"Meeting dengan Galen minggu depan, kan? Okay, saya free."
Treya yang sedang merapikan beberapa berkas hasil meeting Emergency Couple dengan timnya tadi terdiam sejenak. Salah satu alisnya menukik ketika memindai Rend, keduanya terhalang meja panjang di tengah mereka.
"Ikut?" Treya memastikan dengan nada sarat kebingungan.
"Iya. Ikut."
"Mas bilang EC sepenuhnya di tangan saya, kan?" pancing Treya.
Rend menelengkan kepalanya. Sebentar, daripada peduli pertanyaan Treya, Rend justru tertarik dengan cara Treya berbicara padanya. Kenapa nada bicara Treya tidak berusahabat begitu? Bukan kali ini saja, tapi sejak semalam. Bahkan sejak sebelum Rend mengantar Treya pulang.
"Kamu marah?" tembak Rend.
Treya yang mendapat pertanyaan begitu langsung kalap. Dia cepat-cepat menunduk. Selalu tanya, mikir kek!
"Nggak. Saya hanya memastikan. Iya, kan?" dustanya. Beresin barang-barang terus keluar, Ya.
Rend manggut-manggut. "Kamu bilang bersedia menangani EC kalau saya banyak membantu, kan?"
Sialan. Senjata makan tuan.
Treya berdehem. "Iya, sih. Tapi kalau dipikir-pikir, biar saya yang urus. Kan saya harus mandiri." Bagian ini Treya serius.
"Benar?" Rend terdengar tidak yakin.
"Nggak butuh percayanya, Mas," dengkus Treya. Sebelum tawanya mengudara, membuat Treya kebingungan. Kenapa coba?
"Saya sekarang jadi agak bisa mengidentifikasi gaya kamu marah. Rea bilang aneh-aneh saat saya nggak di samping kamu, kan?" tambah Rend seketika itu membuat tubuh Treya menegang.
Rend bersedekap. "Biar saya tebak, dari ekspresi tegang kamu ... artinya iya."
"Wah, sudah mulai tahu banget." Menutup kegugupan, Treya memeluk laptop dan timpukan berkasnya. Bijaknya dia segera keluar meeting room. Selain pekerjaan, dia harus menjauhi Rend yang mudah sekali bermain tali dengannya. Bukan tali karet, melainkan, terus-terusan tarik ulur.
"Memang tahu." Dia harus percaya diri.
Decakan Treya lolos. "Terserah. Saya mau balik." Segera Treya mengambil langkah keluar. Tahu kalau Treya akan kabur, Rend tidak kalah gesit. Sementara Treya yang tahu Rend pasti berusaha menghalangi dia, segera dia berlari mendekati pintu. "Treya," panggil Rend.
Dan begitu tubuh Treya berasil keluar, segera dia tutup pintu sebelum Rend mencapai lengannya.
"Shit! Ya!" maki Rend dari dalam karena gagal. Treya menahan ganggang pintu supaya Rend tidak bisa membuka.
"Treya! Buka pintunya!" Dia terus mengetuk pintu.
Di balik pintu, Treya tidak bisa menahan tawa. semoga tidak memar lagi hidung pria tersebut. Habis dia puas banget. Biar tahu rasa!
"Treya! Buka!"
"Nggak! Mas! Saya kunci di dalem pakai sapu, ya! Bye!"
Di balik pintu, Rend melotot. "Treya!"
•••
"Sudah dengar kabar hari ini?" Selsi menodong pertanyaan begitu Treya sampai kubikel. Dia habis dari pantry, sempat menyantap beberapa biji gorengan karena tidak begitu lapar. Makanya tidak ikut ke foodcourt.
"Kabar? Kabar apa?" tanyanya balik sambil menunduk, melepas sepatu dan menukar dengan sandal di bawah kubikel. Kakinya butuh bernapas.
Bunyi dug terdengar saat Selsi mendorong kursinya hingga mengenai kursi Treya. Salah satu alis Treya menukik, tanda menunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fauxbae'ing | TAMAT ✔
ChickLitSeminggu sebelumnya, Ariendra Pilli masih menjadi Produser Treya di kantor. Seminggu berikutnya, Treya memanggil Rend "Sayang", pakai acara menyandarkan kepala ke lengannya pula. Seminggunya lagi, di tangga kantor, sambil memohon, Treya bilang, "K...