GK - 12

2.4K 73 4
                                    

Sarah masih menunggu sang suami yang masih belum pulang, meski sudah 3 hari. Damar tidak ada kabar sama sekali, menanyakan kepada sang mertua pun mereka bilang Damar tidak ada disana. Sarah benar benar khawatir padanya Damar, ia benar benar memikirkan bagaimana bial terjadi apa apa pada sang suami. Apa kah Damar sudah makan, sudah minum dan bahkan ia memikirkan apa Damar bisa tidur dengan nyenyak tanpa diri nya yang terbiasa memeluk sang suami ketika mereka tidur.

Rasanya Sarah benar benar bingung harus melakukan apa sekarang ?  Ia tidak terlalu akrab dengan teman teman sang suami, lagi pula ia tidak punya nomor telpon teman teman Damar.
" Siapa yang harus aku hubungi kalau lagi kayak gini? Aku bener bener khawatir sama keadaan Akang sekarang "
Ia memang kecewa pada Damar tapi rasa khawatir dan cinta nya mengalahkan rasa kekecewaan itu.
" Aku tanya bibi aja deh, siapa tau bibi kenal salah satu temen nya Akang "
Sarah menuruni tangga melihat keseliling rumah yang sekarang ia tempati. Biasanya memang sepi karena Damar bekerja, tapi nanti setelah Damar pulang rumah akan kembali ramai dan selalu ada canda tawa entah itu Sarah atau Damar yang memulai nya.

Sarah menghampiri Bi Sumi yang tengah membersihkan dapur, karena ia baru saja beres belanja dari Pasar. Bi Sumi seminggu sekali pasti pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan yang sudah habis, itu memang sudah perintah dari Sarah yang harus ia lakukan setiap seminggu sekali.
" Bibi baru pulang?  Cepet banget Bi ke pasar nya, biasanya pulang jam 10 kalau ke "

" Ya Allah Ibu... ngagetin aja... kalau bibi spontan lempar Wortel nya ke ibu gimana ? "

" Hehehe, maaf ya Bi "

" Bu... Bapa belum pulang juga ya ? "

Sarah hanya mengangguk memberikan jawaban pada Bi Sumi, raut wajahnya seketika berubah ketika membahas sang suami.

" Ibu yang sabar ngadepin sikap bapa, bapa seperti itu mungkin karena lagi cape dam sedang banyak kerjaan. Bibi juga pernah merasakan seperti yang Ibu rasakan, jadi mohon bersabar "

" Iya Bi, tapi saya bener bener khawatir karna Akang sampai sekarang belum juga pulang. Saya bingung mau cari Akang kemana, apa bibi tahu Akang biasa pergi kemana ? "

Bi Sumi tersenyum, saat mendengar Sarah bertanya tentang Damar.

" Biasanya kalau sedang dalam keadaan emosi, Bapa pasti pergi ke pesantren di kampung sebelah memang agak lama. Tapi paling lama pergi 5 hari bu "

" Oh gitu ya Bi, saya ga masalah kalau memang Akang ada di pesantren tapi saya takutnya Akang macam macam di luar Bi itu yang saya takutnya "

Bi Sumi terkekeh ketika mendengar perkataan Sarah, ia paham betul bagaimana rasanya ditinggal 3 hari tanpa kabar sama sekali.

" Insyaallah Bapa tidak seperti itu bu, saya paham betul bapa itu orang nya seperti apa. Jadi Ibu jangan khawatir  karna Insyaallah ada allah yang menjaga bapa dimana pun bapa berada "

" Iya Bi, terima kasih ya bi.... bibi sudah bikin hati saya tenang sekarang "

Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, membuat Sarah dan Bi Sumi menoleh ke arah pintu depan. Dan ya orang yang sedari tadi mereka berdua bicarakan kini sudah berada di depan mata mereka. Tapi tampilan Damar benar benar membuat Sarah tak bisa berpaling, suaminya itu benar benar tampan menggunakan baju kok dan sarung yang pas dengan badan. Benar benar suami idaman semua wanita.

" Assalamualaikum.... "

" Waalaikumsalam Kang/bapa "

Sarah berjalan dengan cepat lalu menghampiri sang suami dan buru buru mengambil tangan suami nya, ia bergelayut manja dengan memainkan lengan sang suami sementara Bi Sumi kembali melanjutkan pekerjaan nya di dapur.

" Akang dari mana ? Kenapa baru pulang?  Sarah khawatir sama Akang "

Damar yang mendengar banyak pertanyaan dari Sarah tersenyum singkat, ia mengira Sarah akan marah dan kecewa pada dirinya nyatanya hal seperti itu tidak terlihat sama sekali.

" Sini duduk samping Akang "
Damar menepuk bagian sofa yang kosong, ia harus meminta maaf sesegera pada sang istri.

" Akang minta maaf ya... Akang tahu Akang salah, apalagi sampai membentak kamu seperti kemarin. Kamu tahu kan kalau dokter bilang Akang akan susah memiliki keturunan dan lagi kemarin kemarin Akang benar benar cape dengan pekerjaan Akang, jadi Akang kemarin lepas kontrol "

Damar kaget ketika mendengar suara isakan sang istri, ia mengecup kedua mata sang istri.

" Hiks...hiks... tapi Akang janji jangan pergi lama lagi, Sarah takut dirumah sendiri. Walaupun Akang marah dan mau diemin Sarah pun gapapa, yang penting Akang jangan pergi kayak kemarin "

Damar tersenyum mendengar ucapan Sarah, ia benar benar kasihan melihat sang istri yang menangis sesegukan.

Cup...

Damar mulai mengecup bibir sang istri dan kecupan itu berubah menjadi pagutan yang dalam. Damar tak menyangka bahwa sang istri kini sudah pandai sekali dalam hal ini. Mereka saling menatap dan ya benar apa yang Sarah pikirkan mereka harus menyelesaikan masalah ini di ranjang.

" Ayo ke kamar Kang.... Sarah kepengen kelonan sama Akang "

Damar benar benar gemas dengan Sarah yang mendadak menjadi manja pada dirinya, ia mendekat ke arah Sarah dan menggendong Sarah menuju kamar mereka. Damar benar benar rindu pada sang istri, rasanya ia akan lepas kontrol begitu naik ke ranjang.

" Jangan salahin Akang kalau besok Sarah ga bisa jalan ya... "

" Gapapa yang penting sekarang Sarah mau kelonan sama Akang, Sarah kangen banget sama Akang "

Damar langsung merobek daster Sarah dengan sekali tarikan, ia benar benar sudah bernafsu sekali. Bra dan celana dalam Sarah pun ikut ia robek sehingga kini Sarah sudah tidak memakai apapun.

" Akang licik... shhh.. masa Sarah uuhhh udah gak pake baju, ahhhh... Akang masih pake baju sih "

Damar yang sedari tadi sedang mencumbu sang istri langsung melepas semua pakaian nya dan terlihat lah kejantanan nya sudah berdiri tegak membuat Sarah tak sabar ingin dihujam oleh kejantanan sang suami.

" shh.. akanhgghhh masukin Kang... Sarah udah ga kuat kalau akanghhh mainin terussss "

Damar tidak mendengar kan ucapan Sarah, ia masih fokus menyusu dan memainkan inti sang istri dengan lihat nya membuat Sarah dilanda kenikmatan.

" Akang masukin ya.. tapi Akang pengen sayang main dia atas ya "

Sarah menurut dan ia langsung menaiki tubuh sang suami sembari memasukkan kejantanan sang suami ke dalam milik nya, ia susah tak tahan ingin segera menyatu dengan sang suami.

" ahhhh sshhhh Akangghhhh, kenapa jadi tambah panjang dan besarrrr shhh "

Damar masih fokus menyusu sambil menggoyang sang istri dari bawah, ia benar benar suka posisi bercinta seperti ini. Damar terus menggoyang hingga kecepatan nya membuat suara khas sedang bercinta. Yang terdengar hanyalah suara desahan keduanya. Hari ini benar benar membuat nya kembali merasa seperti pertama kali memasuki Sarah, karena ia selalu di buat kenikmatan oleh milik sang istri yang begitu menjepit kejantanannya. Damar benar benar sudah kehilangan kontrol, ia terus menghujami milik sang istri membuat Sarah terus menerus mendesah bahkan mnejerit tertahan.

" Ahhh.... akangghhhhh ga kuat ahhh... shhhh "
" ahhh.. sayangghhh Akang keluar "
"Sarahhhh juga kanggghhhh "

Sarah lemas dan masih berapa di atas Damar, mereka masih menyatu. Damar kemudian membalikkan tubuh sang istri, Sarah kini berada di bawah dan ya sepertinya mereka akan melanjutkan rindu selanjutnya. Damar tidak akan melepaskan Sarah sore ini, ia harus puas terlebih dahulu begitu pun dengan Sarah akan melayani sang suami sampai mereka berdua benar benar puas.



































Gimana nih cerita hari ini? 🤔 kebetulan juga aku update di malam jumat 🤣🤣. Semoga selalu suka sama cerita aku ya 👋🏻👋🏻

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang