Damar dan Sarah masih asyik hingga tak sadar bahwa Yanti sang mertua sedang mengawasi keduanya sambal bergeleng geleng melihat kelakuan sang anak dan menantu.
“ untung saja cuma aku yang lihat, gimana kalau Maya yang lihat bisa gawat nanti “
Yanti lantas menutup pintu perlahan mungkin agar anak dan menantu nya tidak terganggu. Yanti kemudian berjalan menuju kamar sang suami , ia tidak enak meninggalkan Dokter Ridwan yang sedang mengecek keadaan sang suami.
“ maaf ya Pa Dokter saya tinggal tadi, soalnya tadi ada yang beli ke warung “
“ engga apa apa bu, saya juga sudah selesai periksanya dan dari hasil pemeriksaan bapa itu sebenarnya sakit kepala biasa hanya saja mungkin beberapa hari ini bapa sedang banyak pikiran jadi itu lah penyebab bapa sekarang sakit bu “
“ oh gitu yad ok, terima kasih ya sudah repot repot dating kesini untuk cek kondisi bapa “
“ iya bu sama sama, oh iya ini ada resep obat yang harus di tebus ke apotik depan jalan ya bu . Kalau begitu saya permisi ya, soalnya saya juga di tunggu pasien di rumah “
Dokter Ridwan pulang dan tak lama Maya dating dengan membawa kresek yang berisikan begitu banyak makanan untuk satu minggu ke depan. Ia sepertinya Bahagia semenjak kakak sepupunya itu pulang, karena sebelumnya ia merasa kurang Bahagia lantaran tidak bisa bepergian karena menjaga sang paman yang sedang sakit.“ Loh kamu dari mana Yan ? “
“ Yani tadi di suruh Teh Sarah Bi buat beli sayuran dan bahan makanan selama seminggu terus juga di suruh beli kue kue yang biasa paman makan Bi “
“ pantes aja Bibi cariin ke kamar, kamu nya engga ada. Bibi kan mau kenalin kamu sama dokter Ridwan siapa tau kan jodoh hehehehe “
“ bibi apaansih Yani belum mau punya suami, Maya masih mau tinggal sama Bibi dan Paman “
Ucapan Yani sontak membuat sang bibi merasa terharu, Yani memang sudah seperti anaknya sendiri walau bukan ia yang melahirkan.
“ Ya udah sini bibi bantuin bawa belanjaan nya, terus sekarang kamu pergi ke apotek ya. Ini resep obat dari dokter Ridwan untuk Paman dan harus di tebus secepatnya “
Yani Kembali pergi membawa resep obat sang paman dan Yanti membawa belanjaan untuk ia taruh ke dapur.Sementara Sarah dan Damar terlihat asyik berpelukan karena kelelahan dengan kegiatan mereka yang begitu nikmat.
“ Kang gimana kalau ibu cari Sarah ya ? Sarah jadi ga enak. Ini semua gara gara Akang yang cemburuan gatau tempat “" Ibu juga pasti ngerti sayang, kita tidur dulu aja yah. Akang cape banget nih "
" Lagian suruh siapa minta main sampai banyak banyak gitu, sekarang kerasa kan cape nya "
Sontak Damar langsung tertawa mendengar ucapan sang istri, entah mengapa setiap kali selesai bercinta dengan Sarah ia benar benar puas dan bahagia. Mereka berdua pun melanjutkan untuk tidur siang saja, rasa lelah dan mengantuk mulai membawa mereka menuju alam mimpi.
🌸🌸🌸🌸
Selesai memadu kasih dengan sang suami Sarah langsung berjalan menuju dapur, ia akan memasakkan makanan kesukaan kedua orang tuanya. Saat di dapur ia melihat sang ibu sedang membersihkan sayuran yang tadi di beli Yani.
“ loh kok ibu yang bersihin sayuran nya, Yani nya kemana bu ? “
“ Yani lagi ibu suruh nebus obatnya bapa, kamu sih kelamaan di kamar “
Sarah benar benar malu saat ini, bisa terlihat jelas dari raut wajahnya yang sudah merah padam.
“ hehehe maklum ya bu, namanya juga pengantin baru . Sini biar Sarah lanjutin cuci sayuran sama buahnya ibu mending masuk ke kamar urus bapa dulu “
Yanti pun bergegas menuju kamar nya dan sang suami, sementara Sarah mulai membersihkan buah dan sayur hingga tak menyadari sang suami sudah berada di belakang nya dan memeluk erat pinggang sang istri.“ Akang kaget waktu bangun kamu nya udah ga ada, tau tau udah di dapur aja lagi cuci buah sama sayur “
Sarah tersenyum mendengar perkataan sang suami, lalu ia membalikan badan nya dan mengecup singkat bibir sang suami.
Cupp…
“ sarah tau Akang kecapean jadi Sarah ga mau ganggu tidurnya Akang, lagipula kasian ibu ngerawat bapa sendirian. Malam ini kita nginep aja ya kang di rumah bapa sama ibu ?”
“ boleh tapi… jatah Akang di tambah ya nanti malam “
Sambil berbisik Damar mengecup singkat pipi sang istri, nafsunya kembali bangkit saat melihat istrinya mengenakan daster rumahnya yang memperlihatkan belahan dada sang istri." Nanti kalau keluar ganti baju ya, Akang ga mau punya nya Akang terekspos kemana mana. Ini kan cuma Akang aja yang boleh lihat "
Di Kamar Yanti dan Komar sedang istirahat bersama sambil memandang langit langit kamar mereka. Mereka masih memikirkan bagaimana nasib tanahnya yang mereka punya, akibat gagal panen ia kebingungan untuk membayar gaji para petani yang bekerja.
" Harus bagaimana ya pa? Apa kita terus terang saja sama Sarah dan Damar ? Tapi ibu takut menyusahkan mereka berdua pa. Lagi pula malu kalau terdengar oleh besar "" Kita berdoa saja bu... semoga panen kita kali ini membuahkan hasil. Jadi kita tidak merepotkan anak dan menantu kita "
Tanpa disadari Sarah dan Damar mendengar apa yang orang tuanya bicarakan, Sarah merasa tidak berguna menjadi seorang anak. Ia benar benar sedih mendengar ucapan sang ibu, air matanya tak bisa ia bendung. Damar juga ikut sedih mendengar ucapan sang mertua, ia bertekad harus bisa menyelesaikan masalah yang mertuanya sedang hadapi.
.
.
.
.
.
.Gimana nih ceritanya ? Kalau cerita nya seru aku bakal terus lanjut ya 😊
Selamat membaca

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kampung
RomanceSeorang Gadis kampung yang mempunyai banyak harapan harapan untuk masa depannya, namun harapan itu di rebut dari nya karena ia harus menikah dengan seorang lelaki yang memiliki umur yang lumayan jauh dari dirinya.