GK - 18

1K 44 0
                                    

3 bulan sudah berlalu dan kini Sarah tengah menggendong sang anak yang 1 bulan lalu ia lahirkan. Anak laki laki itu tampak menggeliat seperti ingin menganggapai sesuatu. Arkana Putra Wijaya nama nya, ia benar benar anak yang sangat amat Damar tunggu tunggu. Membuat sang ayah sangat amat bahagia melihat kehadiran Arka di tengah tengah ia dan sang istri. Wajah bahagia Damar setiap hari nya tak bisa ia tutupi ketika sedang bersama dengan sang putra tercinta.

Namun semenjak kehadiran sang anak, Sarah seperti terlupakan. Pasalnya bila ia sudah menitipkan sang anak pada suami nya, mereka berdua akan bermain berdua tanpa perduli Sarah ada di sana. Membuat Sarah merasa cemburu karena sekarang perhatian suami nya hanya pada sang anak. Tapi di sisi lain Sarah juga merasakan kebahagiaan yang sangat amat, ia benar benar menanti peran diri nya sebagai seorang ibu.

" Yah.... Kenapa sih kalau udah main berdua sama arka mama selalu di lupain "

Sontak Damar tertawa mendengar perkataan yang Sarah ucapkan, istri sedang cemburu pada anak mereka.

" Mama nih ada ada aja, masa cemburu sama anak sendiri "

" Ya habis nya kalau udah main berdua sama dede, Ayah pasti lupain Mama "

Damar lalu mendekat dan mengecup singkat bibir Sarah. Wajah kesal, cemburu dan marah terlihat jelas di wajah Sarah dan Damar sangat amat gemas melihat sang istri.

Damar selalu bersyukur setiap hari nya dengan kehadiran anak dan istri yang benar benar ia cinta dan sayangi. Selalu terpancar raht wajah yang bahagia bila ia sedang bersama keluarga kecil nya.

" Udah dong mah ngambeknya, masa cemburu sih sama arka "

Sarah masih menunjukkan wajah kesal dan marah nya.

" Begini saja deh, gimana kalau Ayah kabulin keinginan mama. Terakhir kali kan mama pengen kita jalan jalan ke jogja, jadi gimana kalau kita jalan jalan ke sana ? "

Wajah Sarah langsung berbinar binar ketika mendengar apa yang suami nya katakan, sudah dari lama ia ingin sekali berwisata ke jogja. Sarah sangat jatuh hati dengan kota itu, entah karena makanan nya, suasana kota nya, atau pun orang orang disana yang sangat ramah.

" Tapi janji ya yah, kita bakal ke jogja "

" Insyaallah mah, kali ini keinginan mama yang ini akan ayah kabulkan "

🌷🌷🌷

Segala keperluan untuk mereka di jogja sudah Sarah persiapkan, ia benar benar tidak sabar ingin cepat cepat sampai disana.

" Ibu kelihatan seneng banget ya pa, apalagi tadi pas packing baju baju. Matanya berbinar binar hehehe "

" Alhamdulillah bi, saya senang kalau misalnya Sarah senang. Akhir akhir ini saya lihat dia cape sekali. Urus arka, saya dan belum lagi urus keperluan rumah. Jadi ya ga ada salah nya saya ajak dia jalan jalan "

" Haduh... Bibi jadi pengen punya suami lagi. Biar bisa di sayang sayang kayak ibu "

Damar tertawa kencang mendengar apa yang bi Sumi katakan, ada ada saja kelakuan art nya ini.

" Yah.. mama minta tolong dong "
Teriak Saraha dari lantai atas

" Saya ke atas dulu ya bi, sudah di panggil sama nyonya "

Damar dengan cepat menaiki anak tangga, ia tak mau membuat istrinya menunggu lama. Dan ketika ia membuka pintu kamar, terlihat kamar yang benar benar berantakan entah apa yang terjadi.

" Kok berantakan sekali sih mah ? Memang mama cari apa sih ? "

" Cari kemeja mama. Kemarin baru beli, rencana nya mau mama bawa kesana "

" Coba kasih tau warna dan motif nya, supaya ayah bisa bantu cari juga "

Sarah pun menerangkan bagaimana motif dan warna kemeja baru nya pada sang suami, ia  pun menjelaskan ukuran baju nya. Dan ya... Sudah 2 jam mencari bersama tetap tidak membuahkan hasil.

Tok...tok...tok...

" Bu saya masuk ya... "

Betapa terkejutnya Bi Sumi melihat kondisi kamar yang sudah seperti kapal pecah alias berantakan sekali. Baju, celana, kerudung dan pakaian lain nya berhamburan di lantai.

" MasyaAllah ibu... Ini kenapa berantakan sekali ??? Ibu cari apa memang nya ?

" Ini loh bi, saya cari kemeja baru saya. Yang kemarin saya tunjukkin ke bibi "

Bi Sumi lantas tertawa mendengar penuturan sang nyonya, pasalnya kemeja yang Sarah maksud itu baru saja ia cuci dan setrika.

" Loh kok bibi ketawa sih ? "

" Haduh..... Hihihihi perut saya sampai sakit nih bu. Ibu lupa ya, ibu sendiri yang minta saya untuk cuci dan setrika kemeja yang kemarin datang "

Sontak Damar langsung berhenti mencari dan menatap sang istri. Bisa bisa nya Sarah lupa dan membuat ia harus mencari kesana dan kesini, ia merasa seperti sedang dikerjai.

" Loh... Emang saya suruh bibi cuci ya ? Saya lupa hehehe, maafin Sarah ya Kang "

Damar langsung geleng geleng, ia menghela nafas karena lelah mencari cari kemeja yang sudah di cuci dan di setrika Bi Sumi.

" Sudah biar saya saja bu yang bereskan ini semua, bapak sama ibu mending istirahat  saja "

Damar dan Sarah berjalan menuruni anak tangga, mereka hendak beristirahat di ruang tamu. Rasanya benar benar lelah setelah 2 jam mencari cari kesana kesini. Terlihat dari raut wajah Damar, kalau saat ini ia kesal karena kelelahan.

" Kang... Jangan ngambek ya, maafin Sarah. Sarah bener bener lupa "

Damar masih saja diam, ia hanya ingin melihat sampai mana istrinya ini akan membujuk nya. Sarah mendekat dan memeluk Damar dari samping, jangan lupakan kecupan kecupan singkat di pipi sang suami.

Cup...
Cup...
Cup...

" Jangan ngambek dong Akang sayang, maafin Sarah yaaa. Kalau Akang berhenti ngambek nya, Sarah kasih jatah deh malam ini hehehe "

Sontak bisikan Sarah membuat Damar langsung tersenyum, ya bagaimana ia tidak bahagia. Selama 3 bulan ini ia sama sekali belum menyentuh istrinya, benar benar rindu rasanya.

" Bener yaa ...Akang di kasih jatah malam ini ? "

" Iya Akang sayang... "

Sarah mendekat kan wajah nya ke wajah suaminya, ia mengecup beberapa kali bibir sang suami dan kesempatan ini tidak di sia sia kan oleh Damar. Ia langsung menarik tengkuk sang istri guna memperdalam ciuman mereka dan memindahkan Sarah supaya bisa duduk di pangkuan nya.

Dari atas nampak Bi Sumi yang sedang mengintip malu malu sambil menggendong Arka.

" Mama sama Ayah lagi pacaran dulu ya de. Ade main sama bi Sumi dulu yaa "

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang