44. Are You Ready?

2.5K 302 8
                                    

Kabar resign Glasya bukan sekadar bualan. Sudah menyebar, orang-orang mulai mempertanyakan bagaimana cara dia bertanggung jawab pada keputusan dia yang hengkang sebelum Kabari Seleberiti memiliki pengganti.

"Perasaan, dari kemarin ada saja hal yang bikin presenter hengkang." Begitu yang Treya dengar di balik pintu toilet saat salah satu dari rekannya mengobrol di depan wastafel. Treya mengaminkan, kalau mau merekam jejak, ada saja hal-hal tak terduga satu per satu menghampiri dia. Mulai dari pertemuan dengan Glasya dan Jenandra di kondangan, pura-pura menjadi pacar Ariendra, Tasya yang harus hengkang karena skandal atas keteledorannya, tidak tahunya Glasya justru menyelinap dalam hidupnya, mengacaukan seluruh ketenangan Treya. Treya terpaksa membuat kesepakan.

Tangan Treya mencengkeram erat handel pintu, tawanya lolos, sekarang segala rencana hanya tinggal bagaimana Treya yang tidak mampu mengendalikan perasaannya sendiri, bahkan di saat Glasya memutuskan hengkang. Sisanya, Treya justru terbawa perasaan pada Rend. Umpatannya langsung lolos, siapa suruh terlalu mendalami peran. Treya terdiam sejenak, sekarang, kalau Glasya saja akan pergi, buat apa dia masih bertahan sebagai pacar pura-pura Rend? Dia memukul kepalanya kesal, kalau sudah begini, repot sendiri, kan!

Dan saat obrolan di luar mereda, segera Treya keluar toilet. Namun, saat melewati koridor, langkah Treya  berhenti begitu matanya menangkap sosok Rend yang berjalan ke arahnya. Mulanya pria tersebut tidak menyadari kehadiran Treya karena berjalan sambil mengecek tab. Tidak tahunya tiba-tiba pandangan pria tersebut naik, hingga sama-sama berhenti melangkah.

"Sial," desis Treya sesaat sebelum memutar tumit untuk kabur.

Rend yang sadar segera bersuara. "Treya!" panggil Rend segera mengejar. Makin cepat Treya melangkah. Namun, belum berhasil menjauh, tahu-tahu Rend sudah berdiri di depannya sampai Treya harus menjerit. "Yak!"

Rend tersenyum manis. Sementara di mata Treya justru serupa senyum sarkas.

"Hai, Mas." Treya nyengir.

"Sapaan kamu seperti nggak bertemu berbulan-bulan, ya."

"Hehe, masa sih?" Treya pelan-pelan melangkah mundur.

Sejujurnya Treya menyesal mengunci Rend. Pasalnya dia bisa habis di tangan Rend. Awalnya dia sadar kalau Rend akan mengurus program lain sehingga mereka tidak akan segera bertemu. Nyatanya semesta tidak mendukung.

Rend bersedekap. "Senang berhasil mengunci saya?"

Treya nyengir. "Berhasil keluar kan, Mas."

"Aduh!" keluh Treya tepat usai Rend menyentil keningnya.

"Kalau Pak Firman tidak segera membuka pintu. Kamu berhasil menghancurkan satu program."

Treya menunduk. "Maaf," cicitnya.

Desahan Rend lolos. "Saya punya salah?" Rend mengalihkan obrolan.

Diam-diam Treya cemberut. "Banyak," desisnya.

"Bisa sebutkan?"

Mana mau!

Kepala Treya berhenti menunduk. "Nggak." Treya menggeleng.

"Lagipula impas kok."

Kening Rend mngernyit. "Kenapa impas?"

"Mas juga nggak bilang soal Glasya yang resign." Kesempatan Treya untuk menyinggung tentang Glasya. Rend terdiam sejenak, sebelum desahannya lolos. "Kalau tadi pagi kamu masih bisa saya ajak mengobrol, pasti saya bilang. Pernah saya menutupi segala dari kamu?"

Waduh. Kok ngeri, ya. Dibilang begitu Treya kan jadi deg deg an.

"Idih! Pernahlah."

Rend hanya tertawa sebagai reaksi.

Fauxbae'ing | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang