Adzan subuh sudah terdengar dan Sarah masih asik tertidur di dalam pelukan Damar. Mereka masih saling memeluk hingga terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar, seperti nya Ibu Sarah lah yang mengetuk.
" Sarah.... Damar... bangun sudah subuh. Kalian ga shalat ? "
Damar yang mendengar langsung bangun dan membuka pintu, ia benar benar terlihat masih mengantuk dan sang mertua hanya bisa memaklumi nya.
' Pasti mereka teh tidur nya cuma sebentar, soalnya kan habis.... hihihi ' batin Ibu Sarah" Maaf bu buka pintu nya agak lama, ngantuk soal nya "
" Iya gak papa Ibu ngerti, ya sudah sana kamu bangunin Sarah suruh dia shalat terus nanti lanjut tidur aja. Bilang sama Sarah ga usah bantuin Ibu di dapur ya "
Ibu Sarah langsung pergi dan Damar mulai membangunkan Sarah dengan mengusap pipi sang istri tapi tidak membuat Sarah bangun. Damar punya ide untuk membangunkan istri nya yang sedang lelap itu. Tangan nya mulai masuk ke dalam daster sang istri dan meremas payudara Sarah dengan kencang, sehingga membuat Sarah bangun seketika dan menatap Damar dengan marah." Akang apa apaan sih, ini masih malam tau. Sarah juga masih ngantuk "
" Tapi ini udah subuh sayang, baru aja tadi adzan. Kamu ga mau siapin baju sama sajadah buat Akang ? "
Sarah langsung bangun ketika mendengar kalau ini sudah subuh, ia langsung membuka mata nya lebar lebar membuat Damar gemas melihat nya.
" Yaudah Akang wudhu dulu sana, Sarah siapin dulu baju koko, sarung sama sajadah nya "
Damar lalu berjalan ke kamar mandi, sementara Sarah masih sibuk mencari dimana baju koko serta sarung Damar.Tak lama Damar keluar dan di atas meja rias milik Sarah, sudah tersedia baju koko dan sarung sementara sajadah sudah tergelar di lantai. Dan betapa terkejut nya Damar melihat sang istri tertidur lagi dengan posisi tidur yang menggoda, ia benar benar harus banyak beristighfar supaya tidak kebablasan seperti semalam.
" Padahal masih pagi tapi dia udah semenggoda ini, bener bener ujian "
🏠🏠🏠Kini Damar dan Sarah akan berpamitan dengan Abah dan Ibu. Raut wajah Sarah terlihat sangat sedih, ia tinggal dan besar di rumah yang penuh kenangan itu.
" Ibu... Abah...Sarah sama Kang Damar pamit ya. Kalian jaga kesehatan dan kalau ada apa apa cepet cepet hubungin Sarah atau Kang Damar "
Ibu nya hanya tersenyum mendengar ucapan Sarah.
" Ibu pasti akan langsung telepon Sarah kalau ada keadaan darurat atau pun Ibu bisa suruh Yani untuk cepet cepet dateng ke rumah Sarah dan Nak Damar. Kamu yang baik baik ya di sana, yang nurut sama suami "
Ibu langsung memeluk Sarah dengan erat, ia merasa belum siap melepas anak tercinta nya tapi mau bagaimana lagi Sarah sekarang sudah bersuami jadi ia harus ikut kemana pun suami nya pergi." Bah.. Bu... Kami pergi ya "
Pamit Damar kepada kedua mertua nya. Damar dan Sarah pergi ke rumah baru mereka dengan menaiki mobil milik Damar. Di perjalanan tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Sarah, ia hanya diam menatap keluar jendela. Damar tau istri nya pasti sedih karna harus meninggalkan kedua orang tua yang sudah mengurus Sarah dari kecil. Setelah 15 menit hanya melihat sawah dan gunung, tampaklah sebuah kampung yang sudah terlihat lebih modern. Jalanan nya tidak berbatu melainkan sudah menggunakan aspal walau ada beberapa lubang yang belum di perbaiki." Sayang.. sebentar lagi kita sampai, jadi jangan tidur dulu ya kamu "
Sarah mengangguk dengan lesu, ia benar benar mengantuk dan ingin cepat cepat tidur di kasur.
Tak lama mobil Damar berhenti di sebuah rumah yang terlihat besar dari rumah rumah lain nya, rumah yang ini benar benar indah seperti istana.
" Ini rumah kita Kang ? "
Damar mengangguk dan tersenyum, ia tahu Sarah pasti kaget melihat rumah yang begitu indah ini.
" Yaudah kalau gitu mending kita masuk, kayak nya kamu udah ngantuk berat itu "Mereka pun berjalan beriringan bersama, dan di dalam tampak ada beberapa orang yang menyambut mereka berdua.
" Selamat datang juragan di rumah baru ini "
Ucap seorang bapa tua yang memakai topi di kepala nya.
" Terima kasih mang. Bi bisa tolong antarkan istri saya ke kamar kasian sudah mengantuk. Kamu ke kamar ya, Akang masih ada yang mesti di kerjakan "
Bibi Sumi langsung mengantar Sarah ke kamar yang berada di lantai atas, dan dari kejauhan Damar tampak berbincang dengan raut wajah yang serius dengan para pekerja nya.Di kamar baru nya Sarah tampak susah untuk sekedar memejamkan mata nya, ia teringat terus pada kedua orang tuanya.
" Abah sama Ibu teh lagi apa ya ? Kenapa baru sebentar pindah ke sini tapi rasa nya seperti udah bertahun tahun "
Sarah terus bergumam hingga tak menyadari Bi Sumi datang membawa makan siang.Tok...tok...tok...
" Bu ini bibi bawain makan siang "
Sarah lantas langsung membukakan pintu dan betapa terkejut nya melihat Bi Sumi membawa banyak makanan.
" Bi ini ga salah bawa makanan sebanyak ini ??? "
Sarah langsung berpikir bahwa ini pasti ulah suaminya
" Maaf bu, tapi bapa yang suruh bawa semua ini "
Sudah di duga, memang benar pelaku nya adalah Damar suaminya. Ia hanya bisa geleng geleng kepala mengetahui perbuatan suami nya itu. Sarah lantas menerima nampak berisi berbagai makanan itu dan Bi Sumi langsung pergi.Saat Sarah hendak menutup pintu, suaminya datang sambil terus tersenyum menatap istrinya.
" Loh baru mau makan kamu ? Akang kira kamu udah selesai makan. "
Sarah hanya diam saja tak menjawab, ia mulai melahap makanan yang di bawa Bi Sumi. Sedikit demi sedikit ia masukan ke dalam mulut nya dan tak terasa makanan satu nampan besar itu pun habis Sarah makan sendiri. Wajah Sarah yang tampak kesal sedari tadi Damar perhatikan, raut wajah yang menggemaskan menurut Damar.
" Lain kali tuh tanya dulu, jangan langsung nyuruh Bi Sumi bawa sebanyak ini. Apa lagi ada makanan yang Sarah kurang suka "Damar langsung mendekat duduk di tepi ranjang dan berhadapan dengan Sarah.
" Ya udah deh, Akang minta maaf ya. Akang ngaku salah, ga tanya dulu apa yang Sarah mau "
Damar lalu mendekat dan mencium Pipi Sarah secara bergantian membuat pipi Sarah di penuhi dengan semburat merah yang muncul tiba tiba.
" Ihh.. kenapa sih Akang cium cium terus ? "
Bila ia bisa melakukan ' itu ' sekarang maka akan ia lakukan, Sarah terlalu menggemaskan dan membuatnya bergairah saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kampung
Любовные романыSeorang Gadis kampung yang mempunyai banyak harapan harapan untuk masa depannya, namun harapan itu di rebut dari nya karena ia harus menikah dengan seorang lelaki yang memiliki umur yang lumayan jauh dari dirinya.