19

1.6K 194 9
                                    

Jemari lentik Hinata terlihat bergerak, begitu juga dengan matanya yang masih tertutup, hingga akhirnya terbuka sayu, mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya. Sesak ia rasakan saat beban berat menimpa perutnya, ia melihat ke arah perutnya, lalu menoleh ke kanan.
"Sasu- ah..." Rintih Hinata merasa sakit pada sudut bibirnya yang terkoyak.

Seolah alarm berbahaya, rintihan Hinata langsung membangunkan Sasuke. Pria itu langsung menoleh ke sana kemari dengan ekspresi panik.
"Ada a- Hinata" ucap pria itu melihat ke arah Hinata yang sudah sadar. Ia langsung memeluk gadis itu erat.
"I-itai S-Sasuke-kun" rintih Hinata kala Sasuke memeluknya erat, membuat perutnya terasa sakit akibat tendangan Sakura kemarin.
"Ada apa, Hime? Apa yang sakit?" Tanya pria itu panik menatap wajah Hinata yang meringis.
"P-perutku sakit" bisik Hinata pelan agar bibirnya tidak sakit.

Sasuke buru-buru menekan tombol di atas ranjang.

Beberapa saat kemudian, Orochimaru datang ke ruang rawat Hinata.
"Orochimaru, periksa dia" perintah Sasuke.
"Ha'i. Permisi Hinata-san, saya akan memeriksa keadaan anda" izin Orochimaru memeriksa Hinata.
"Apa ada keluhan?" Lanjutnya bertanya setelah memeriksa Hinata.
"Perutnya terasa sakit" jawab Sasuke.
"Hal itu wajar, mengingat terdapat lebam akibat tendang kemarin. Hinata-san, anda akan dirawat beberapa hari di sini untuk memastikan keadaan anda benar-benar pulih. Jangan terlalu banyak bergerak, hal itu akan membuat luka anda bertambah lebar" jelas Orochimaru menatap Hinata yang mengangguk pelan.
"Hn" gumam Sasuke.
"Sebentar lagi sarapan akan datang. Kalau begitu, saya permisi Sasuke-sama" pamit Orochimaru keluar dari ruang rawat Hinata.

Sasuke yang duduk di samping Hinata, menggenggam tangan gadis itu, mengarahkannya ke bibirnya, mengecup pelan punggung tangan gadis itu.
"Maaf" lirih Sasuke menempelkan tangan Hinata ke pipi tirusnya, sedangkan tangan kirinya mengelus puncak kepala Hinata.
"Maaf membuatmu mengalami hal ini, Hime" lanjutnya menatap sendu amethyst Hinata.
"Tidak, ini bukan salah Sasuke-kun" lirih Hinata.
"Maaf, aku tidak akan meninggalkanmu lagi" janji Sasuke mengeratkan genggamannya pada Hinata.

Cklek

Seorang perawat masuk dengan membawa makanan, mengalihkan perhatian Sasuke dan Hinata.
"Sarapan anda, Hyuga-san" ucap perawat itu meletakkan beberapa makanan dan air minum ke atas meja, lalu pergi meninggalkan kedua sejoli itu.
"Waktunya makan" ucap Sasuke membantu Hinata mendudukkan dirinya dan bersender ke kepala tempat tidur.

Pria itu mengambil segelas air, membantu meminumkan air itu pada Hinata. Ia meletakkan gelas itu ke atas meja, beralih mengambil semangkuk bubur yang masih panas.
"Buka mulutmu" ucap Sasuke menyodorkan sesendok bubur ke arah mulut Hinata, namun gadis itu menggeleng, menutup mulutnya dengan tangan kanannya
"Kau harus makan, Hime" lanjut pria itu, dibalas kembali dengan gelengan.
"Aku tidak ingin makanan rumah sakit" lirih Hinata.

Tepat saat itu juga, Mikoto datang dengan membawa makanan ke ruang rawat Hinata.
"Hinata-chan? Syukurlah kau sudah sadar, sayang" ucap Mikoto bahagia dan memeluk pelan tubuh Hinata.
"Apa itu makanan untukku, Kaa-san?" Tanya Sasuke melihat makanan yang diletakkan Mikoto ke atas meja.
"Hn, kau belum makan, kan?" Tanya Mikoto.
"Hn, biar Hinata yang memakannya" ucap Sasuke mengambil makanan yang dibawa Mikoto.
"Eh? Kenapa?" Tanya Mikoto menatap Hinata, lalu menatap semangkuk bubur yang diletakkan Sasuke ke atas meja. Ia paham, makanan rumah sakit adalah makanan paling menjijikkan baginya. Rasanya hambar, sama sekali tidak enak.
"Baiklah, Kaa-san akan menyuruh Akira memasakkan makanan bergizi untuk kalian" lanjut Mikoto mengambil handphonenya dari dalam tas, mengetik pesan pada Akira.

Setelah selesai makan sekitar sepuluh menit, Sasuke kembali membaringkan Hinata dengan hati-hati.

Dari arah pintu, terlihat Fugaku, Itachi, Naruto, dan Suigetsu datang dengan membawa buah-buahan.
"Ohayou Hinata-chan. Bagaimana keadaanmu?" Tanya Itachi sedikit menunduk dengan kedua tangannya bertumpu pada tempat tidur Hinata.
"Jauh lebih baik, Ita-nii" bisik Hinata.
"Baguslah" Itachi mengelus puncak kepala Hinata.

Plak

Sasuke menepis tangan Itachi.
"Hei, aku hanya mengelus kepalanya" kesal Itachi mengusap tangannya menatap Sasuke.
"Tidak perlu" ketus Sasuke menautkan alisnya.
"Tidak apa" bisik Hinata mengusap lengan Sasuke, menenangkan pria itu.
"Hinata-san" panggil Naruto mengusap pundaknya, gadis itu menoleh padanya.
"Ada apa denganmu dan Suigetsu-san, Naruto-san?" Tanya Hinata lirih melihat tubuh Naruto dan Suigetsu yang dibebat perban, bahkan wajah mereka terdapat beberapa tempelan plester luka.
"Ah, hanya luka kecil haha" jawab Naruto tertawa canggung menyikut lengan Suigetsu.
"Ahahaha h-ha'i, hanya luka kecil Hinata-sama" jawab Suigetsu canggung menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Hinata lantas menoleh ke arah Sasuke yang memainkan handphonenya.
"Sasuke-kun" panggil Hinata.
"Hn" gumam Sasuke.
"Sasuke-kun yang melakukannya?" Tanya Hinata.

Sasuke mengedikkan bahunya acuh, menyenderkan tubuhnya ke kepala tempat tidur, meletakkan handphonenya ke atas bantal.
"Sasuke-kun" tegur Hinata.
"Hinata-san, kami minta maaf karena lalai melindungimu. Aku sungguh menyesal" ucap Naruto membungkuk dalam, begitu juga dengan Suigetsu.
"Tidak Naruto-san, Suigetsu-san. Ini bukan salah kalian. Aku yang kurang berhati-hati" lirih Hinata tidak enak melihat Naruto dan Suigetsu sampai sebegitunya meminta maaf padanya.
"Mereka pantas mendapatkannya" ucap Sasuke tajam.

Hinata memukul pelan lengan Sasuke.
"Sasuke-kun, tidak boleh seperti itu" tegur Hinata menatap kesal Sasuke.
"Naruto-san, Suigetsu-san, angkat tubuh kalian. Aku memaafkan kalian" ucap Hinata tersenyum melihat Naruto dan Suigetsu.
"Apa? Hime, kau memaafkan mereka begitu saja? Katakan saja padaku, kau ingin aku melakukan apa pada mereka? Menggantung mereka di Tokyo Tower? Memotong lidah mereka? Katakan sa-"
"Kalau Sasuke-kun tidak memaafkan mereka, aku tidak akan berbicara lagi pada Sasuke-kun" dengan mata berkaca-kaca, Hinata membuang muka.
"Tidak, aku tidak akan melakukan itu, cih" sinis Sasuke mendecih menatap Naruto dan Suigetsu yang menegang dengan wajah pucat.
"I-Ita-nii hiks... A-aku hiks..." tangan kanan Hinata terulur ke arah Itachi.

Dengan senyum tipis, Itachi menggenggam lembut tangan Hinata.
"Ada apa, hm, Hime?" Tanya Itachi lembut menatap Hinata, lalu beralih menatap Sasuke yang membelalakkan matanya dengan tajam.
"Aku hiks... tidak-"
"Aku memaafkan kalian" ucap Sasuke cepat memotong ucapan Hinata sambil melepaskan tangan Itachi dari Hinata.

Oh, tidak taukah kau Sasuke? Kedua orang tuamu, Itachi, Naruto, dan Suigetsu sedang menahan tubuh bergetar mereka untuk tidak tertawa saat itu juga melihat kelakuanmu itu?

Sasuke menggenggam erat tangan kanan Hinata, mengusap air mata gadis itu pelan.
"Sesuai yang kau inginkan, aku memaafkan mereka" ucap Sasuke sedikit tidak sudah.

Hinata menatap Sasuke tersenyum senang.
"Cepatlah sembuh, aku ingin mendengar permainan biola dan suara indahmu, Hime" lanjutnya berbisik di telinga Hinata.

Rona merah merambat ke pipi chubby Hinata, ia mengangguk pelan dengan senyum manisnya.



TBC

When Yakuza Fallin'Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang