30. Mirip Adik, kan?

2.3K 272 5
                                    

Di pantry, usai syuting berakhir. Baru mau menendang kaki meja supaya kursi yang dia duduki bergeser ke belakang karena mau mengambil air dingin di kulkas, kening Treya mengernyit begitu sebotol minuman pereda nyeri haid di letakkan di atas mejanya. Pandangan Treya kontan naik, seketika itu, ekspresinya sarat kebingungan memindai sosok yang ada di samping meja.

Rend.

Apa, nih?

Treya pandangin bergantian botol minuman dan Rend.

"Nyeri perut, kan?" Rend yang mengerti kebingungan Treya akhirnya bersuara duluan. Tidak mendapat reaksi selain ekspresi bingung, Rend memindahkan  botol tersebut ke tangan kanan Treya.

"Buat kamu."

"Buat saya?" Akhirnya suaranya keluar juga.

Rend mengangguk. Lalu berjalan ke bufet mengambil dua piring serta dua sendok. "Area pernah bilang kalau sedang nyeri haid, dia minum kiran-kiran," jelasnya. Maksud Rend produk yang tengah Treya pegang.

"Minum, Ya," imbuhnya.

Treya menatap minuman tersebut. "Iya, trims ya, Mas." Karena menolak sama saja tidak sopan, kan?

"Sama-sama"

Kemudian  beralih menatap punggung Rend yang membelakanginya. Bukan tanpa alasan Rend memberi Treya minuman pereda nyeri. Beberapa jam lalu, saat Rend mengajukan tanya, "Are you okay, Ya?"

Mana mungkin Treya bilang kalau dia pusing memikirkan jalan hidupnya yang enggak lurus begini sejak kesepakatan dengan Rend juga kedatangan Glasya. Malah keceplosan, "Sakit perut." Treya memegang perutnya.

"Haid," imbuhnya dengan wajah melas.

Treya tidak berbohong. Dia memang sedang kedatangan tamu bulanan. Walau nyerinya masih bisa Treya toleransi.

Salah satu alis Rend menukik. Sedikit menunduk dan menyentuh bahu Treya. "Datang bulan?"

Treya mengangguk. "Tapi nggak masalah, cuma suka tiba-tiba nyeri aja. Gimana, Mas?" Dia mengalihkan.

"Bener?"

Tersenyum, Treya berusaha meyakinkan. "Bener, Mas. Kenapa?"

Bibir Rend menipis, terlihat ragu, sebelum bertanya, "Lihat Glasya?"

Oh, cari cewek itu. Pasti sudah ditunggu di studio. Dan baru Treya mau buka mulut, suara lain menyela, merenggut perhatian keduanya.

"Di sini, Mas."

Keduanya terkejut sebentar. Treya memindai Glasya yang kali ini lebih cerah.

"Maaf, tadi ada panggilan dadakan jadi harus melipir," jelas Glasya.

Rend mengangguk. "Okay, buruan ke studio. Syuting segera mulai."

Mengangguk mengiyakan, Glasya segera beranjak, tentu usai menatap Treya dengan tatapan yang tidak bisa Treya terjemahkan.

Kepanikan mengerumuni Treya, sejak kapan Glasya di sekitar sini? Treya meremas rambutnya. Astaga, jangan-jangan sejak tadi? Artinya dengar umpatan dan keluhan Treya, dong?

"Ya?"

Treya mendongak dengan ekpresi bingung. "Ha? Gimana?" beonya.

"Sakit banget, ya?"

"Iya. Eh! Gimana?"

Jadilah berakhir Rend memberikan sebotol minuman pereda nyeri. Pasti Rend beranggapan kalau Treya amat kesakitan. Kalau dipikir lagi, alih-alih tersentuh, Treya justru kesal. Kapan coba cowok itu berhenti kasih perhatian ngeselin gini?

Fauxbae'ing | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang