Segera setelah menukar pakaian dengan korsa serta membersihkan make up, Treya kembali ke ruangan. Tangannya sibuk melepas kuciran yang menjerat rambutnya. Capek banget, kapan coba dia bebas tugas jadi presenter cadangan begini?
"Eh!" Tubuh Treya terperanjar saat tahu-tahu tangan lain menggantikan gerakan jemarinya yang melepas kuciran.
"Biar saya," kata Rend lalu menyingkirkan tangan Treya dengan pelan.
"Mas Rend," beo Treya Terkejut begitu menoleh ke belakang. Harus sedikit mendongak karena tingginya hanya sebatas dagu Rend. Namun, kenapa Treya tidak menyadari kehadiran Rend coba? Kapan Rend masuk ruangan?
Dan Treya hanya membiarkan Rend mengurus rambutnya, tahu jika dia kesulitan, Treya mengandalkan bantuan Rend.
"Eh! Sek to, jangan di tarik, Mas!" jerit Treya memukul tangan Rend. Habis tahu-tahu kulit kepalanya panas karena Rend sedikit menarik rambutnya.
Tawa cowok tersebut meletup. "Sorry, sorry, ini agak susah."
Bibir Treya langsung mengomel, salah dia berharap Rend bertindak lembuk. Habis Rend mana tahu susahnya melepas kuciran pada rambut tipis yang mudah membelenggu.
"Dah," lanjut Rend begitu berhasil membebaskan rambut Treya, lalu menyerahkan kucirannya. Begitu menerima kuciran, Treya menggelengkan kepalanya beberapa kali sekaligus mengibaskan rambutnya. Lega banget.
"Thanks ya, Mas." Dia menyengir.
"Gimana? Betahkan?" Rend berjalan ke kubikelnya yang ada di depan Treya lalu duduk.
Kening Treya mengernyit. "Apa?" beonya bingung.
"Gantiin Tasya."
"Ya, enggak. Kapan sih saya bebas tugas, Mas?" Treya ikutan duduk, dia menaikkan kursinya supaya bisa melihat Rend karena meja mereka bersekat.
"Kirain kamu betah, lho. Nggak protes soalnya."
Muka Treya langsung kesal. "Kalau protes sama saja nggak ada perubahan, kan?"
Tawa Rend meletup.
"Bener deh, Mas, belum dapat gantinya?" cecar Treya ingin tahu.
"Tia belum kasih kabar ke saya." Rend sudah fokus pada PC yang ternyata belum dia matikan. Sementara kedua bahu Treya lesu, artinya dia masih harus bekerja double, dong.
"Nikmati aja, Ya."
"Situ sih enak," sendirnya terang-terangan.
"Nggak ada yang enak, Ya. Saya kan juga kerja."
Baru Treya ingin membuka mulut untuk menyindir lagi karena kerja Rend itu mendapat banyak bantuan Treya, tiba-tiba perutnya berbunyi. Mata Treya langsung melotot, lalu menyentuh perutnya malu.
"Ups! Sorry, hehe." Gagal marah, dia menyengir menahan malu.
Rend geleng-geleng geli. "Kamu belum makan?"
"Belum, Mas." Habis kerjaan dia banyak dan membuat lupa makan. Tadi hanya sempat mengganjal dengan gorengan di pantry.
"Makan, Ya."
"Iya. Gampanglah." Treya lalu membungkuk untuk mengganti heels dengan flat shoes yang dia selipkan di bawah kubikel.
"Pulang naik apa?"
Rend melirik gerak-gerik Treya.
"Biasa, Mas. Ojol."
Cowok tersebut diam sebentar, gerakan tangannya pada mouse berjeda, dia sedikit berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauxbae'ing | TAMAT ✔
ChickLitSeminggu sebelumnya, Ariendra Pilli masih menjadi Produser Treya di kantor. Seminggu berikutnya, Treya memanggil Rend "Sayang", pakai acara menyandarkan kepala ke lengannya pula. Seminggunya lagi, di tangga kantor, sambil memohon, Treya bilang, "K...