GK - EKSTRA PART 02

413 26 2
                                    

Akhirnya penantian Sarah telah tiba, ia bisa merasakan wisuda bersama teman teman nya yang lain. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk selalu mendapatkan nilai terbaik nya pada setiap mata kuliah nya. Walaupun kadang - kadang hari nya berjalan tidak sesuai dengan keinginan nya. Tapi ya dia merasa amat sangat bahagia hari ini.

Damar dan Arka datang dan memberi selamat pada Sarah, tentu kebahagiaan nya pun bertambah. Damar yang membawa buket bunga dan Arka yang membawa buket berisi coklat coklat kesukaan sang Mama.
  " Selamat ya Mama cantik, akhirnya bisa lulus juga "
" Makasih ya nak "

Damar tak langsung mengucapkan kata selamat pada sang istri, ia masih terdiam di tempat nya karena terpesona melihat kecantikan sang istri. Mungkin karena makeup yang Sarah gunakan, atau bisa jadi karena saat ini ia sedang hamil jadi aura nya benar - benar terpancar.

" Selamat ya sayang, akhirnya lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.  Akang bangga sekali "

Sarah malu malu menerima buket bunga dari Damar. Sang suami gemas sekali melihat pipi istrinya tambah merah akibat malu malu. Sudah mau punya anak 2 tapi Sarah masih saja bersikap demikian bila berdekatan dengan Damar. Ada ada saja kelakuan istrinya itu.

" Makasih ya... Akang sama Arka sudah mau datang. Aku benar benar bahagia hari ini "

" Akang sama Arka ya pasti datang, kami ga mungkin ga datang. Ini kan acara penting kamu sayang "

Tak lama Sarah dihampiri lelaki berbadan tinggi. Bila di lihat lihat lelaki itu sangat tampan dan gagah, tak heran banyak sekali mata yang melihatnya.

" Selamat ya Sarah.. akhirnya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Saya bangga sekali punya mahasiswi seperti kamu "

" Terima kasih pa, semua kerja keras saya pun tak luput dari bantuan bapak. Sampai saya bisa lulus dengan tepat waktu walau keadaan lagi hamil seperti ini "

Damar yang melihat interaksi kedua nya benar benar tak suka. Apalagi istrinya terlihat sangat nyaman saat berbicara langsung dengan lelaki itu.

" Oh iya pa, kenalkan ini suami saya Damar dan Anak saya Arka. Ayo Kak, salam dulu sama pa dosen ". Arka menghampiri Rian dan langsung menyalami tangan nya. Benar benar anak yang penurut.

Orang tua Damar dan Sarah pun datang dan memberi kan ucapan selamat kepada Sarah. Momen dimana jarang sekali keluarga mereka bisa kumpul bersama, dan sekarang bisa terjadi. Kebahagiaan terpancar jelas di wajah Sarah, berbeda dengan Damar yang sedari tadi terlihat diam dan tampak acuh. Kegiatan mereka lanjutkan dengan foto bersama dan setelah itu mereka berencana untuk makan makan sebagai rasa syukur atas kelulusan Sarah.

Acara foto dan makan bersama sudah selesai, dan waktunya pulang ke rumah masing masing untuk istirahat setelah menjalani hari yang begitu panjang. Sarah sedari tadi memperhatikan Damar yang terus menerus diam, dan hanya sesekali menanggapi nya bicara. Entah ia punya salah apa pada sang suami. Sarah dan Damar hanya pulang berdua, karena Arka ikut bersama nenek dan kakeknya alias orang tua Damar. Anak itu di iming imingi tanaman oleh kakek neneknya, jadi ia dengan senang hati ikut.

Sesampainya di rumah Damar dan Sarah langsung masuk ke kamar. Mereka mengganti pakaian sebelum merebahkan diri mereka di atas kasur. Sarah mengganti dengan daster, sementara Damar mengganti dengan kaos putih polos dan sarung. Tak biasa nya Damar bersikap dingin seperti ini, Sarah harus segera mencari ide agar suami nya mau berbicara dengan nya lagi.

" Aduh.. shhhh kenapa perutnya sakit banget ya "
Sarah mengaduh kesakitan sambil memegang perut nya dan Damar terlihat panik. Seperti nya cara ini akan ampuh membuat Damar mau berbicara lagi.
" Kang perut nya sakitt... Shhhh aduhh "
" Coba kamu nya duduk terus lurusin kaki nya di atas kasur "
Damar kemudian mendekat dan mulai mengelus perut sang istri, sementara Sarah masih terus berpura pura kesakitan.
" Masih sakit Mah perut nya ? "
" Iya masih shhh elus elus terus perut nya ya yah "
Sarah mendekat dan menempelkan kepala nya di dada bidang sang suami, ia mendusel dusel kepala nya disana. Menghirup aroma maskulin sang suami.

" Yah.. kenapa sih daritadi Ayah diemin Mama terus ? Mama ada salah ya sama Ayah ? Kalau Mama ada salah, Mama minta maaf ya "
Damar menatap wajah sang istri, ia masih diam tak bersuara.
" Tuh kan, Ayah diemin Mama lagi. Sebenarnya Ayah kenapa sih ? Mama bingung "
Pertanyaan pertanyaan yang Sarah lontarkan hanya dibalas dengan diam nya Damar. Ia masih enggan berbicara dengan istrinya.

" Akang masih mau diemin Sarah ? Ya udah kalau gitu mending Sarah ke rumah Ayah sama Bunda aja. Dari pada disini, Sarah didiemin terus sama Akang "
Sarah hendak berdiri tapi ditahan oleh Damar. Lelaki itu memeluk tubuh Sarah dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di tengkuk Sarah. Damar masih saja diam dan tidak berbicara, membuat Sarah semakin kesal.

15 menit di posisi seperti ini membuat Sarah merasa pegal, ia tak tahan di peluk erat oleh Damar. Akhirnya perlahan ia melepaskan diri dan meletakkan kepala Damar di atas bantal, dan ya Damar tertidur dengan tenang nya. Segala amarah dan kesal Sarah hilang setelah melihat wajah polos sang suami yang kini sedang tertidur. Ia mendekati wajah sang suami dan mengecup dahi nya pelan, takut membangun kan Damar yang lelap tertidur.

Cup...

" Mimpi indah ya Kang "
Sarah juga akhirnya terlelap di samping Damar karena tak kuat menahan kantuk yang menyerang. Ia memeluk sang suami dari samping dan menyusul sang suami ke dalam alam mimpi.




Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang