Maaf ya baru update huhu ❤
Happy reading ❤
•••
Baru mengambil es krim dari kulkas, mata Treya memindai malas layar ponsel yang tergeletak di atas meja makan. Ada potret sosok yang tidak dia suka. Segera Treya balik ponselnya begitu panggilan Jenandra terus-terusan mengganggu sejak sepuluh menit lalu. Jenandra beneran cowok paling tidak tahu diri. Memang seribu penolakkan dari Treya masih belum meyakinkan kalau Treya tidak ingin berurusan dengan cowok itu, ya?
Sambil membuka membuka plastik es krim, bibir Treya terus mengomel. "Kalau mau minta maaf, kenapa nggak dari dulu? Kenapa baru sekarang? Cih. Nggak tahu diri."
Dengkusan Treya lolos. "Pasti karna gue udah lebih cantik dari pacar lo, kan?" sindir Treya melotot pada bagian belakang ponselnya yang masih terus bergetar.
Treya menjilat es krimnya. Khawatir kepalanya semakin panas, paling tidak es krim bisa mendinginkan. Walau telinganya lama-lama panas juga. Belum lagi panggilan kembali masuk. Mendengkus, dia mengambil ponsel dan langsung menggeser tombol hijau sebelum meletakkannya di samping telingan.
"Jenandra! Bisa berhenti ganggu gue ha?" teriaknya. Suara seperti angin bercampur kendaraan terdengar dari sebelarang sana.
"Saya perlu akikah lagi nggak kalau nama saya mendadak jadi Jenandra?" tanya dari seberang langsung membekukan Treya. Segera dia cek kontan penelepon. Kedua matanya terbeliak saat sadar bukan Jenandra, melainkan Rend.
Mampus!
"Ya?" panggil Rend.
Treya meringis, sedikit ragu, dia kembali mendekatkan ponsel pada telinga. "Halo, Mas. Hehe. Maaf, saya kira Jenandra." Treya meringis. Bodoh! Bodoh! Bodoh!
Dengkusan geli bisa Treya dengar. "Sibuk?" Rend justru mengalihkan obrolan.
Treya menatap es krimnya. "Nggak sih, lagi nyemil aja. Gimana, Mas? Ada kerjaan?"
Malam-malam begini kalau Rend sampai menelepon, artinya ada kerjaan menanti.
"Bagus, deh. Saya di depan rumah kamu, bisa keluar sebentar?"
"Oh, di dep-what?!" Treya sampai berdiri dan stool yang tadi dia duduki seketika itu jatuh ke lantai. Kegaduhan tersebut menarik tawa Rend dari seberang sana.
"Buru keluar, ada titipan," santai Rend lagi.
"Bercanda." Treya menggeleng sebagai reaksi tidak percaya. Atasannya tersebut kalau bercanda kan suka ngeselin.
"Lho, bener. Perlu vicall supaya percaya?"
"Eh! Jangan, dong! Oke! Saya keluar," panik Treya segera mengakhiri panggilan tanpa salam penutup. Begitu mengembalikan stool pada posisi semula, dia kembali memasukkan es krim ke kulkas lalu berlari keluar.
"Lho, mau ke mana, Ya?" Pertanyaan yang Treya dapatkan dari mama usai melewati ruang keluarga.
Treya menoleh sebentar. "Bentar, Ma. Mama jangan keluar ya," paniknya langsung membuka pintu. Mama jangan sampai tahu.
Treya mengira dia kena prank atasannya yang jail itu, tapi begitu membuka gerbang, tubuh Rend yang langsung berdiri dari posisi bersandar pada motor menyambut.
"Mas ngapain ke sini?" Segera Treya menutup gerbang lalu mendekati Rend. Dia celingukan, refleks saja mengawasi sekitar.
Tahu-tahu Rend mengangkat plastik putih setinggi dada, melihat itu, Treya mengernyit. Apa, nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauxbae'ing | TAMAT ✔
ChickLitSeminggu sebelumnya, Ariendra Pilli masih menjadi Produser Treya di kantor. Seminggu berikutnya, Treya memanggil Rend "Sayang", pakai acara menyandarkan kepala ke lengannya pula. Seminggunya lagi, di tangga kantor, sambil memohon, Treya bilang, "K...