melihat Sasuke keluar seorang diri dari ruang meeting, menemui seorang pria yang tidak dikenal dirinya. Dengan perlahan, namun terburu-buru, ia masuk ke dalam ruang meeting.
"Haiii" sapa Hinata riang, terlihat jelas dari nada dan ekspresinya.
"Oh, hai nona, apa kau tersesat?" Tanya Kankuro dengan stelan jas abu-abu bergaris.
"Hei, dia istri Sasuke" bisik Eho yang di sampingnya.
"Serius? Anak ini? Istri Uchiha Sasuke itu? Kau pasti bercanda" ucap Kankuro terkejut menatap pria di salingnya dan kembali melihat Hinata.
"Aku punya sesuatu untuk kalian" ucap Hinata meletakkan tasnya ke atas meja, menatap Kankuro, Eho, Toneri, Shino, dan Kiba yang tidak ia kenal secara bergantian.
"Sungguh? Apa itu?" Tanya Kiba berbinar. Jarang-jarang ada gadis cantik memberikan hadiah pada dirinya.Hinata memasukkan tangannya ke dalam tasnya.
"Tadaaa, ayo kita bermasker" teriak Hinata semangat, mengangkat tinggi tangannya yang memegang beberapa bungkus sheet mask.Semua menatap Hinata dalam diam, terkejut dengan perkataan gadis itu.
"Bermasker? Ahahahaa aku tidak memakainya, nona" ucap Kankuro. Apa kata dunia jika ia memakai masker. Tidak, tidak akan.Mendengar penolakan Kankuro, Hinata menurunkan tangannya, menunduk dalam, lalu mengelus perutnya yang sedikit membuncit.
"Kalian tidak mau ya? Padahal adil bayi ingin kalian memakainya" ia mengangkat wajahnya yang memerah dengan mata berkaca-kaca, siap menangis.
"Eh, adik bayi?" Terkejut Kiba.
"Baiklah, kami akan pakai, nona" ucap Toneri. Dirinya tahu bagaimana susahnya menghadapi seorang wanita hamil. Meskipun begitu, ia cukup terkejut saat perempuan yang ia pikir masih gadis, ternyata sudah menjadi wanita dan tengah mengandung.
"Kau gila? Tidak" tolak Shino.
"Aku juga tidak mau" tolak Eho.
"Hiks... Tidak mau y-ya hiks..." Tangis pelan Hinata mengalihkan perhatian mereka.Merasa tidak enak hati melihat wanita hamil dan imut itu menangis, akhirnya mereka menuruti kemauan ibu hamil itu.
"B-baiklah, kita a-akan memakainya" ucap Kiba gelagapan, tidak tega.
"Benarkah?" Sontak saja ekspresi Hinata langsung berubah ceria.Kelima pria tampan itu hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu pakai bando ini dulu" Hinata mengeluarkan kembali lima buah bando, tiga bando telinga kelinci, dan dua bando telinga beruang.Mereka yang melihat hanya tersenyum paksa menerima apa yang akan dilakukan Hinata.
.
.
.
Pintu ruang meeting terbuka, wajahnya yang dingin dan datar langsung berubah dalam hitungan detik melihat istrinya tengah duduk di tempat duduknya sambil memakan keripik kentang dan kembali terkejut saat salah satu temannya menyapanya.
"Oh, Uchiha Sasuke, hai" Kiba yang duduk menyandar membuka matanya, menyapa teman lamanya sejak Senior High School.
"Apa yang... hah... Hinata, aku sudah mengatakan untuk diam di ruanganku, jangan berkeliaran kemanapun. Apa kau tidak bisa mendengarkan ku?" Sasuke berjalan dan berhenti di samping Hinata yang kini diam menunduk mendengar Sasuke.
"Kembali sekarang" perintah Sasuke.
"Sasuke, jangan terlalu keras padanya, dia tengah mengandung anakmu" ucap Kiba melepas masker dan bandonya.Sasuke sama sekali tidak peduli dengan ucapan Kiba.
Hinata dengan gerakan malas berdiri dari duduknya, berjalan pelan untuk keluar. Namun, saat di dekat Kiba, ia berhenti sejenak.
Cup
"Terima kasih, Kiba-kun" ucap Hinata sedikit keras, lalu berlari cepat dari ruang rapat, menghindari amukan Sasuke.
"HINATA" teriak Sasuke keras dari dalam ruang rapat, bahkan teriakannya terdengar sampai ke telinga karyawan-karyawannya yang tengah bekerja.Melihat Hinata yang tertawa terbahak-bahak, para karyawan langsung terkekeh, paham jika bos mereka berteriak, sudah pasti istrinya ini membuat masalah.
Asik tertawa, akhirnya Hinata diam dengan wajah cemberut, membuat para karyawan segera melanjutkan kerjanya, takut akan menjadi kelinci percobaan wanita hamil itu.
Hinata kembali berjalan ke ruang meeting Sasuke.
BRAK
Suara bantingan pintu membuat semua yang tengah serius dengan meeting langsung terkejut.
"Eh, jantungku hampir lepas"
"Mampus gempa"
"Sumpah, aku tidak memperkosanya"Semua mata langsung memandang Kiba dengan tatapan tidak percaya.
"Ahahaha a-aku hanya terkejut, jangan ditanggapi serius" ucap Kiba tertawa garing.
"Huaaaaa" suara tangis yang cukup kuat itu mengalihkan perhatian mereka ke arah pintu.
"Hinata? Ada apa, Hime?" Buru-buru Sasuke langsung menghampiri Hinata yang masih menangis, kini ia peluk lembut.
"Aku mau es krim" ucap Hinata dalam pelukan Sasuke.Mendengar kalimat itu keluar dengan santainya dari mulut manis istrinya, bibir Sasuke berkedut, sedangkan semua rekan meetingnya tengah menahan tawa.
"Nanti, kita akan beli nanti. Tapi, Hime harus istirahat dulu, oke? Nanti akan ku kabulkan apa pun ya kau mau" bujuk Sasuke, Hinata mengangguk.
"Kembali ke ruanganku, tunggu aku lima belas menit lagi" lanjut Sasuke.
"Aku mau di sini" Hinata menarik Sasuke, mendudukkan pria itu di bangkunya. Tanpa diduga oleh siapa pun, ia duduk di atas pangkuan Sasuke dengan bersandar pada dada Sasuke, tertidur pulas dalam hitungan detik.Sasuke memijat pelipisnya lelah.
"Kita lanjutkan" ucap Sasuke, namun meminta waktu sebentar untuk melepas jasnya dengan perlahan agar tidak membangunkan istrinya yang tengah tidur, menyelimutinya dengan jas besarnya pada tubuh istrinya.
"Jika kau lelah, aku bisa menggantikan mu memangku istrimu" ucap Kiba.Duagh
Tanpa banyak bicara, Shino langsung memberi tanda sayang pada Kiba, tepat di kepalanya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
When Yakuza Fallin'Love
General FictionMengisahkan seorang Uchiha Sasuke, pria berdarah biru dengan darah Yakuza mengalir dalam dirinya dan keluarganya. Pria dingin, kejam, dan tak tersentuh. Namun, apakah hal itu masih berlaku saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Hyuga Hinata? Y...