GK - 03

3.2K 93 0
                                    

           Hari demi hari berlalu dengan cepat dan tak terasa pernikahan Sarah dan Damar semakin dekat. Di rumah, Sarah sang calon pengantin sibuk mempercantik diri dimulai dengan maskeran pada wajah hingga luluran satu badan. Sarah hanya bisa pasrah kala ibu nya menyuruh menggunakan ini dan itu, ia lebih memilih untuk manut pada apa yang Ibu nya ucap. Sementara di rumah Damar, semua orang sibuk menyiapkan keperluan acara nanti sedangkan Damar ia malah asyik bermalasan di kasur sambil membayangkan sang pujaan hati Sarah.

       Damar membuka laci di samping tempat tidur nya, lalu ia mengambil foto sang pujaan hati.
   " Sarah tunggu Akang ya... Akang akan segera menjemput kamu dan menjadikan kamu perempuan satu satu nya di hati Akang "
Ia terus terusan menatap foto sang pujaan hati hingga tak sadar sang kakak Danu sudah memperthatikannya sedari tadi.
" Jangan di pandangi terus fotonya "
  Damar terkejut bukan main saat mendengar suara sang kakak, ia lalu buru buru menyembunyikan foto Sarah. Danu hanya terkekeh melihatnya, adiknya ini sedang di mabuk cinta untuk yang kedua kalinya benar benar harus selalu di awasi.

  " Ada apa Aa kesini ? Ganggu aja Damar ! " Danu hanya tersenyum ketika mendengar pertanyaan dari Damar, ia tahu kalau adik nya pasti sedang menggerutu di dalam hatinya.
   " Kamu dipanggil sama Ibu dan Bapak, katanya orang yang ngejahit baju sudah datang "
Damar langsung berdiri ketika mendengar baju yang akan di kenakan nya nanti sudah siap untuk di coba, Damar benar benar tidak sabar ingin cepat cepat segera menikah.
   Damar dan Danu pun menghampiri Bapak dan Ibunya yang tengah asik berbincang di ruang tamu, terlihat sekali raut wajah yang berbinar binar yang di tampilkan oleh sang Ibu.
  " Akhirnya duda satu ini mau turun.... Ibu khawatir pisan soalnya dari pagi dia belum makan Pak " Bapaknya nampak senyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya, ia tahu betul sifat sang putra bagaimana jika sedang kasmaran.
  " Ya sudah lah bu... kan sekarang Damar sudah turun, jadi Ibu tidak usah khawatir lagi ya " Ucap Bapak nya Damar dengan gemas melihat sang istri.

         Dilain tempat Sarah bersama dengan Yani sedang menggunakan lulur badan dan masker wajah, mereka berdua tampak asik membicarakan produk produk kecantikan yang biasa nya mereka pakai dan membandingkan mana yang lebih unggul satu sama lain nya.
   " Teh coba deh pakai ini, di jamin Aa Damar teh tidak bisa berpaling dari Teteh " Sarah hanya tersenyum saja menanggapi ucapan Yani, ia masih tak menyangka bahwa besok status nya akan berubah. Ia masih memikirkan keinginan nya untuk bisa berkuliah, Sarah terus saja melamun hingga tak sadar Abah nya sedang memperhatikan dirinya.

" Teh...  kok diam saja itu Yani tanya " Sarah Seketika bangun dari lamunan nya, ia langsung bertanya apa yang tadi ingin Yani tanyakan pada nya. Abah nya tahu bahwa beberapa hari ini Sarah tidak fokus dan terus melamun, baik itu pagi siang ataupun sore. Ia tahu betul apa keinginannya sang anak, tapi apa boleh buat Sarah terlanjur di lamar oleh sang Juragan Tanah dan mau tak mau mereka harus menerima lamaran tersebut. Di desa tempat mereka tinggal selalu mengharuskan menerima lamaran seorang pria yang ingin meperistri seorang gadis, jika tidak gadis itu akan sulit tinggal di desa tersebut itulah mengapa Abah, Ibu terutama Sarah menerima lamaran tersebut.

                        〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️

            Keesokan nya rumah Sarah sudah ramai dengan tamu undangan dan Saudara Saudara yang datang untuk melihat ijab kabul sang kembang desa. Abah dan Ibu nya sibuk menyambut tamu, sementara Sarah ia masih di rias oleh Yani. Ya sang Adik memang pandai sekali berdandan, sehingga ia tak perlu mengeluarkan uang untuk membayar penata rias. Sarah semakin gugup tatkala keluarga Damar sang calon suami sudah datang, rasanya jantung nya semakin berdegup dengan cepat dan tangan nya terasa dingin saat Yani menggenggam.
    
       " SAH "
   Entah mengapa hati nya merasa lega setelah mendengar kata SAH yang di ucapkan oleh para saksi dan penghulu. Sarah merasa perasaan nya campur aduk sekarang. Tak selang berapa lama, Ibu nya dan sang mertua kini siap mengantarkan Sarah bertemu dengan sang suami yaitu Damar. Sarah begitu cantik hingga membuat semua orang yang melihatnya begitu takjub, begitu mempesona sehingga membuat Damar sedikit tidak suka karena banyak lelaki yang memandang Sarah dengan begitu memuja. Benar benar Damar ini,  sungguh posesif terhadap istri sendiri.

      " Dipersilahkan mempelai wanita untuk mencium tangan Suami " Sarah langsung melakukan apa yang di suruh oleh Penghulu, terlihat Damar benar benar bahagia. Ia sudah tidak lagi menjadi seorang Duda dan kini ia malah menjadi seorang suami dari istri yang selalu di puja banyak lelaki di Desa.
    " Akang senang akhirnya Sarah menjadi istri Akang " Sarah nampak malu malu saat Damar berkata dengan jujur dan di dengar oleh semua orang di sana.
   " Sarah juga senang dan bahagia kang " Lantas semua orang memandang Sarah dan Damar dengan senyuman manis mereka, kedua pengantin itu begitu manis hingga melupakan hal hal berat yang akan mereka lalui sebagai sepasang suami dan istri.

      Pernikahan Sarah dan Damar memang sederhana karena itu permintaan dari Sarah sendiri, ia tidak suka pernikahan yang kesannya meriah karena akan membuat ia kelelahan berdiri sepanjang hari menyambut tamu undangan. Tak terasa tamu undangan satu persatu pulang dan kini hanya tersisa keluarga mempelai pria dan wanita.
   " Sarah... mending sekarang Sarah ajak nak Damar ke kamar aja. Tuh.. menantu Ibu sudah kelihatan cape "

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang