GK - 14

966 41 3
                                    

Pagi nya Damar melihat Sarah yang entah sudah berapa kali bolak balik ke kamar mandi karena memuntahkan isi perutnya. Ia benar benar kasihan melihat sang istri, karena muka Sarah sudah begitu pucat dan dirinya tampak sangat lemas.
" Kamu istirahat saja ya, jangan melakukan pekerjaan rumah sama sekali. Akang ga mau anak kita kenapa kenapa gara gara kamu banyak beraktivitas yang terlalu berat "
Ia mengecup kening Sarah begitu lama, perasaan khawatir menyelimuti dirinya.

" Akang jangan kemana mana ya, temenin Sarah disini aja. Sarah ga mau di tinggalin "
Sebenarnya Damar ingin sekali menolak karena ia hari ini harus pergi ke rumah sakit untuk mengetahui masalah kesuburan. Tapi menolak Sarah sama dengan mencari masalah, karena pasti Sarah akan menangis bila ia tinggalkan.

" Yaudah kamu tidur lagi aja ya, Akang temenin ya.. "

Damar menemani Sarah hingga sang istri benar benar terlelap dalam tidurnya. Satu jam tak terasa hingga akhirnya Damar beranjak ke pinggir tempat tidur dan turun dengan perlahan, ia tidak mau membangunkan sang istri yang tengah tertidur lelap. Dengan cepat ia keluar kamar dan mengambil kunci mobil. Ia menuruni tangga dengan cepat hingga hampir saja menabrak Bi Sumi.

" Waduh pa.... untung aja ga kena, mau kemana atuh bapa teh buru buru gini "

" Haduh Bi sumiiii bikin kaget aja, saya mau ke rumah sakit dulu karena ada perlu. Titip Sarah bentar ya, kalau Sarah bangun tolong cepet telpon saya "

Bi Sumi belum sempat menjawab, Damar langsung pergi begitu saja.

" hadeuh bapa ada ada aja, tapi kenapa bapa ke rumah sakit ya ? Kan bu Sarah sudah beli obat "

Bi Sumi yang tidak mau ambil pusing, langsung melanjutkan pekerjaan nya. Ia hari ini berencana memasak makanan yang di suka majikan nya, yaitu makanan kesukaan Sarah sedari kecil. Bi Sumi iseng menelepon ibunya Sarah untuk menanyakan perihal makanan kesukaan sang nyonya. Ia kasihan melihat sang nyonya yang terus muntah muntah dan berujung hanya bisa makan bubur saja.

Bi Sumi menyelesaikan menyapu nya, ia lantas beranjak ke dapur. Tapi seketika ia merasa mendengar suara isakan dari lantai atas, pasti sang nyonya sibuk mencari suaminya. Ia tahu karna semenjak kejadian kemarin Sarah tidak mau lepas sedetik pun dari sang suami, membuat Damar tidak bisa kemana mana dan hanya bisa menemani Sarah saja.

Bi Sumi langsung menaiki tangga dengan cepat sambil kedua tangan nya sibuk mencari nmr sang majikan.  Bi Sumi masuk dan terlihat lah Sarah yang sedang menangis sesegukan sambil memeluk guling.

" Hiks...hiks biii..Akang kemanna ? Kennapa tegaa ninggalin Sarah?  Hiks... "

" Waduh gawat ini kalau udah nangis "
Batin Bi Sumi

✨️✨️✨️

Dilain tempat Damar mendatangi rumah sakit yang dulu pernah ia datangi untuk cek kesuburan bersama mantan istrinya. Ia sudah membuat janji dengan dokter yang waktu itu memeriksa nya.

" Permisi sus.. saya Damar yang sudah buat janji dengan dokter Rendi "

" oh baik bapa... mohon ditunggu terlebih dahulu nanti akan saya panggil ya pa "

Damar menunggu dengan gelisah, ia takut Sarah menangis ketika mendapati ia tidak ada di samping sang istri.

" Bapa Damar silahkan, Dokter Rendi sudah menunggu "

Damar langsung berdiri ketika namanya di panggil. Ia bergegas masuk ke dalam. Dan betapa terkejutnya Dokter Rendi kedatangan Damar yang sudah memasang tampang garang nya.

" Saya mau langsung to the point saja ya kang. Sebenarnya hasil tes kesuburan saya waktu itu salah kan kang ? "

Dokter Rendi gelagapan ditanya langsung oleh Damar, ia bingung harus berbicara apa pada Damar yang sepertinya sudah mengetahui rahasia yang ia dan mantan istri Damar buat.

" Begini Kang, sebenarnya saya hanya di suruh untuk membuat laporan dan berbicara sama Akang seperti yang waktu itu sudah saya sampaikan. Dia menyuruh saya dan bilang akan membantu saya yang pada saat itu membutuhkan banyak uang untuk pengobatan anak saya. Saya tahu hal seperti ini pasti nanti nya akan terbongkar, tapi saya mohon jangan penjarakan saya kang. "

Damar belum sempat bertanya kembali dan Dokter Rendi sudah mengutarakan semua hal yang ingin ia dengar.

" Jadi hasil cek up saya masalah kesuburan saya tidak ada masalah kan ? " Tanya Damar

" Hasil nya tidak ada masalah kang, sebaliknya mantan istri Akang lah yang bermasalah pada kesuburan nya. Dan ia meminta saya untuk memutar balikan fakta tersebut "

Damar langsung shock mendengar semua penuturan Dokter Rendi, ia tak menyangka sang mantan istri begitu tega membohongi masalah sepenting ini. Kedua nya terdiam hingga suara hp Damar berbunyi dengan tampilan nomor rumah. Damar yakin pasti Sarah saat ini sudah bangun dan sedang menangis mencari diri nya

" saya angkat telfon dulu sebentar "

" silahkan kang ..... "

Damar langsung beranjak dari duduk nya dan langsung keluar dari ruangan Dokter Rendi. Ia tahu pasti yang menelepon nya adalah Bi Sumi.

" Hallo kenapa bi ? "

" ....... "

" Yasudah kalau gitu saya pulang sekarang Bi, bilang aja sama Sarah tunggu sebentar "

" ........ "

" Ya sudah kalau begitu, assalamualaikum "

Damar langsung pulang dan tidak berpamitan terlebih dahulu pada Dokter Rendi. Ia langsung lari ke parkiran rumah sakit. Di pikiran nya hanya ada Sarah dan Sarah, takut kalau sang istri terus menangis maka pasti akan sakit.

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang