GK- 09

1.6K 45 0
                                    

" Kang aku seharian ini bakal di luar, jadi nanti siang aku engga bakal masak "
" Loh emang nya kamu mau kemana ? "
Sejak 2 hari lalu perasaan Sarah sudah tidak menentu, ia selalu memikirkan kedua orang tuanya. Kadang juga bermimpi tentang kedua orang tuanya, dan hal itu lah membuat Sarah jadi semakin bingung. Sebenarnya ada apa dengan kedua orang tuanya.
" Aku mau ke rumah Bapa sama Ibu Kang, beberapa hari ini rasanya perasaan aku engga tenang. Kepikiran terus sama mereka, ya jadi aku mau ke sana "
" Ya udah kalau gitu Akang anter kamu ke sana, sekalian ketemu sama bapa. Akang juga mau ada yang diomongin ke bapa "

Mereka berdua lantas bersiap siap untuk pergi bersama ke rumah orang tuanya Sarah. Sarah benar benar tak sabar ingin segera sampai ke rumah orang tuanya yang berada di desa sebelah.
Mereka berangkat menggunakan kesayangan Damar, Sarah memeluk erat Damar dari belakang hingga membuat Damar tersenyum senang. Perjalanan dari rumah ke desa sebelah tak memakan waktu yang lama, 15 menit mereka sampai di pekarangan rumah Orang tua Sarah. Terlihat rumah begitu sepi dan warung pun tutup, hingga tak terlihat seorang pun yang ada di sana.

" Assalamualaikum ibu.... ini Sarah dateng bu "
Sarah dan suaminya pun bergegas masuk ke dalam rumah, mereka kaget di dalam rumah tidak ada siapa siapa tapi pintu depan rumah terbuka lebar. Sarah langsung berlari menuju kamar orang tuanya dan betapa terkejutnya saat melihat sang bapa terbaring lemah di atas ranjang. Matanya berkaca kaca melihat sang bapa tergolek tidak berdaya di atas ranjang
“ kenapa ibu gak kasih kabar ke Sarah bu ? “ tanya Sarah sembari menghapus air matanya
“ ibu gak mau repotin teteh, lagipula di sini ada maya. Dia bisa bantu ibu dan bapa “
Inilah penyebab mengapa Sarah mempunya perasaan yang aneh beberapa hari ini. Sarah lalu memanggil dokter puskesmas untuk mengecek keadaan sang bapa, ia meminta tolong Damar untuk menjemput dokter. Sarah kemudian berjalan ke arah kamar Maya untuk meminta tolong pada adiknya itu.
“ Yan teteh boleh minta tolong ga ? “
“ minta tolong apa teh ?”
Lantas Sarah mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan memberikan nya pada sang adik
“ Tolong kamu ke pasar beliin sembako dan jajanan pasar kesukaan bapa sama ibu ya “
“ oke, aku berangkat ya pakai motor teteh “

Tak lama terdengar suara mesin motor, Damar datang Bersama dokter puskesmas. Mereka bergegas masuk ke dalam kamar bapa Sarah.
“ Maaf ya pa Dokter jadi harus datang ke sini “
Ucap Sarah
“ engga apa apa Teh, saya senang kalau di repotkan begini. Ini juga kan sudah jadi tugas saya teh “
Sepertinya Damar sedikit cemburu melihat keakraban antara Sang istri dan Dokter yang ia jemput.
Damar pun langsung menarik lengan sang istri untuk keluar kamar dengan raut wajah yang terlihat sangata amat kesal. Damar membawa sang istri menuju kamar yang dulunya sering di tempati Sarah.
“ Ada apa sih kang? Kan Sarah mau tau keadaan bapa. Kenapa Akang tarik sarah ke kamar sih ?” dengan raut wajah yang bingung sambal menutup pintu supaya percakapan nya dengan sang suami tidak terdengar oleh yang lain nya .
“ jangan terlalu akrab gitu sama pa dokter, Akang ga suka sayang “ Sarah sontak tertawa membuat sang suami semakin kesal di buatnya.

“ kok kamu malah ngetawain Akang sih yang ?”

“ soalnya Akang lucu sih, masa cuma akrab kayak gitu aja cemburu sih. Lagian juga kan gak enak kalua kita engga ramah sama Pa Dokter. Apalagi kita udah panggil dia kesini untuk cek keadaan bapa, harunya kan kita dating ke puskesmas “

Sarah mendekat ke arah Damar yang sedang duduk di tepi ranjang, ia benar benar gemas melihat suaminya sedang cemburu.
Cup…
Sarah mencium sang suami hingga membuat Damar kaget, tapi kecupan itu lama lama berubah menjadi sebuah pagutan yang lama lama membuat keduanya terbuai hingga lupa untuk apa mereka datang ke rumah Orang tuanya Sarah. Hingga akhirnya mereka pun memadu kasih di atas ranjang yang dulu sering di tiduri Sarah.

Tangan Damar tidak diam saja. Tangan nya aktif memeras kedua benda kenyal kesukaan nya, dan seperti tergesa gesa ia membuka baju Sarah dengan cepat dan langsung menyusu seperti bayi yang sedang haus.
" Shh.. kang.. pelan pelan miminya, jangan di gigit yahhhh... "
Sarah terus saja mengeluarkan desahan desahan kenikmatan, membuat sang suami semakin bersemangat.
" Akang pengen main ya.. Sarah mau kan ? "
Sarah hanya bisa mengangguk setuju, karena ia sudah tidak tahan lagi. Damar membuka baju dan celana yang masih melekat pada tubuhnya, ia benar benar sudah merasa tidak kuat ingin segera menyetubuhi sang istri.
" Akang masukin yah.. akang udah ga kuat yang "
Perlahan tapi pasti semuanya mulai masuk membuat Sarah mengangkat tubuhnya karena merasa kenikmatan sesungguhnya akan di mulai.

Gadis Kampung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang