GK - 08

2.9K 72 3
                                    

Setelah malam yang begitu indah bersama sang istri, Damar kembali sibuk dengan pekerjaan nya sehingga melupakan sang istri yang saat ini menunggu nya di rumah. Pekerjaan nya memang sudah selesai tapi ia masih berada di rumah Agus sahabatnya sejak ia masih kelas 4 SD. Mereka asyik mengobrol hingga langit berubah menjadi gelap, yang tanda nya sudah malam.
" Aku ga habis pikir sama istri ku Mar, setiap aku kasih uang dia selalu pakai buat foya foya bareng teman teman nya "
Agus sendiri menikah dengan sang istri sudah 5 tahun dan dikaruniai 2 orang putra yang masing masing berumur 3 dan 4 tahun. Damar sangat menyayangi kedua putra Agus, hingga tak jarang Damar memberikan mainan baik itu mobil mobil ataupun robot.
" Ya di nasihati pelan pelan gus, supaya nanti kedepannya tidak terjadi hal hal yang engga di inginkan "
Agus sering kali bercerita tentang masalah rumah tangga nya dengan Sang istri dan Damar ia menjadi pendengar sekaligus penasihat yang baik untuk Agus.

" Tapi apa Sarah juga seperti itu mar?  Suka menghambur hamburkan uang untuk hal yang tidak di perlukan ? "
Damar tersenyum sambil mengingat betapa hemat sang istri untuk masalah pengeluaran, sedang kan Damar selalu memberikan uang bulanan yang mungkin bisa di bilang lebih dari cukup untuk di pakai oleh Sarah.
" Alhamdulillah Gus, Sarah ga pernah seperti itu. Justru semenjak menikah dia lebih sering nabung, ketimbang beli beli barang yang sebenarnya ga perlu "
Agus tersenyum, ia tahu jelas sifat Sarah yang masih bersaudara dengan nya. Walaupun sebenarnya Sarah dan Agus dulu sempat akan di jodohkan.

Agus dan Damar masih terus berbincang dengan asyik, hingga jam di dinding menunjukkan pukul 22.30. Dan Damar berpamitan pada Agus untuk pulang karena memang hari susah larut malam. Di perjalanan suasana sangat sepi, hanya terdengar suara suara jangkrik yang saling saut menyaut satu sama lain. 15 menit perjalanan, akhirnya Damar sampai di rumahnya yang terlihat sederhana. Ia tak sabar ingin cepat cepat memeluk sang istri, ia rindu seharian ini belum berjumpa dengan sang istri. Saat memasuki kamar Sarah belum tidur, dari raut wajahnya ia tampak kesal dan Damar tahu apa penyebab istrinya itu kesal.
" Assalamualaikum cantik, ko istrinya Akang belum tidur?  Ini kan udah malem sayang "
" Waalaikumsalam "
Sarah hanya menjawab salam sang suami dan itu memperjelas kalau ia sedang kesal terhadap sang suami yang pulang larut malam begini.
" Ga baik loh sayang, suami pulang di sambut sama muka cemberut kaya gitu "
Damar langsung memeluk sang istri dengan erat, ia gemas melihat istrinya yang sedang kesal.

" Ga usah pulang sekalian aja Kang, tanggung banget apa Ga sekalian aja nginep di rumah Aa Agus hah ? "
Begitu kesal nya Sarah sehingga ia tak sadar sudah menaikkan nada suara nya pada sang suami. Dan Damar hanya bisa diam mendengar ucapan Sarah.
" Ini itu udah jam 22.45 dan Akang baru pulang jam segini, kan Akang juga tahu kalau kemarin baru aja ada yang di begal karena pulang kemaleman. Emang Akang mau di begal malem malem ? Kalau selamat, kalau engga gimana ? Sarah kan engga mau jadi janda di usai muda Kang "
Sontak Damar langsung tertawa kala mendengar ucapan Sarah, ia lalu mencium kening sarah untuk menenangkan pikiran Sarah yang saat ini sedang khawatir.
" insyaallah Akang di jalan baik baik aja sayang, lagi pula Akang kan engga sendirian. Akang kan bareng sama Mang Ujang, jadi engga akan terlalu bahaya banget "
" Iya tapi kan tetep aja, Sarah teh khawatir sama Akang. Pulang malem kayak gini, apalagi kan angin malem tuh engga bagus buat kesehatan Kang. Terus nanti kalau Akang sakit gimana? Kan Sarah juga ga tega kalau liat Akang sakit "

" beruntung sekali aku dapat Sarah sebagai istri ku " batin Damar.

Damar lalu beranjak turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi, ia bersih bersih sebentar dan kembali lagi untuk istirahat bersama sang istri. Sarah menatap Damar dengan tahapan yang sulit diartikan sekali.
" Yaudah sekarang mending kita tidur ya, ini udah malem harusnya kamu tuh udah istirahat sayang "
" Iya, tapi peluk ya Kang "
Damar lalu memeluk Sarah dan berhadapan dengan sang istri, ia masih saja tak menyangka bisa memiliki Sarah sebagai pendamping hidupnya.

Entah apa yang ada di pikiran kedua nya, tapi mereka sudah mulai memejamkan mata masing masing dan memasuki alam mimpi.

  🌻🌻🌻

Pukul 04.45 Sarah terbangun karena mendengar suara Adzan yang berkumandang, ia bergegas membangunkan Damar yang masih tertidur pulas.
" Kang... bangun yuu kita subuhan dulu "
Damar masih saja memejamkan matanya, ia benar benar masih merasa mengantuk.
" Kang... kalau Akang engga bangun, Akang ga akan dapet jatah selama 1 bulan. Mau ya engga dapet jatah dari Sarah? "
Seketika Damar langsung bangun dan duduk, ia benar benar takut tidak mendapatkan jatah dari sang istri. Ia tidak akan sanggup untuk tidak menyentuh istrinya itu.

" Ayo bangun kita ambil wudhu dulu "
Setelah keduanya selesai mengambil wudhu, mereka pun melanjutkan untuk solat berjamaah. Sementara di lain tempat, Bapak dan Ibu Sarah tengah kebingungan karena bulan ini panen yang di hasilkan dari sawah yang Bapa Sarah hasilkan hanya setengah nya dari panen bulan lalu.
" Gimana ya bu? Bapa bingung sekali. Apalagi kan Bapa harus bayar petani petani yang lain "
" Gimana kalau kita pinjam uang dulu sama Damar pa ? Siapa tahu Damar bisa bantu kita "
" Bapa sih mau mau aja, tapi kan malu bu. Damar baru saja jadi menantu kita, apakata besar nanti kalau tahu tentang hal ini ? "

Bapa dan Ibu Sarah lantas kembali melamum memikirkan bagaimana caranya agar mereka bisa membayar para petani yang ikut membantu mengurus sawah. Sebenarnya sudah sejak lama Bapa Sarah ingin menjual sawah itu, tapi setelah di pikirkan lagi ia kasihan kepada petani yang nanti nya menganggur dirumah karena kehilangan mata pencaharian mereka.
" Yasudah kalau begitu kita solat subuh dulu pa, siapa tahu setelah solat kita dapat jawaban nya "

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang