6. Bukan Main

3K 370 7
                                    

Langsung ada bunyi tak saat kursi Selsi merapat pada kursi Treya karena benturan dari kedua sisi kursi tersebut. Lalu dengan ekspresi seakan masa sih?, Selsi tanya, "Glasya beneran temen kuliah lo?"

Harus jawab apa coba?

"Wajar sih, Treya dulu kan lulusan film & TV. Nggak heran bisa ketemu temen di tempat kerja." Yangga yang sedang mengancingkan korsa dengan tangan kanan, sekaligus memakai sepatu sambil menunduk ikut menimpali.

"Wah, masih nggak nyangka, lho," kata Selsi.

Kalau sudah begini, Treya tidak mampu mengelak. Glasya tahu-tahu sudah mengibarkan bendera pernah sok kenal sok dekat lagi. Mau pura-pura enggak kelan juga susah. Cuma bisa bilang, "Nggak usah heran, Sel. Kayak kata Yangga tuh. Wajar!"

"Iya, sih." Selsi manggut-manggut saja.

"Tapi lo kok sepet gitu, sih? Di mana-mana temen lama kalau ketemu tuh pelukan, tanya kabar, ini malah bingung, kaget, cemberut lagi," lanjutnya heran.

Ya karna dia musuh gue, nggak ada musuh yang akur kali. Sayangnya hanya sampai di tenggorokan.

"Masa sih? Ya nanti deh gue hebring gitu," balas Treya agak malas tanpa menoleh, tangannya sibuk menyeleksi beberapa materi hari ini.

Selsi dan Yangga saling berpandangan karena merasa aneh dengan gelagat Treya.

"Tapi lumayan, bisa jadi obat kalau capek. Cantik banget," timpal Yangga.

"Ye! Lo mah apa-apa cantik," gerutu Selsi.

"Emang selama ini, gue nggak cantik, ya? Sampai nggak bisa jadi obat capek lo?" sambung Treya kesal. Kalau cewek lain yang mendapat pujian, Treya santai saja. Masalahnya, ini Glasya, musuhnya.

Tawa Yangga meletup. "Cantik, cuma ketutup tomboi. Makanya agak feminim, Ya."

"Ga, kerja kayak kita kalau feminim susah kali mau lari, mau lompat pager, mau naik ojol," sewot Selsi.

Giliran Treya yang tertawa. "Dikira jadi cewek enak."

"Tapi kalau dipikir-pikir, Glasya tuh tipe cewek idamannya para cowok sih. Emang." Selsi manggut-manggut.

Oh, pantes Jenandra selingkuh sama Glasya.

"Itu yang gue maksud," balas Yangga lalu memasukkan ponsel ke saku celana dan menaruh handytalk pada saku depan korsa.

"Termasuk Mas Rend?" tanya Treya asal-asalan.

"Nggak, nggak." Selsi geleng-geleng.

"Kalau Mas Rend tipenya kayak lo." Selsi santai menunjuk Treya.

Kaget. Treya melotot. "Kok?" Habis tidak pernah masuk akal dalam benaknya.

"Yang bar-bar bin bisa ngangkat galon gitu, ya?" kekeh Yangga langsung terkena timpuk tempat tisu dari Treya.

"Ya!"

"Sukurin!"

Di tengah mereka, Selsi mendesah. Gelut lagi.

"Bukan gitu, gue pernah tanya." Suara Selsi serius.

Kening Treya mengerut, sedikit penasaran.

"Katanya yang sebelah duabelas sama lo," lanjut Selsi.

Decakan Treya lolos, lalu memalingkan wajah. "Nggak mungkin."

Karena kalau iya, harusnya Rend menyetujui ajakan fake datingnya.

"Ye nggak percaya."

"Emang," sewot Treya. Selsi enggak tahu aja apa yang sudah terjadi diantara dia dan Rend.

Fauxbae'ing | TAMAT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang