GK - 06

3.3K 93 0
                                    

Sudah sebulan sejak pernikahan mereka berlangsung, tapi Sarah dan Damar sibuk dengan dunia mereka masing masing. Hingga tak jarang mereka hanya bertemu saat malam hari. Sarah sibuk dengan segala urusan rumah tangga dan Damar ia sibuk dengan pekerjaan nya, ia seperti lupa bahwa ia sudah memiliki seorang istri.
  
Dan kini Sarah bingung harus bagaimana karena sang mertua akan datang berkunjung ke rumah.
  " Saya mesti gimana ya Bi ? Saya deg degan banget mau ketemu mereka "
Bi Sumi tersenyum lembut mengetahui Sarah yang sedang di landa kepanikan.
   " Ya ga gimana gimana bu, di hadapi saja dengan senyuman terbaik Ibu "
Bi Sumi langsung lanjut memasak sementara Sarah melanjutkan pemikiran pemikiran nya.
Tak lama terdengar suara bel berbunyi, menandakan ada seseorang yang datang dan seketika jantung Sarah tambah berdegup karena takut akan kedatangan sang mertua.

Lalu ia membuka pintu dengan perlahan tak lupa senyuman manis terlihat di wajah nya yang begitu cantik. Betapa terkejut nya bahwa yang datang adalah suami nya dan bukan sang mertua yang datang.
  " Loh kok Akang yang dateng ? "
Tanya Sarah bingung sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
  " Memang kamu mengharapkan siap yang dateng ? Hmmm "
Damar langsung masuk dan duduk di kursi, wajahnya terlihat sangat berkeringat dan kulitnya terlihat agak memerah.
  " Kamu belum jawab pertanyaan Akang loh "
Sarah lalu menutup pintu dan duduk di samping sang suami.
  " Tadi pagi sesudah Akang berangkat, Ibu telepon katanya mau dateng ke sini sama Ayah. Udah lama gak ketemu katanya gitu "
Damar hanya mengangguk anggukan kepalanya mendengar cerita Sarah.
  " Ya udah kalau kaya gitu Sarah mau ke atas lagi, Sarah mau ganti baju dulu takut nya nanti Ibu datang Sarah belum rapih "
Saat Sarah berjalan melewati Damar, seketika Damar menarik tangan nya membuat ia terjatuh di pangkuan Damar.

" Kang lepas ihh.... nanti Ibu sama Ayah keburu dateng ke sini "
Sarah tampak mencoba melepaskan diri dari Damar tapi tetap saja tidak bisa.
  " Akang kan udah lama ga berduaan begini sama kamu sayang, wajar dong kalau Akang pengen kayak gini "
Sarah langsung memasang tampang cemberut mendengar Damar berbicara seperti itu.
  " Ya siapa suruh Akang sibuk kerja sampai lupa kalau udah punya istri dan bukan seorang duda lagi "
Damar langsung tertawa mendengar ucapan istrinya, ia tahu Sarah kini sedang merajuk kepada dirinya. Tapi wajah Sarah yang merajuk begitu menggemaskan membuat Damar ingin sekali berada di atas Sarah ini.
 
Cup.... cup... cup...

Tiga kali Damar mencium Sarah di bibir membuat Bi Sumi yang tak sengaja melihat nya langsung menutup mata dan menjatuhkan nampan yang berisi kopi untuk sang majikan. Membuat Damar dan Sarah berdiri sambil menormalkan suasana hati mereka masing masing. Damar tampak biasa saja sementara Sarah ia tampak malu dan segera menaiki tangga dengan cepat.
  " Ada ada aja kelakuan bapa dan Ibu. Kalau mau gituan mah atuh ya di kamar, hahahaha "
Bi Sumi hanya bisa memaklumi apa yang baru saja di lihat nya, karena Sarah dan Damar kan sejati nya pasangan baru.

  🕓🕓🕓

Sore nya Sarah dan Damar mendapat kabar bahwa Ayah dan Ibu Damar tidak bisa hadir karena mereka harus pergi menemui nenek Damar yang sedang sakit. Kabar itu membuat Sarah sedikit lebih lega, karena ia terus dilanda kegelisahan akan kedatangan sang mertua.
  " Sayang.. sini duduk nya deket Akang atuh "
Sarah masih sibuk menyaksikan serial tv kesukaan nya.
  " Kok malah diem sih kamu... ya udah lah kalau kayak gitu mending Akang cari istri baru lagi yang mau sayang sayangan sama Akang "
Seketika mata Sarah melotot menatap sang suami.
" Ya silahkan... tapi jangan salahkan Sarah kalau besok Akang ga punya kelamin lagi "

Damar langsung meneguk ludahnya ketika mendengar ucapan Sarah, istrinya ternyata menyeramkan juga ketika marah seperti ini. Damar lantas mendekat dan memeluk Sarah dari samping
" Sayang Akang kan cuma bercanda.. hehehe... Akang mana berani punya istri lagi, soalnya cuma kamu yang bisa bikin hari Akang berbunga bunga terus setiap hari nya "
Sarah langsung menatap suaminya
" Udahlah ga usah gombal, mending Akang siap siap aja nanti malam tidur di luar sambil peluk guling "
Sarah lantas langsung berjalan menuju kamar mandi, ia sudah tidak tahan dengan cuaca sore ini yang begitu panas.

Sementara Damar hanya bisa meratapi nasib nya yang akan tidur di luar sambil memeluk guling dan bukan memeluk Sarah, sungguh menyedihkan nasibnya kali ini. Tak lama terdengar bunyi hp berdering, entah itu punya Sarah atau pun Damar yang pasti suaranya sangat kencang.
" Saha sih ngaganggu wae "
( Siapa sih ganggu saja )
Damar mencoba mencari dari mana bunyi nya, ternyata setelah di cari cari dari Hp milik Sarah yang berada di dalam laci. Di layar hp milik Sarah bertuliskan ' Ibu Mertua ' yang menelepon Sarah.

' Halo Assalamualaikum Ibu cantik ada apa telepon  Sarah sore sore begini '
' ............ '
' Oh gitu ya udah nanti biar Damar sampaikan sama Sarah ya. Ibu apa kabar ? '
' ............ '
' Alhamdulillah kalau Ibu sama Ayah sehat. Ya sudah kalau gitu Damar matikan ya, Damar mau mandi dulu. Assalamualaikum '
' ........... '

Percakapan singkat memang, tapi sedari tadi tanpa Damar sadari Sarah sudah berada di depan pintu kamar mandi sambil mendengarkan percakapan antara Ibu mertua nya dengan Sang suami.
" Kenapa Ibu telepon lagi Kang ? "
" Oh itu tadi Ibu bilang mungkin lusa Ibu sama Ayah baru bisa kesini. Kata nya Enin masih pengen di temenin sama Ibu, jadi ya mereka masih disana "
Damar langsung tersenyum kala mendapati Sarah hanya mengenakan handuk yang menutupi paha dan payudara nya, membuat ia mempunyai ide gila untuk menjahili Sarah.
" Sayang sini deh... duduk sini "
Sarah kemudian melangkah dan mendekat.
" Ada apa ? Aku mau pakai baju dulu nanti takutnya masuk angin Kang "
Sarah duduk berhadapan dengan Damar sekarang dan perlahan wajah Damar maju membuat Sarah gelagapan. Sarah mengira bahwa Damar akan mencium nya, sementara Damar ia sengaja melakukan ini karena ingin menjahili Sarah.

Wajah Damar terus mendekat sehingga membuat jantung Sarah semakin berdetak dengan cepat, tapi wajah Damar turun ke leher dan mengusap leher Sarah yang masih ada sabun nya.
" Sayang kamu mandi nya gimana sih... ini masih ada sabun nya "
Seketika Sarah langsung mendorong Damar, sikap Damar kali ini benar benar membuat nya kesal bukan main.
" Kok kamu dorong Akang sih ? "
" Ya itu kan salah Akang sendiri "
" Akang kan cuma mau kasih tau sayang.... tapi tadi kenapa kamu merem? kayaknya kamu berharap Akang cium ya ?"

Sarah langsung gelagapan mendengar ucapan suami nya, tapi memang ucapan Damar ada benar nya. Sarah memang ingin sekali di cium oleh sang suami seperti tadi pagi saat memangku nya di sofa ruang tamu.
" Siapa juga yang berharap "
Sarah lantas membuka lemari mengeluarkan daster yang akan ia kenakan dan langsung memakai nya di depan Damar. Semenjak menikah dengan Damar, Sarah mulai berani untuk sekedar ganti baju atau pun telanjang di depan sang suami ya walaupun mereka belum melakukan penyatuan tapi entah kenapa Sarah berani untuk melakukan hal itu. Ya tentu saja hal ini membuat Damar merasa senang melihat nya, karena ia bisa melihat payudara Sarah yang besar dan kencang. Dan yang paling menarik adalah ia bisa melihat area kewanitaan Sarah dari jauh, ya walaupun tidak begitu jelas.

" Kamu sengaja kan mau ngegodain Akang ? "
" Ihh Akang aja itu mah yang kegeeran, Sarah juga kan setiap hari kayak gini "
" Ya udah kalau kayak gitu nanti malem minta jatah ya "
Sarah langsung mengangguk dengan cepat dan menyetujui ucapan Damar sang suami, ia ingin sekali cepat cepat di sentuh oleh sang suami.

Bersambung... ☺

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang