"Di dalam ada script yang harus Mbak Glasya pelajari, judulnya exclusive interview with Hans," begitu Tia menengahi meeting mereka lalu menyerahkan flashdisk pada Glasya.
Usai on air, semua tim Kabari Seleberiti menyempatkan meeting exclusive interview bersama Hans pekan depan. Pak Yezra paling antusias sampai memuji Rend dan Treya tidak ada habisnya karena berhasil membujuk Hans. Padahal kalau Treya ingat-ingat, mereka kesulitan membujuk Hans, justru baru luluh begitu keduanya pergi dengan tangan kosong. Mungkin Hans kepikiran, mungkin juga dia ingin dunia mengerti kalau segala hal yang terus mengular tentang dirinya bukan sepenuhnya kebenaran.
Tidak berdusta kalau begitu Hans menyetujui ajakan Kabari Seleberiti, akan menarik banyak pemirsa yang memberi banyak impact buat Kabari Seleberiti. Lebih-lebih karena kantor Treya akan menjadi program infotainment pertama yang sanggup menggandeng Hans usai rumor yang menyeret namanya tersebut.
"Saya nggak mau Hans merasa repot dengan permintaan kita, bagaimana pun caranya harus kita beri special treatment. Rend, bisa terus pantau dia? Antar jemput kalau perlu. Kita kasih penjagaan ketat," kata Pak Yezra. Yang lain hanya menyimak, paham betul bagaimana Pak Yezra menginginkan Hans baik-baik saja sehingga tidak akan merasa kalau Kabari Seleberiti hanya mengambil keuntungan sendiri.
Rend mengangguk. "Siap, Pak. Nanti biar saya dan ...." Rend memberi jeda sbentar. Tatapannya naik hingga bertemu pandang dengan Treya yang saat itu juga segera mengalihkan pandangan, ke mana pun asal bukan pada Rend, sosok yang sudah dia diamkan sejak dua hari belakangan.
Rend berdehem. "Nanti biar saya dan Tia yang urus."
"Eh!" Tia melotot. "Saya banget nih, Mas?" Tia sampai menunjuk dirinya sendiri.
Bibir Rend menipis. "Iya. Siapa lagi?"
Tahu-tahu Tia menunjuk Treya yang langsung tekesiap. "Kan Mbak Treya asisten, Mas. Saya masih ada banyak riset ini. Takut nggak bisa mencapai target."
Rend manggut-manggut. "Okay, sama Treya," putusnya santai.
Treya lagi-lagi cuma bisa melotot. Ini Rend sengaja menggunakan Tia sebagai pancingan, ya?
"Gimana, Ya?" tanya Pak Yezra. Treya tahu menolak bukan pilihan mengingat kewajiban dia sebagai asisten Rend.
"Bisa, Pak," balasnya setengah hati.
Pak Yezra mengangguk. "Okay. Artinya semua sudah clear, kan?"
Semua mengangguk. Tidak lama meeting berakhir dan satu per satu keluar ruangan. Termasuk Treya yang segera beranjak. Namun, belum mencapai pintu, langkahnya tersendat saat tubuhnya hampir membentur sosok yang tiba-tiba muncul di depannya.
"Mas Rend," jeritnya tertahan. Kedua matanya sampai terbeliak.
"Bisa kita bicara seben-"
"Ya ampun!" Treya tahu-tahu menepuk jidatnya, sedikit mengejutkan Rend.
"Saya lupa harus review script buat besok, Mas. Ngobrolnya nanti lagi aja," imbuhnya sebelum segera beranjak. Namun, saat dia hendak melangkah, Rend kembali menghalangi langkahnya.
"Kamu nggak penasaran dengan apa yang ingin saya obrolkan?" Cowok itu tidak akan menyerah. Sudah cukup kucing-kucingan dengan asistennya ini dua hari belakangan.
Pura-pura lugu, Treya menampilkan ekspresi polos. "Memang apa? Pekerjaan penting?"
Rend terdiam bingung. Belum sempat memberi jawaban, Treya lebih dulu bersuara. "Nah! Bukan, kan? Jadi saya enggak penasaran. Dah dulu, Mas. Minggir! Minggir!" Treya mendorong dada Rend supaya tidak lagi menghalangi langkahnya dan segera beranjak keluar ruang meeting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauxbae'ing | TAMAT ✔
Chick-LitSeminggu sebelumnya, Ariendra Pilli masih menjadi Produser Treya di kantor. Seminggu berikutnya, Treya memanggil Rend "Sayang", pakai acara menyandarkan kepala ke lengannya pula. Seminggunya lagi, di tangga kantor, sambil memohon, Treya bilang, "K...