chapter 25

25.7K 1.1K 80
                                    


Selamat membaca yaaaaa
Diminta untuk vote dan komen😌😌








Alena terbangun pukul lima pagi. Ia perlahan melepas jarum infus, lalu turun dari ranjang dan sebisa mungkin tidak membuat Al terusik. Alena memungut pakaian nya yang berserakan begitu juga dengan pakaian Al.

Gadis itu berjalan mendekati tas yang berisi keperluan nya. Didalam hanya terdapat piama dan beberapa pakaian dalam saja.Setelah mengambil bajunya Alena masuk ke toilet untuk mencuci muka. Lalu ia memakai piama nya.

Dengan pelan gadis itu duduk di sofa. Ia melipat baju mereka berdua kemudian memasukkan nya kedalam tas.

Kemudian Alena mendekati Alvaro yang masih tertidur pulas. Ia memandangi wajah tampan Alvaro. Alvaro benar-benar sangat sempurna dengan rahang tegas. Mata indah yang selalu menatap tajam  lawannya. Kemudian bibir Al yang cipok able.

Alena sudah membulatkan tekadnya. Ia akan pergi dari hidup Alvaro. Kejadian dimana Al dengan paksa membawanya ke klinik abal-abal untuk aborsi benar-benar tak bisa gadis itu lupakan.

Ia mengecup pelan kening Al sebagai tanda perpisahan. Lalu mengambil ikat rambutnya dan memakaikan pada tangan  Alvaro sebagai gelang.

"Aku hanya bisa kasih ini. Semoga setelah ini hidup kamu lebih bahagia. Aku mencintaimu Alvaro Zevran." Bisik Alena sebagai ucapan perpisahan.

Kemudian Alena beralih pada perutnya. Ia mengelus pelan perutnya. "Bantu Mama ya sayang. Semoga kita berdua bisa sama-sama berjuang" gumam Alena.

"Selamat tinggal Papa"

Alena meninggalkan ruangan nya. Dilihatnya dua bodyguard Al sedang tertidur. Ia berjalan pelan menuju loby rumah sakit. Saat ini ia akan menuju tempat nya bekerja dulu untuk mengundurkan diri dan meminta gajinya. Lumayan uang nya bisa ia gunakan untuk biaya hidup sementara.

Diliriknya langit yang sudah mulai terang. Ia juga melihat jalan raya yang mulai ramai. Gadis itu berjalan kaki sampai ke cafe tempat ia bekerja karena ia tak punya uang untuk membayar angkutan.

Gadis itu mulai kelelahan. Ia melap keringat yang ada di dahinya. Menghela nafas sekali lalu kembali berjalan.

Hingga tak terasa ia bisa melihat dihadapannya sudah terpampang cafe FH tempatnya bekerja. Dan juga cafe sudah buka.

Alena lansung memasuki Cafe tersebut. Dan ia menemukan salah satu teman kerja yang sedang sibuk melap meja.

"Dimas" panggilnya

"Eh, Alena Lo kok pake piama? Lo kira ini tu hotel?!" Balas Dimas

"Hehe. Aku mau tanya, apa Mbak Yuni Uda datang(pemilik Cafe FH)?"

"udah barusan. Lo temui aja di ruangan nya. Gue mau lanjut kerja dulu"

"Ok Dimas, makasih ya"

Lalu Alena melangkah menuju ruangan atasannya. Perlahan tangannya mengetuk pintu ruangan tersebut. Dan setelah mendengar intrupsi masuk dari dalam ia pun membuka pintu itu.

"Lo! Alena, kenapa datang nya pagi? Kan kamu masuknya sore" ucap mbak Yuni

"Maaf mbak" jeda Alena

"Sebenarnya aku mau mengundurkan diri" ucapnya dengan menunduk

"Kenapa tiba-tiba?" Tanya Yuni

"Alena mau pindah mbak"jawabnya

"Ooo. Tapi maaf ya jangan tersinggung. Tapi kan orang tua kamu Uda ga ada. Kamu mau kemana?"

"Alena dapat beasiswa mbak. Jadi sayang kalau ga diambil" bohongnya.

"OOO. Ok tunggu sebentar ya"
Mbak Yuni mengambil sesuatu dari dalam laci mejanya.

Bad husband ( TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang