Treya ikut bersorak begitu panggung acara di depan sana menyorot menyisakan Pak Yezra yang terus menguntai banyak kalimat romantis buat istrinya.
"Terima kasih karena sudah hadir sejak tahun-tahun sulit hingga mencapai segala. Tujuan yang kita impikan dahulu. Love you." Begitu katanya kembali mengundang sorakan dan tepuk tangan tamu undangan, sebelum kecupan mendapat pada pipi istrinya.
Tidak lama Treya sedikit terperanjat saat Selsi menepuk-nepuk bahunya. Dia menoleh. "Sebagai words of affirmation, gue nggak bisa lihat begini," rengek Selsi mengundang tawa Treya.
"Makanya cari pacar supaya berhenti iri pada pasangan lain," ejek Yangga mendahului Treya.
Air muka Selsi begitu saja mengeruh. Dia cemberut. "Kaya situ taken aja," ejeknya balik.
Yangga tertawa, lalu sedikit condong ke depan karena saat akan bicara dengan Selsi terhalang tubuh Treya yang berada di tengah-tengah keduanya.
"Treya yang kita kira lajang saja tahu-tahu punya pasangan. Masih percaya gue lajang, Sel?"
Kali ini Treya ikut mendengkus. "Gue percaya aja, sih. Lo bukan Mas Rend yang pandai menyimpan rahasia. Nggak percaya kalau punya cewek nggak lo sebar kayak gas kentut, Ga," kata Treya.
Giliran Selsi yang bebas tertawa melihat ekspresi tidak terima Yangga. "Agree!" jerit Selsi bahagia.
Lalu, Yangga bersedekap, tanda dia tidak terima mendapat olokan dari dua cewek di sampingnya. "Yang serius memang nggak perlu diumbar, Ya."
Treya meletakkan balas di atas meja di dekat tubuhnya sambil berkata, "Oke, buruan kenalin, ya. Mau kasih tahu dia kalau buruan kabur dari Yangga, nggak baik." Dan ejekan barusan mengundang tawa kedua cewek tersebut, terkecuali Yangga yang semakin mendumel.
"Tapi ... gue beneran pengin ketemu cowok kayak Pak Yezra." Kedua tangan Selsi menyatu penuh harap. Kembali mengungkit obrolan mereka tadi.
"Kenapa pengin? Kan sudah bertemu," timpal Treya geli.
Sadar sudah salah bicara dan dua arah, Selsi menyanggah. "Maksud gue ketemu dan berjodoh dengan cowok seperti Pak Yezra, bukan bertemu doang," koreksinya judes.
Treya dan Yangga kontan tertawa.
"Cowok baik juga nggak selamanya bikin seneng, Sel." Ini Treya tumben bijak banget.
Salah satu alis Selsi menukik. "Kenapa? Bukannya yang baik selalu bisa memperlakukan kita dengan baik dan bikin senang ya."
Selsi tidak salah hanya saja ... "Karna yang dibaikin nggak cuma lo doang," sambung Yangga tertawa. Langsung mendapat sorakan Treya yang setuju.
Selsi kontan cemberut. "Underestimate banget."
Treya hanya tersenyum kecil. Selsi tidak tahu saja bagaimana baiknya Rend pada Treya dan juga pada gadis lain.
"Udahan bahas begitunya. Mau menikmati gedungnya," alih Treya. Pandangannya mengedar memindai setiap sudut gedung.
"Enak ya bikin nikahan di sini," monolog Selsi.
"Sepi tamu," kata Treya sebelum pandangannya beralih pada Rend yang ternyata memindai dia juga. Treya berdehem, sedikit mundur supaya tidak kelihatan karena tubuhnya bisa berlindung di balik tubuh Yangga. Ngomong-ngomong dia jadi ingat akhir dari obrolan mereka tadi, sesungguhnya sangat mengganggu pikiran Treya. Beruntung Treya segera kabur.
"Iya, sih. Tapi private wedding itu sakral."
Treya manggut-manggut setuju. "Iya juga, sih." Lalu, keningnya mengernyit saat matanya tidak sengaja memindai salah satu lampu gantung yang terlihat aneh. Beberapa kali bergoyang padahal lampu yang lainnya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauxbae'ing | TAMAT ✔
Literatura KobiecaSeminggu sebelumnya, Ariendra Pilli masih menjadi Produser Treya di kantor. Seminggu berikutnya, Treya memanggil Rend "Sayang", pakai acara menyandarkan kepala ke lengannya pula. Seminggunya lagi, di tangga kantor, sambil memohon, Treya bilang, "K...