GK - 15

1K 47 5
                                    

Sesampainya di rumah Damar langsung berlari menuju kamar nya dengan Sarah. Dan terdengar lah suara isak tangis Sarah. Saat membuka pintu tampak Bi Sumi yang sedang menenangkan Sarah dengan raut wajah yang gelisah.

" Akhirnya bapa pulang juga.... bingung saya pa, ibu ga mau berhenti nangis "

Damar tersenyum mendengar penuturan Bi Sumi, ia lantas mendekati Sarah dan duduk di pinggir ranjang. Ia mengecup kening Sarah dan menghapus air mata sang istri. Damar gemas melihat Sarah dengan hidung dan pipi yang merah, mata sembab khas orang yang sedang menangis.

" udah berhenti ya nangis nya, kasian loh dede bayi nya nanti ikutan sedih kalau mama nya nangis "

Cuppp
Cuppp
Cuppp
Cuppp

Damar mencium kedua mata,hitung dan bibir sang istri. Ia benar benar tidak bisa berpaling pada wanita manapun, karena mendapatkan Sarah saja rasanya sudah sangat amat bersyukur. Sarah kemudian memeluk Damar dan mendusel dusel di dada suami nya. Menghirup kuat kuat aroma khas Damar membuatnya merasa tenang. Sang suami sibuk mengelus elus punggung nya, membuat nya merasa mengantuk kembali.

" suara nangis nya udah ga kedenger, berarti mama udah tidur "

Dan ya benar saja dugaan Damar, Sarah sudah tertidur pulas akibat Damar yang terus mengelus punggungnya.

" Mau ga mau nemenin mama tidur lagi, kalau di tinggal bisa bisa ngamuk lagi nanti kayak tadi "

Mereka berdua melanjutkan tidur dengan nyenyak, sementara Bi Sumi lanjut membereskan pekerjaan nya. Pekerjaan nya jadi tertunda karena harus menenangkan Sarah yang tiba tiba menangis.

" untung aja bapa cepat pulang, kalau engga bisa habis air mata ibu nangis terus hihihi "

Waktu pun tak terasa hingga jam menunjukkan pukul 3.20 dan pasangan suami istri itu masih tertidur dengan nyenyak nya. Hingga terdengar suara dering handphone milik Damar berbunyi, ia kaget begitu mendengar dering handphone nya begitu kencang. Takut Sarah terbangun, buru buru ia mengambil dan mengangkat panggilan itu.

" Hallo pa Assalamualaikum... "
"....... "
" Iya pa Damar sama Sarah ada di rumah "
"....... "
" boleh pa, menginap saja disini sama ibu. Biar Sarah ada teman nya juga "
"....... "
" baik pa, kami tunggu. Waalaikumsalam "

Sarah mendengar suara sang suami langsung bangun dan menatap Damar. Ia penasaran siapa yang baru saja menelepon suaminya.

" Siapa kang yang tadi telpon ? "

"Oh itu, tadi bapa telpon. Bilang nya mau ke sini sama ibu, Akang bilang sekalian aja menginap biar kamu disini ada teman nya "

" kan disini Sarah di temenin Akang "

" Ya siapa tahu kamu bosen di temenin Akang terus, makanya Akang bilang bapa sama ibu kesini aja "

" mana ada aku bosen, malah anak nya Akang pengen terus deket deket sama ayah nya. Jadi Akang harus mau kalau aku ikutin terus hehehe "

Keduanya sibuk mengobrol hingga tak menyadari kalau bapa dan Ibu Sarah sudah di depan pintu, mengamati putri dan menantu nya yang asyik mengobrol. Mereka bahagia melihat Sarah yang bisa menerima Damar.

" Ibu seneng banget pa, akhirnya Sarah mau menerima Damar sebagai suaminya. Ya walaupun di awal Sarah terlihat sekali menolak pernikahan ini "

" iya bu bapa juga ikut seneng,dan di tambah sebentar lagi kita bakal momong cucu "

Tok...tok...tok....

Sarah dan Damar lantas menatap pintu kamar mereka.

" itu pasti bapa sama ibu kang "

Damar turun dari ranjang dan langsung membukakan pintu dan benar saja mertua nya sudah datang.

" masuk pa bu.. Sarah ada di dalam "

Malam pun tiba dan sekarang nampak Sarah, Damar dan kedua orang tua Sarah yang sedang asyik menyantap makanan yang Bi Sumi masak. Hari ini rencana nya Bi Sumi akan pulang ke kampung nya, tapi rencana nya itu tertahan karena di luar hujan sangat deras dan di tambah sang nyonya yang tidak bisa di tinggal dalam keadaan yang sekarang ini.

" Bi sumi... ayo ikut makan, kok malah di belakang terus sih " ajak Sarah

" Iya bu, tapi Bibi teh udah makan duluan tadi. Lapar soalnya heheheh "

Mendengar penuturan Bi Sumi, Sarah dan yang lain langsung tertawa.

" Yaudah kalau bibi sudah makan. Tapi Sarah boleh minta tolong ga Bi?  Tolong bikinin Sarah susu hamil ya bi "

" Oke siap 86 "

Bi sumi langsung ke dapur membuat susu hamil Sarah dan Sarah melanjutkan makan dengan di suami sang suami. Benar benar ibu hamil satu ini, tidak mau jauh dari suami, ingin di manja suami dan selalu gampang menangis padahal hanya masalah sepele.

Selesai makan mereka duduk duduk di ruang tamu sambil menonton berita dan berbincang santai. Tak lupa Sarah yang sibuk meminum susu hamil nya.

" Kang Sarah ngantuk.. tidur yuu "
Damar tersenyum mendengar penuturan sang istri, pasalnya dari tadi siang istri nya ini hanya tidur dan tidak beraktivitas apa apa.

" Bu pa.. Damar sama Sarah ke kamar dulu ya. Bapa sama ibu kalau mau apa apa bilang aja "

" Ya sudah sana temani istrimu. Bahaya kalau dia nangis lagi "

Damar tertawa mendengar jawaban ibu mertuanya dan Sarah yang mendengar langsung kesal. Ibu nya benar benar tau cara membuat ia kesal. Sesampainya di kamar Sarah langsung melepas bra nya, ia merasa sesak.

" kayaknya besok aku mesti ke pasar kang, bra aku udah engga ada yang muat "

" muachh yasudah besok kita belanja bareng bapa sama ibu, kita ajak mereka jalan jalan "

" iya kang... "

Damar dan Sarah tidur saling berhadapan, karena Sarah biasa tidur sambil mendusel dusel pada dada sang suami.

" Kang... "

" Hmmm? "

" Akang nen ya... puting Sarah gatel banget kang "

Damar langsung bersemangat ketika Sarah meminta nya. Jarang jarang sang istri menawarkan, biasanya ia yang harus meminta terlebih dahulu.
Ia membuka tiga kancing daster istrinya dan langsung mengeluarkan dua payudara istrinya. Dan ya kegiatan tersebut tidak akan berhenti sampai Damar bangun keesokan paginya.




































Hallo temen temen, makasih ya yang masih ikutin cerita aku dan maaf kalau misalnya aku update nya lama kemarin kemarin.
Semoga kalian suka ya sama ceritanya 😊😊😊

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang