14. Deep Talk

2.7K 325 6
                                    

Yuk temenan sama aku di instagram follow @pinkipunghen yaaa ❤

•••

Belum mendapatkan kantuk, malam-malam, Treya turun ke dapur. Baru memutar tumit, Treya dikejutkan dengan keberadaan Freya yang sedang mengoperasikan ponsel sambil menyantap kue kering dengan lampu remang-remang.

"Lho, Mbak! Udah balik?" kejut Treya.

Seingat Treya, Freya kemarin kondangan ke Jogja bersama suami dan anaknya, tahu-tahu sudah nongol di dapur rumah utama saja. Artinya suami dan anaknya ada di rumah berdua.

Pandangan Freya naik. "Eh pacarnya Rend belum tidur."

Kedua bola mata Treya kontan membulat. "Mbak!" rengeknya sejurus mengundang gelak tawa Freya. Dari semua sapaan atau respons, apa harus yang itu?

"Habis kamu nggak balas DM," ejek Freya.

Dengkusan Treya lolos. Direct messager yang Freya bicarakan adalah balasan cewek itu pada instagram story Treya bersama Rend tempo hari.

"Buat apa coba? Seakan nggak tahu kalau kita sedang sandiwara saja."

Freya geleng-geleng keheranan. Dasar anak muda jaman sekarang. "Mendalami banget sandiwaranya."

"Harus." Lalu, sekon berikutnya Treya sudah duduk di depan Freya sambil menyomot satu kue kering.

"Suami sama anak udah tidur?"

Freya mengangguk. Treya tidak heran sih, sudah pukul sepuluh malam.

"Artinya lunch box waktu itu berhasil, dong?" Freya masih penasaran karena Treya belum juga kembali bercerita.

Treya mengibaskan tangan. "Nggak penting, banyak drama, tapi akhirnya berhasil, sih."

"Lho, drama apaan?"

"Panjang, tapi mumpung mbak di sini, aku mau cerita." Treya merapat ke depan, kedua lengannya bersimpu di atas meja kaca.

Salah satu alis Freya menukik. "Tentang?"

"Serendipity di sekitarku semenjak pacaran pura-pura sama Rend."

"Serendipity?" beo Freyam

Treya mengangguk sambil mengunyah kue kering.

"Waktu makan sama Mas Rend, tahu nggak tiba-tiba adiknya nongol coba." Treya geleng-geleng. Masih enggak percaya dengan kejadian sore tadi.

"Uhuk!" Dan Freya seketika itu terbatuk.

"Eh! Mbak!" Treya langsung bediri dan berusaha menepuk-nepuk punggung kakaknya. Sementara Freya, sambil batuk, menepuk dadanya sendiri.

Treya meringis tidak enak.

Pandangan tajam Freya naik. "Adik?" Suaranya tercekat. Sarat perasaan penasaran.

Treya mengangguk.

"Gila! Adiknya tahu, dong?"

"Tahunya aku pacar Rend"

"Wah!"

"Rensponsnya?" lanjut Freya.

"Good respons." Treya manggut-manggut.

"Merestui gitu aja?"

"Kok berasa pacaran beneran. Ya?"

"Merestui apa enggak?" desak Freya.

"Sepenglihatanku iya."

Kedua bahu Freya langsung luruh. Sejujurnya kabar tersebut mengantarkan perasaan khawatir Freya. Kalau sudah melibatkan keluarga, takut justru mendatangkan kabar tidak baik. Seharusnya sejak awal dia memberi Treya peringatan.

"Kamu harus hati-hati, Ya."

Kening Treya mengerut. "Kenapa?"

"Adiknya sudah tahu, artinya keluarga besar dia bisa tahu, kecuali Rend menjelaskan sandiwara kalian dengan jujur."

Treya langsung terdiam dengan tubuh membeku. Keluarga besar? Kenapa tidak terpikirkan? Sejenak Treya menyadari kecerobohan yang dia lakukan. Tahu begini, seharusnya dia ikut mengelak saja saat Area terus menuntut.

"Menurut Mbak, dia bakal cerita nggak?" tanya Treya ragu.

Kedua bahu Freya terangkat. "Entah." Karena itu keputusan Rend.

Tanpa sadar Treya menggigit ujung kuku ibu jari kanannya. Kebiasaan setiap panik. Melihat hal tersebut, Freya mendesah. "Tapi ini sudah jadi risiko kamu, Ya. Coba obrolin sama Rend."

Treya membenarkan.

"Lagipula ..." Freya mengecek ponselnya dan mencari akun instagram Rend.

"Dia nggak jelek-jelek amat, sih. Nanti kalau orangtuanya telanjur tahu, paling dipaksa cepet nikah. Lumayan kan, ya?" jail Freya mengerling.

"Mbak!!!" rengek Treya mengentakkan kakinya pada ubin.

Tawa Freya makin mengudara. "Dia lebih ganteng dari Jenandra, lho."

Desahan Treya lolos. "Valid sih. Tapi ma-"

"Berarti nggak susah kan buat beneran jatuh cinta sama orang ganteng dan mapan?"

Treya melotot. "Mbak!"

"Hus. Jangan teriak, nanti mama kebangun tahu rasa kamu," sewot Freya.

Kan!

"Habis Mbak, sih," dumel Treya cemberut.

"Tapi Mbak serius."

"Soal?"

"Hubungan kalian, mulanya memang bercanda, sandiwara, tapi kalau sudah menyangkut keluarga, jangan main-main."

"Mbak, kok jadi nakutin ya?" Treya jadi sangsi, deh.

"Biar kamu lebih berhati-hati. Ngerti? Karena nggak semua orang bisa paham sandiwara kalian. Bisa saja hanya Mbak yang paham. Iya, kan?"

Bibir Treya menipis. Kakaknya benar.

"Okay, pahit-pahitnya. Nanti kalau tiba-tiba keluarga Rend minta ketemu kamu. Gimana?"

Treya mengerjap. Ketemu? Tadi sudah membahas dengan Area, tapi kalau dihadapkan dengan kenyataan tersebut, kok Treya jadi bingung?

"Langsung putus," jawab Treya akhirnya. Dan sedetik kemudian mendapat timpukan dari kakaknya.

"Aduh! Mbak!"

Giliran Freya yang melotot. "Treya!!!"

Treya langsung nyengir. Habis, mau apa coba? Masa langsung akad.[]

Fauxbae'ing | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang