GK - 17

1.2K 39 0
                                    

Sarah POV

Hari hari ku lalui dengan sangat bahagia, dimana suami ku selalu menemani bahkan memberi sesuatu yang aku inginkan ketika sedang ngidam. Akang benar benar suami yang luar biasa untuk ku, ia selalu sabar menghadapi sikap dan perilaku ku pada kehamilan pertama ku ini. Tak pernah aku mendengar kata tidak dari mulut nya ketika aku menginginkan sesuatu saat ngidam. Ia selalu sebisa mungkin mencari apa yang aku ingin kan, walaupun kadang kadang keinginan ku ini ada yang aneh aneh.

Dan yang membuat ku lebih bahagia, ia selalu bertanya pada ku tentang hari hari ku di rumah saat ia pergi bekerja. Selelah apapun Akang pada hari itu ia selalu meminta perkembangan kehamilan dan kalian tahu kegiatan ini wajib di lakukan setelah Akang bersantai sambil minum kopi di depan tv.

Oh ya... Akang juga selalu membiasakan aku dan dirinya untuk mengobrol bersama anak kami yang masih di dalam kandungan. Akang bilang kita harus sesering mungkin mengajak nya mengobrol, kasihan dia di dalam sana sendirian. Aneh aneh saja Akang pikir ku, tapi setelah aku baca memang baik bagi ibu hamil untuk sesering mungkin mengajak anak yang ada di dalam kandungan nya untuk mengajak ngobrol. Si bayi jadi bisa mengetahui perasaan ibu lewat hormon hormon yang di keluarkan oleh tubuh sang ibu. Dan yang paling penting adalah menenangkan, baik di dalam rahim bahkan sampai Ibu akhirnya bertemu dengan mereka sebagai bayi yang baru lahir.

Rasa nya benar benar tak sabar aku ingin segera bertemu dengan anak ku ini, walaupun kadang aku masih tidak menyangka kalau aku yang masih terbilang cukup muda sebentar lagi akan memiliki anak. Tapi kembali lagi ke awal, aku happy dengan keputusan yang sudah kubuat ini.

Terima kasih Akang sudah mau bersabar menemani apabila aku terbangun tengah malam, bersabar ketika sikap ku yang kadang membuat kesal, dan selalu mau menemaniku saat aku membutuhkan. Aku tidak tahu harus berucap apalagi selain terima kasih, tapi rasa nya kalau di pikir mengucap terima kasih saja sebenarnya tidak cukup bagiku.

Begitulah rumah tangga kami semenjak aku mengalami kehamilan pertama ku.

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang