Prolog

19 3 0
                                    

Juna dan Dino, dua nama kakak beradik yang sedang bermain. Umur keduanya tidak jauh, bahkan kerap kali di bilang seperti anak kembar, mereka berbeda dua tahun. Orang pertama kali melihat mereka mungkin berfikir mereka adalah kembar, secara visual keduanya sangat mirip dan sering terlihat kompak. Hal itu yang membuatnya terlihat seperti anak kembar.

Dino sangat manja pada Juna dan anak itu sama sekali tidak keberatan dengan sikap adiknya. Menurut Juna, Dino sangat menggemaskan. Hari-hari mereka terus di selimuti kehangatan, bahkan di saat kedua orang tuanya sibuk kerja, hanya Juna yang terus berada di sisi Dino.

Keduanya tumbuh dengan baik, bahkan di sekolah pun mereka terus bersama. Sampai satu dari dimana semua masalah tercipta, tepat saat
juna melakukan kelulusannya di SMP.

Selama acara, semuanya berjalan lancar namun di hari itu juga sesuatu buruk terjadi.

Dino berniat mendatangi sekolahnya, melihat kelulusan kakaknya, tentunya setelah menghubungi Juna perihal kedatangannya. Cowok itu sangat senang begitu tau adiknya datang di acara kelulusannya. Namun siapa sangka, kedatangan Dino ke tempat Juna malah membawa celaka.

Juna dengan keinginannya sendiri ingin menjemput Dino di sebrang jalan depan sekolahnya. Sebenarnya saat itu Dino sudah melarang, tetapi karena Juna terus memaksa Dino untuk tetap berdiam diri di sebrang, akhirnya cowok itu menurut, menunggu kakaknya sendiri yang datang menjemput dirinya di sebrang sekolah.

Ketika akan menyebrang, sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang tak wajar. Menabrak Juna dengan kencang hingga cowok itu terpental cukup jauh.

Dino syok dengan yang ia lihat, cowok itu bahkan belum beranjak dari tempatnya di saat orang-orang mulai menghampiri Juna. Sampai suara sirine ambulans terdengar, barulah Dino sadar dari lamunannya. Cowok itu berlari menghampiri Juna, kakaknya sudah tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di seluruh tubuhnya. Membuat tangisan Dino pecah melihat kondisi Juna sedang sekarat.

Sekarang acara kelulusan yang dinanti kakaknya hancur, bahkan orang-orang pun tidak lagi bersemangat. Semua berantakan dan itu karena kecelakaan ini. Guru tidak lagi mempedulikan acara wisuda ini, murid-murid yang lulus di angkatan Juna pun sudah terlanjur khawatir dan tidak ada niatan melanjutkan acara. Sungguh, ini membuat Dino sesak. Kehancuran acara yang seharusnya istimewa justru membawa kesedihan.

"Dino kamu tenang saja ya, Juna baik-baik aja, lebih baik sekarang kamu telfon orang tuamu untuk datang kemari, biar nanti kami yang menjelaskan," ucap kepala sekolah.

Dino mengangguk. Tak butuh waktu lama untuk kedua orang tuanya datang. Mereka langsung bergegas datang setelah mendengar kabar itu, melupakan kesibukannya sebentar.

Dino takut, sangat takut. cowok itu takut sesuatu buruk terjadi pada kakaknya. Di saat jiwanya tergoncang dengan keadaan, orang tuanya malah datang dengan emosi. Ayahnya melayangkan tamparan keras pada Dino, seketika pipinya terasa sakit dan panas. Dino tidak lagi menangis, jiwa anak itu ketakutan. Di saat ia membutuhkan kekuatan dari orang tuanya, justru Dino yang di salahkan atas semua hal yang terjadi.

"Gara-gara kamu Juna jadi seperti ini. Kenapa kamu harus datang di acara kelulusannya. Seandainya kamu tidak datang, hal ini tidak akan terjadi!!!"

"Jika terjadi hal buruk pada kakakmu jangan harap kamu bisa bertemu kakak mu!!"

Dino diam, semua ucapan ayahnya menyadarkan dirinya kalau semua ini memang terjadi karenanya, karena dirinya datang ke acara kelulusan Juna.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?"

"Anak ibu koma, untuk sadarnya kami belum bisa menentukan kapannya. Selain itu terdapat keretakan pada bahunya, ibu dan bapak doakan saja yang terbaik agar anak ibu cepat membaik, saya permisi."

My DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang